Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

08.

Gadis kecil melangkah seraya bercelinguk. Menghampiri tempat di sudut-sudut atau bahkan tempat yang tertutup.

Namun, sudah sepuluh menit berlalu ia tetap tidak menemukan di mana kakak sepupunya itu bersembunyi.

Iya, benar. Kedua anak ini sedang bermain petak umpet berdua saja. Dan ini saatnya [full name] yang berjaga.

Berbeda darinya saat bersembunyi, Kageyama selalu agak sulit ditemukan.

Entahlah. [Name] mulai lelah mencari sekarang.

"Tobioo kamu di mana, sih?" panggilnya tampak lelah.

Di kamar-kamar, Kageyama tak dapat ditemukan. Dan [name] sudah menyerah untuk mencari. Akhirnya gadis itu hanya mendudukan diri di halaman rumah. Menunggu saja sampai kakak sepupunya datang sendiri.

Sambil berkeliling di sana, [full name] menyenandung kecil.

"Sst."

Tertegun, [name] bercelinguk, "Tobio?"

"Sst, [name],"

Lagi, gadis kecil itu bercelinguk mencari eksistensi.

"Tobio kamu ngumpet di mana? Jangan-jangan di dalam mobil?" Ucap [name] menduga-duga sendiri. Gadis kecil itu menatap kaca mobil dari luar.

Kalau memang Kageyama itu bersembunyi di dalam mobil, [name] merasa harus memarahinya karena curang.

Tapi mau seberapa lama pun gadis kecil itu menatapi kaca mobil untuk menemukan siluet. Ternyata suara panggilan itu bukan berasal dari mobil.

Lagian benar juga. Suara Kageyama itu pasti tidak akan terdengar jika ia memang bersembunyi di dalam mobil.

"[Name] sini, mendekat ke pagar."

Penasaran, gadis kecil itu akhirnya mengikuti perintah yang diucapkan walau agak ragu. Dan apa yang di dapatinya di balik pagar, hampir membuatnya berucap keras karna senang.

"Sst, jangan berisik. Nanti aku diusir sama saudaramu itu."

Benar. Tsukishima Kei yang ada di balik pagar itu sambil berjongkok.

Sebab [name] adalah anak yang penurut, maka gadis itu mengecilkan suaranya, "kamu ngapain Kei?"

"Dia masih di sini?"

"Siapa?"

"Saudaramu."

"Ah, iya. Tobio lagi sembunyi main petak umpet bareng aku," balas [name]. Berikutnya mengulang lagi pertanyaan yang tak terjawab, "kamu ngapain ke sini, Kei?"

"Aku mau main sama kamu," jawab anak lelaki itu akhirnya, "tapi kayaknya sekarang juga gak bisa, ya?"

"Bisa, kok," ujar [name]. Lalu melanjutkan, "ayo main petak umpet sama kita sekarang."

"Gak bisa, [name]. Nanti saudara kamu pasti gak ngebolehin," jelas Tsukishima. Dalam hati menahan agar tak keluar kalimat negatif saat berbincang dengan gadis polos seperti [full name].

"Tobio katanya udah gak marah lagi sama kalian, kok," ucap [name].

Tsukishima yang mendegar itu hanya terdiam menatap gadis kecil di dalam pagar rumahnya. Entah memang benar dengan ucapan itu atau tidak. Namun di sisi lain, Tsukishima masih tak merasa yakin jika sepupu [name] itu sudah tak melarang lagi.

"Gak apa-apa. Kita main lain kali aja kalo gitu," ujar Tsukishima. Akhirnya mengalah saja tak dapat bermain lagi dengan gadis kecil ini.

"Yah, kok gitu?"

"Hehe, yang penting sih aku bisa ketemu kamu lagi sekarang," detik berikutnya Tsukishima ingat, "oh iya, nih."

Anak laki-laki itu mengulurkan sebuah plastik kembung berisi ikan dengan warna cantik.

"Aku dapat ikan ini saat pergi ke sungai sama kakakku. Kayaknya ikan cewek soalnya cantik banget," [name] terlihat meraih plastik kembung itu, Tsukishima lantas menyambung, "makanya aku pikir ini lebih cocok buat kamu."

Melihat binaran dalam manik [name], Tsukishima tanpa sadar menampilkan guratan merah. Lalu tersenyum, "simpan, ya. Nanti aku liat lagi kalo udah besar."

Ikut tersenyum, [name] pun mengangguk senang, "aku akan menjaganya. Terimakasih Kei!"

"[Name] kok kamu gak nyari aku, sih?"

Tsukishima tersentak. Sementara [name] sontak menoleh. Suara Kageyama Tobio datang dari dalam rumah. Ternyata benar di dalam dia bersembunyi.

"[Name], jangan bilang itu ikan dari aku, ya. Bilang aja beli, oke?"

Gadis kecil itu ingin bertanya alasannya, namun Tsukishima Kei terlihat buru-buru sekali.

"Besok aku ke sini lagi. Jangan bilang ke saudaramu, ya. Sampai jumpa!"

Dengan itu anak blonde tersebut pergi dari depan rumah [full name].

"Kamu bukannya nyari aku malah beli ikan-ikanan ..." ujar Kageyama Tobio saat menemukan adik sepupunya berdiri sambil memegang plastik berisi ikan.

.

.

.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro