Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1

Disclaimer = Genshin punya Mihoyo ya,

Pairing = Childe x Zhongli (main pair, 70%), aether x keqing (side pair), kaeya x diluc, ada req pairing lain ?


-------------------------------------------

"Kekuatan anemo besar itu dari anak-anak ? ?"

--------------------------------------------

Angin malam berhembus, menyapu rambut seorang Fatui harbinger berambut oren yang sedang berada di Liyue Harbor. Rambut Orennya memantulkan kembali sebagian sinar bulan, nampak indah dan mata birunya tampak terpejam. Childe membuka mata sejenak, menikmati pemandangan sekelilingnya sebelum mengambil napas dalam dan menejamkan mata lagi.

Terdengar langkah kaki, membuatnya menyadari kehadiran orang lain selain dirinyai. Pria bersurai oren itu menoleh, melihat seseorang yang dia cintai, juga orang yang coba hindari selama berminggu-minggu. 

Zhongli berdiri  dengan tangan terlipat di depannya, kepalanya condong melihat ke arahnya. Posisinya rileks seolah dia sudah berdiri di sana berjam-jam menunggunya. Ekspresi di wajahnya yang cantik tampak cemas, tidak seperti biasanya.

"Xianseheng." Childe berkata, tatapannya terfokus pada pria bersurai hitam indah di depannya, "Apa yang kamu lakukan di sini? Kau tidak tidur ?"

Dia mencoba mengabaikan tenggorokannya tercekat tidak tahu harus berkata. Di satu sisi dia sangat rindu pada pria itu, di satu sisi dia sedang menghindari Zhongli.

Childe mencoba menghilangkan perasaanya dengan menghindari pria itu karena dia tahu Zhongli tidak mencintainya balik dan kedekatannya saat ini sama sekali tidak membantunya.

"Kurasa aku belum ingin tidur." Zhongli menjawab. Suara pria itu sangat lembut terdengar di telinga Childe. Dia melihat mata emas indah milik Zhongli menyipit. "Sudah tiga minggu sejak terakhir kali kita bertemu, Childe. Aku bertanya-tanya bagaimana keadaanmu." Dia melanjutkan dengan tenang.

Mata Childe sedikit melebar mendengarnya, menunjukkan perasaan bersalah. Dia menghela napas sebentar.

"Aku baik-baik saja, terima kasih Xiansheng." Dia berkata dengan senyumannya yang biasa, "Kau tidak perlu mencemaskanku. Kau lebih baik tidur. Kau pasti lelah setelah bekerja di Funeral Parlor seharian"

Zhongli tidak membalas kali ini dan hanya menatapnya dalam.

"Apa?!"

Pria bersurai hitam indah itu dengan lembut menggelengkan kepalanya. Dengan sedikit kesal, dia mendesah sebelum menambahkan, "Aku heran kenapa kau lebih mencemaskanku Childe. Aku lebih mencemaskanmu. Kau sekarang seperti menjauhiku."

Childe memaksakan sebuah senyuman di bibirnya "Xiansheng. Tidak ada yang perlu dicemaskan. Aku tidak menjauhimu"

"Benarkah ? Kita bahkan tidak pernah jalan bersama lagi. " Zhongli menggembungkan pipinya kesal.

Childe tidak bisa menolehkan pandangannya dari pemandangan di depannya.

Zhongli imut sekali.......

Dia mulai merasakan wajahnya mulai panas, tanda dia harus segera pergi.

Dia baru akan melangkah menjauh sebelum Zhongli menggenggam bahunya cepat.

Childe merasakan jantungnya berdetak lebih kencang saat merasakan tubuh mereka sangat dekat satu sama lain.

"Aku tidak suka kamu menjauhiku, Childe." Suara lembut yang lirih mucul dari bibir sang mantan Archon. Setitik keputusasaan yang nyaris tidak disembunyikan disertai rasa sedih terlihat dalam mata emasnya.

Childe merasakan hatinya tertusuk saat melihatnya. Dia sangat kesal pada dirinya sendiri yang sangat pengecut dan memilih untuk menghindari pria di depannya tanpa pemberitahuan apapun. 

Zhongli sendiri bingung mengapa hal ini sangat mengganggunya. Yang dia tahu hanyalah bahwa betapa rindunya dia pada kehadiran Childe yang selalu bersamanya selama beberapa bulan terakhir.

"Lepaskan aku, xiansheng. Sudah kubilang aku tidak menjauhimu." Childe berkata lirih, mencoba untuk melepaskan tangan Zhongli dengan gerakan lembut. Tangan Zhongli yang menggenggamnya saat ini bahkan tidak bergeming sedikitpun, "Xiansheng, sudah kubilang lepaskan aku."

Childe mengertakkan gigi. Dia berada di zona bahaya. Kehadiran Zhongli didekatnya membutnya ingin melakukan berbagai hal berbahaya pada pria itu.

"Kau pasti akan kabur jika kulepas, Childe." Zhongli menggembungkan pipinya sekali lagi dengan kesal.

Childe benar-benar tidak bisa berkata apa-apa.

Bisakah kau hentikan itu, Xiansheng ?

Jangan buat aku melakukan apa-apa padamu.

Mereka berdiri tegak, saling menatap, mencoba membuat yang lain mundur. Suasana terasa berat dengan ketetapan hati keduanya yang pantang menyerah.

Childe menatap ke dalam mata emas indah yang selama ini dirindukannya. Dia menemukan keinginan kuat untuk menjelajahi setiap inci wajah cantik pria bersurai hitam itu. Dia adalah orang pertama, dan kemungkinan besar yang terakhir, yang pernah berada sedekat ini dengan sang mantan Archon dan dia merasa senang karenanya. 

Sial. Jangan terpana Childe. 

Prioritas utamanya saat itu adalah bagaimana agar lepas dari cengkraman tangan Zhongli. Dia merasa setiap momen dengan pria itu membuat perasaanya lebih tidak bisa hilang.

Dia tidak tahan melihat mata emas Zhongli, mereka mengingatkannya mengenai perasaan yang ia sembunyikan. Walaupun begitu, dia tidak bisa menolehkan arah pandannya dari kedua iris mata itu.

Terdapat keheningan yang lama sebelum Childe meletakkan jarinya di dagu pria bersurai hitam itu, membuat terkejut Zhongli. Entah kenapa, Zhongli merasakan wajahnya memanas.

Tidak tahu dari mana asalnya tapi aura diantara mereka berubah. Auranya masih dipenuhi dengan amarah, iritasi dan tekad yang tak tergoyahkan tetapi ada perasaan lain, yaitu Nafsu  yang menjelajah setiap inci tubuh mereka.

Zhongli terkejut karena penolakan yang berganti menjadi nafsu di mata biru Childe. Apa. Tidak. Mungkin dia salah persepsi.

Childe juga tercengang. Tidak pernah dalam seluruh hidupnya dia merasa selapar ini. Dia benar-benar ingin menyentuh pria di depannya.

Waktu seperti berhenti. Mereka terpaku dengan diri masing-masing. Setelah waktu yang terasa lama, Zhongli perlahan-lahan melepaskan genggamannya pada sang pria bersurai oren itu. Dia mundur beberapa langkah, meski tidak pernah sekalipun mengalihkan pandangannya dari mata biru Childe.

Childe baru menyadari apa yang hampir ia lakukan setelah Zhongli melepaskan tangannya. Dia tidak tahu harus kesal atau bahagia karena tidak jadi menyerang Zhongli tadi. Dengan perlahan, dia menjauh dari tempatnya berdiri, memutuskan kontak mata dengan mata emas yang selalu ada dipikirannya.

"Pembicaraan ini belum selesai, Childe."

Childe tidak bisa merespon. Suarannya hilang di tenggorokan. Prioritas utama saat ini adalah menjaga jarak sejauh yang dia bisa dari Zhongli, sebelum dia melakukan sesuatu yang akan dia sesali, seperti menyatakan perasaanya atau melakukan hal berbahaya lainya.

Pria bersurai oren itu baru menjauh beberapa meter ketika dia merasakan gelombang besar anemo dari tempatnya tadi. Dia tanpa sadar segera melihat ke arah Zhongli, mengecek keadannya. Dia menghela napas lega ketika menemukan keadaan pria itu baik-baik saja.

Zhongli menyadari kecemasan Childe dan memberinya anggukan kecil sebelum mengajaknya menuju lokasi gelombang anemo itu berasal.

Tak ada yang mengalahkan keterkejutan mereka saat melihat dua sosok anak kecil tidak sadar. Anak laki-laki dan perempuan dengan rambut oren. Mungkin usianya sekitar 6 tahunan.

"Anak-anak?  Gelombang anemo tadi dari anak-anak ?" gumaman kaget Zhongli menyadarkan Childe bahwa dia tidak salah lihat. 

Beberapa bisikan terdengar membuat keduanya tahu bahwa penduduk Liyue lainnya sudah datang. Bisikan tak percaya yang ada mendukung keyakinan mereka bahwa yang di depan mereka memang anak-anak.

Angin bertiup lembut dan dia tersentak sedikit ketika dia tiba-tiba melihat punggung kecil itu tegak dan perlahan menoleh padanya, memperlihatkan dua pasang mata emas yang familiar.

Saat melihat Zhongli, sang anak perempuan langsung berlari ke arah pria itu. Childe hendak mengambil bilah hidronya tetapi terhenti saat dia melihat wajah anak yang berlari - sangat mirip dengan Zhongli

Zhongli sendiri gagal bereaksi saat anak perempuan itu memeluknya, aroma anak itu menyelimuti dirinya.

Anak perempuan itu kemudian menjerit bahagia. "Mama? Mama Zhongli !!! "

Apa??

-------------------------------------------

Huwaa 6 bulanku berhenti di dunia BL hiks

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro