Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

09.

Seorang anak laki-laki sedang fokus menatap layar televisi. Bola matanya selalu bergerak mengikuti bola voli dalam suatu pertandingan yang ditontonnya. Tampak anteng sekali dia.

Sampai-sampai tak menyadari bahwa adik sepupu tersayangnya kini sedang menghampiri seseorang lain di luar pagar sana dengan senyum sumringah.

"Kei!"

Yang disebut nama kecilnya langsung bersikap waspada. Mengingatkan gadis kecil yang memanggilnya agar tak terlalu berisik.

"Sedang apa saudaramu sekarang?" tanya Tsukishima Kei dengan suara pelan seperti bisa saat ia diam-diam main ke rumah [full name] belakangan ini.

"Tobio lagi nonton voli di ruang tengah," jawab gadis itu seraya memeriksa ke belakang.

"Berarti dia bisa ngeliat ke sini," gumam Tsukishima. Mengerti keadaan sebab pintu pagar rumah [name] sejajar dengan pintu rumah yang sedang terbuka tersebut.

Beda dengan Tsukishima yang sedang berpikir diam-diam, [name] malah sedang memerhatikan apa yang dibawa anak laki-laki itu dalam pangkuannya.

"Kei, kamu bawa apa itu?" Tanya [name]. Tapi Tsukishima itu malah hanya menatapnya.

Sampai kemudian, Tsukishima menarik pergelangan tangan [name]. Membuat gadis itu jadi menubruk dadanya dalam keadaan duduk.

"Kita harus ngumpet dibalik dinding ini kalo kamu pengen tau apa yang aku bawa."

Dengan begitu, Tsukishima Kei pun bergerak untuk menutup pintu gerbang rumah [name] agar tidak menimbulkan kecurigaan.

Dan Kageyama Tobio di dalam sana yang merasa ada suatu yang bergerak di luar menoleh. Namun akhirnya hanya mengendikkan bahu kala menemui bahwa tidak ada siapapun. Anak laki-laki itu pun kembali memfokuskan diri pada pertandingan di televisinya.

Benar-benar tak menyadari bahwa kini adik sepupu tersayangnya sedang duduk rapat-rapat bersama 'anak nakal' di balik tembok rumahnya sendiri.

"Aman," ujar Tsukishima Kei yang telah menutup pintu gerbang dengan sukses. Anak laki-laki itu kemudian menoleh ke samping, di mana [name] ia bawa untuk tak duduk di samping pintu gerbang.

"Nah, kita bisa main ini bareng sekarang tanpa ketauan," ucap Tsukishima sambil menunjukan sebuah konsol yang dibawanya dari rumah, "tapi awas ya, gak boleh berisik. Nanti ketauan."

[Full name] mengangguk. Lalu memindahkan atensinya pada konsol game tersebut, "apa itu permainan yang ada melawan monsternya?"

"Maksudmu Monster Hunter? Kamu suka main yang seperti itu?" Tanya Tsukishima. Dari wajahnya tampak agak antusias.

"Engga, sih. Tapi aku suka liat Tobio mainin itu terus. Apa seru?"

Tsukishima tersenyum. Tampak sangat senang dengan topik ini.

"Seru! Kamu bisa cobain main sekarang," ujar anak itu. Berikutnya menyalakan PSP-nya dan mencari game tersebut.

[Name] di sisinya tak sadar makin merapatkan diri untuk melihat isi dari konsol game tersebut, "tapi aku gak bisa mainnya, Kei ..." ujarnya.

"Aku bisa ajarin kamu, kok," Tsukishima itu lantas memberi konsolnya, "nih, kamu coba."

Walau masih tak mengerti, gadis kecil itu tetap mengambil konsol yang disodorkan padanya.

Hingga akhirnya sembari bermain, Tsukishima itu memberitahu bagaimana cara memainkannya. Mulai dari guna tombol-tombol di sana. Dan bagaimana caranya agar bisa menang.

Kedua anak kecil berlainan jenis itu tampak asik duduk di tanah dengan saling merapat memainkan konsol game.

[Name] yang tak seahli itu dalam memainkan game, ujung-ujungnya hampir menyerah dan mengambalikan konsol itu pada pemiliknya, kalau saja Tsukishima tidak terus menyemangati dan memberi arahan.

Bahkan kadang, tangan Tsukishima ikut memegang konsol, membantu tangan [name] untuk mengontrol permainan.

Sehingga akhirnya gadis kecil itu bisa mengalami kemenangan pertamanya dalam mencoba sebuah game.

"Kita menang, Kei!" ujar [name] terlihat sangat senang. Dia bahkan sontak menoleh ke arah Tsukishima dengan ekspresi cerahnya.

Membuat Tsukishima membeku karna mendapat dua serangan.

Pertama. Wajah sumringah [name] yang terlihat menggemaskan.

Dan kedua. Karna wajah tersebut terpahat tepat sekali di hadapannya dengan minim jarak.

"Aku bisa menang karena bantuanmu. Sekarang aku mau coba sendiri ya," ucap [full name].

Tak menyadari bahwa Tsukishima di sampingnya sedang memalingkan wajahnya yang memerah sampai telinga.

"Aku kok kayak dengar suara [name]
... Tapi dimana ya?"

Tsukishima Kei tersentak. Hilang sudah seluruh merah di wajahnya kini.

.

.

.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro