07.
Kageyama Tobio bercelinguk. Mencari eksistensi yang tak ia temukan di kamarnya tadi.
"Bibi, [name] ke mana?" Tanya anak itu kemudian.
"Ah, aku rasa dia sedang main di depan."
Sesegera itu Kageyama langsung berlari ke luar rumah begitu mendengar jawabannya.
"Ck, dia pasti main lagi sama anak-anak nakal itu," resahnya pada diri sendiri.
Namun begitu sampai di depan pintu rumah, Kageyama perlahan melonggarkan kembali ekspresinya. Sebab, [Full name] adik sepupunya itu ada di halaman rumah ternyata.
Sedang bermain, sendirian.
Entah kenapa saat melihatnya Kageyama terbesit rasa iba. Walau detik berikutnya ia menepisnya dengan menggelengkan kepala.
'Keselamatan [name] lebih penting!' tegasnya pada diri sendiri.
Tak ingin membiarkan adik sepupunya main sendirian, Kageyama pun lantas menghampiri untuk segera ikut bermain.
[Name] yang sedang bermain lempar bola dengan dinding sebagai lawannya, menoleh begitu merasakan ada yang mendekatinya. Oleh sebab itu, bola yang sedang [name] lempar malah lolos kemudian.
Dan Kageyama yang mengambilnya.
"Ayo main bersama, [name]." Ucap anak lelaki itu. Sontak membuat gadis kecil di hadapannya tersenyum sumringah.
"Kita main lempar tangkap ya, Tobio!"
Kageyama melukis senyum. Rasanya enang sekali melihat [name] yang selalu riang ini.
Walau terkadang dia juga yang membuat [name] cemberut sedih, misalnya seperti kejadian pulang paksa lusa lalu. Tapi adik sepupunya itu tetaplah gadis polos yang mudah jua untuk kembali melukis senyum.
Mungkin apa yang dilakukan Kageyama ini adalah hal yang jahat. Tapi anak laki-laki itu sebenarnya hanya sayang sekali pada adik sepupunya. Kageyama tidak mau [name] sampai mempunyai teman yang bisa membully-nya. Apalagi dengan anak laki-laki.
Sayangnya, Kageyama Tobio tidak bisa selalu menjaga adik sepupunya setiap saat.
Sekarang, kebetulan saja ia sedang liburan musim panas ke rumah bibinya.
Maka dari itu, Kageyama bersumpah selama liburan ini, akan ia buat [name] tak merasa kesepian sehingga harus kembali main bersama anak-anak nakal kemarin.
"Tobio," [full name] memanggil kakak sepupunya itu di tengah bermain.
"Ada apa, [name]?"
Terdiam sejenak dulu, gadis kecil itu kemudian melanjutkan kalimatnya, "kenapa Tobio gak suka sama Kei dan teman-temannya?"
Maunya Kageyama itu tak menjawab pertanyaan gak penting seperti ini. Namun, kala melihat ekspresi turun dalam wajah [name], Kageyama merasa dia harus menjelaskan hal ini perlahan-lahan.
"[Name], aku cuman takut mereka berbuat jahat sama kamu. Karna mereka semua laki-laki,"
"Ada ceweknya kok, namanya Hitoka, tapi kemarin dia memang lagi gak main ..."
"Tetap aja, [name]--"
"Tobio, beneran deh percaya sama aku mereka itu baik ..." Ujar [name], masih berusaha membuat Kageyama menerima pandangannya.
Tapi Kageyama tetaplah Kageyama. Setidaknya anak itu tidak akan mudah percaya jika tidak melihatnya langsung.
Dan sebab itu lah, [name] melukis ekspresi sedih lagi kini.
Diam-diam Kageyama itu pun mendecih. Dia benci melihat [name] sedih, tapi melakukan hal ini juga penting bagi adik sepupu tersayangnya.
Tak ada pilihan lain, akhirnya Kageyama itu berusaha menerima ucapan [name].
"Iya baiklah, aku percaya sama kamu," ucapnya, langsung membuat ekspresi gadis kecil itu mencerah, "tapi untuk liburan ini, kamu jangan main keluar dulu, ya. Main aja sama aku selagi aku di sini."
Tak berpikir panjang lagi, [name] pun mengangguk untuk mengiyakan, "Tobio gak marah lagi, kan?"
"Tidak, [name]."
Ya, setidaknya untuk saat ini. Karna Kageyama bertekad untuk membuat [full name] melupakan anak-anak itu selama liburan musim panas ini.
.
.
.
mohon maaf ya teman, aku bakalan update kondisional aja kali ini:')
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro