Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

19. Content

Mereka berdua duduk di pinggir kolam renang, kaki mereka bergelung di dalam air yang tenang. Xenon terus menggenggam erat tangan Adena, sebagai tanda ketenangan dan perlindungan.

Adena memandang Xenon dengan mata berbinar. "Xenon, saya sungguh berterima kasih atas usahamu menyelamatkan Donna kemarin."

Xenon mengangguk dan mendekatkan bibirnya untuk memberikan ciuman lembut pada Adena. "Saya akan melakukan apa saja untukmu, Adena."

Adena tersenyum, tetapi kemudian mengusap lembut bibirnya. "Kamu sepertinya terlalu sering melumat bibir saya."

Xenon tertawa lembut, tak terganggu oleh sindiran Adena. "Mungkin itu pertanda sayang."

"Sayang atau nafsu?" goda Adena dengan senyuman licik.

Xenon menjulurkan lidahnya, sambil meremas dagu Adena dengan santai. "Keduanya."

Adena mendengus ringan. "Tidak bisa diharapkan dari pria sepertimu."

Xenon menunjukkan senyum lebar. Ia menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak gatal. "Aku memang pria unik."

"Kalau kata uniknya dihilangkan, mungkin lebih pas," sahut Adena.

"Sebenarnya, aku masih penasaran, Adena. Sudahkah kamu mulai mencintai saya?"

Adena menghela nafas ringan, merasa pertanyaan itu agak berat. "Maaf, pertanyaanmu agak terlalu melankolis."

Xenon mengedarkan bibirnya dengan kekecewaan palsu. "Coba saja jawab."

"Jujur, saya belum tahu, tapi saya juga takut jika terjadi sesuatu padamu. Jadi, perasaan saya masih dalam tahap simpati atau sekadar rasa sayang sesama manusia," jelas Adena.

Xenon memunculkan senyum tipis. "Baiklah, kalau begitu saya tak akan memaksamu untuk mencintai saya. Saya janji akan selalu melindungimu."

"Terima kasih, Xenon." Adena tersenyum tulus.

Namun, percakapan mereka tiba-tiba terganggu oleh kehadiran Candra yang datang dengan wajah serius.

"Mohon maaf, Bos," ujar Candra.

Xenon menoleh ke arahnya. "Ada apa, Candra?"

"Bos, Yuqina mencari Anda, katanya dia ingin wawancara untuk konten YouTube-nya."

Xenon mendengus kesal. "Pasti dia ingin memanfaatkan kesempatan ini," gumamnya. Kemudian ia menatap Adena. "Bolehkah, Adena?" Xenon meminta izin dari Adena.

Adena mengangguk. "Tentu saja, tapi saya ingin ikut menonton."

"Baik," jawab Xenon dengan senyum.

***

Dengan langkah mantap, Xenon memasuki ruang tamu yang terasa menjadi saksi bisu bagi pertemuan tak terduga ini. Pria itu memandang Yuqina dengan ekspresi yang sulit disembunyikan, terpancar sinisnya begitu pandangannya menemui wanita di depannya. Di sisi lain, suasana menjadi sedikit canggung, terutama bagi Adena yang merasa tak nyaman dengan kehadiran mantan kekasih Xenon. Meskipun begitu, dia memilih untuk tetap diam, merasa bahwa mencoba menegur Xenon mungkin tidak akan membuahkan hasil positif.

"Oh, setelah jual diri, sekarang kamu jual konten, ya?" tanya Xenon pada Yuqina.

Yuqina dengan senyumannya yang seperti selalu, melirik Adena sejenak sebelum mengalihkan pandangannya kembali ke Xenon. "Saya tidak mungkin jual diri."

Namun, Xenon tidak terbawa oleh senyum dan cara bicara Yuqina yang seolah tidak menyadari ketegangan yang terasa di udara. Dia langsung memberikan jawaban tajam. "Halah, dulu saja kamu mengaku pada orang-orang kalau saya yang selingkuh. Padahal, kamu bekerja sama dengan Somia agar kita putus karena kamu sudah jenuh dengan saya."

Pernyataan tajam dari Xenon mengguncang suasana, ekspresi kaget melintas di wajah Adena. Dia melihat Xenon dengan kombinasi perasaan keterkejutan dan keraguan. Sebelumnya, Yuqina telah memberitahunya bahwa Xenon yang berselingkuh dengan wanita lain. Namun, Adena memilih untuk tidak membawa hal ini ke permukaan, tak ingin memperkeruh situasi yang sudah cukup rumit.

Cara bicara mereka yang terasa seperti bermain api ini membuat suasana makin kaku. Tetapi Yuqina berusaha untuk mengalihkan perhatian dari masa lalu yang memicu pertikaian. "Sudahlah, tidak usah membicarakan masa lalu, lebih baik kamu bantu saya jadi narasumber di konten saya."

Namun Xenon tidak bergerak dari sikapnya. Dia ingin membicarakan hal ini dengan tuntas. "Tanya pada Adena apakah dia mengijinkan saya atau tidak."

Pandangan Yuqina beralih pada Adena dengan harapan. Mata mereka bertemu, dan Yuqina bertanya dengan nada penuh harap, "Adena, boleh, kan, saya menjadikan Xenon sebagai narasumber?"

Adena tersenyum, seolah merasa lega bisa memberikan kontribusi positif untuk meredakan suasana. Ia mengangguk lembut. "Tentu saja, tidak masalah."

Tersenyum lega, Yuqina senang mendapatkan izin dari Adena. Dia menatap Adena dengan rasa berterima kasih. "Makasih banyak, Na," ucapnya dengan tulus, merasa lega bahwa suasana akhirnya mulai mereda.

***

Di ruang yang dihiasi dengan berbagai perlengkapan produksi, atmosfer berubah menjadi lebih tegang seiring serangkaian pertanyaan yang dilemparkan oleh Yuqina kepada Xenon. Setiap kata yang keluar dari mulutnya adalah sebuah mata kail yang dirancang untuk menarik perhatian penontonnya di platform YouTube. Konten ini diyakini akan menjadi daya tarik besar berkat skandal dan penembakan yang melibatkan Xenon.

"Sejak insiden penembakan di jalan raya, namamu terpampang di seluruh media sampai viral. Kamu kira-kira akan ada planning tidak untuk balik ke dunia entertainment?" tanya Yuqina, wajahnya menyiratkan ketertarikan dalam mendapatkan jawaban dari pria di depannya.

Xenon, duduk di sofa dengan sikap tenang, menghadapi arus pertanyaan yang terus mengalir. Ia merasa sedikit tak nyaman dengan sorotan yang tertuju padanya, namun ia menjawab dengan kewajaran. "Ada. Hanya saja sekarang situasinya belum kondusif, mental saya juga belum siap buat ketemu banyak orang mengingat ada yang menyebar hoax saya. I feel lucky to have Adena in my life," tutur Xenon, memberikan senyuman penuh arti pada Adena yang berada di belakang kamera.

Yuqina mengangguk mengerti, mencoba memahami posisi Xenon. "Baiklah, terima kasih sudah mau meluangkan waktu untuk konten saya, sukses terus buat kamu."

Xenon juga menyampaikan rasa terima kasihnya, menghargai kesempatan yang diberikan Yuqina. "Terima kasih juga sudah mengundang saya ke YouTube kamu."

Tanda "cut" diberikan, dan suasana pun sejenak mereda. Yuqina berjalan mendekati Xenon, dan dalam gerakan yang sepertinya akan menjadi ciuman, dia bicara dengan nada berbisik di telinga Xenon. "Kamu yakin tak ada niat untuk berkencan dengan saya? Saya yakin Adena tak bisa memenuhi 'kebutuhan' kamu."

Xenon merasa tak nyaman dengan sentuhan dan ucapan Yuqina. Ia dengan tegas mendorong tubuh wanita itu menjauh darinya. "Adena baik, tak sepertimu, licik."

Namun, Yuqina tak merasa terganggu. Ia malah tertawa lepas. "Jangan marah, saya hanya bercanda." Matanya berpindah dari Xenon ke arah Adena yang berdiri di belakangnya. "Adena teman saya juga, dia yang membantu saya untuk menyebar skandal."

Pandangan Adena memburam saat menyadari bahwa dia terlibat dalam penyebaran skandal Xenon. "S-sorry, Xenon. Saya waktu itu hanya—"

Xenon tak mengizinkan Adena menjelaskan lebih lanjut. Dia berdiri dan menghampiri Adena dengan langkah tegas. Tangannya menempatkan telunjuk di bibir Adena, memotong ucapannya. "Diam, Adena. Percuma kamu menjelaskan, semuanya sudah terjadi."

Yuqina mencoba untuk berbicara, tetapi Xenon mengabaikannya. Dia melanjutkan dengan tatapan tajam pada Yuqina. "Urusanmu sudah selesai, kan? Cepat keluar!"

Yuqina mengepalkan tangan, menghela napas, dan akhirnya mengerti bahwa sudah saatnya dia pergi. "Iya, santai, Bos. Sekarang saya pulang."

Dengan itu, dia meninggalkan ruangan dengan langkah tidak tergesa-gesa, tetapi terlihat bahwa percakapan ini telah menimbulkan kebingungan di benaknya mengapa Xenon tidak bisa marah dengan Adena.

Apakah pria itu benar-benar mencintai Adena?

***

Sinar matahari sore yang lembut memancar melalui jendela, menerangi ruangan dengan cahaya hangat. Pemandangan memukau terpampang di hadapan Adena saat dia duduk di sisi tempat tidur Xenon. Pria itu, yang dulunya adalah seorang selebgram terkenal, memiliki punggung berotot dengan tattoo dua sayap burung elang yang begitu nyata. Proporsi tubuhnya terlihat sempurna, menjadikannya daya tarik bagi banyak wanita. Tidak heran jika Xenon menjadi idaman kaum hawa.

Dalam momen yang tenang ini, Adena dengan lincah memijat bahu Xenon, tangannya bekerja dengan lembut dan penuh perhatian. Xenon menutup mata, merasakan sentuhan hangat Adena yang meredakan ketegangan otot-ototnya. Meskipun hanya pijatan ringan, efeknya terasa hingga ke dalam tubuhnya.

Tidak ingin mengganggu suasana yang sedang terjalin, Adena memutuskan untuk mengajukan pertanyaan yang telah lama terlintas di pikirannya. "Xenon, kamu tidak ada niat balik ke dunia entertainment?" tanyanya dengan rasa ingin tahu.

Xenon merasakan denyut jantungnya sedikit berubah, namun ia tetap berusaha menjaga ketenangan. Ia memejamkan mata, menikmati sentuhan Adena, sambil merespons pertanyaan tersebut. "Pengen, hanya saja saya takut tidak bisa menjaga kamu."

Adena tersenyum penuh pengertian. "Untuk apa memikirkan saya? Bukannya sudah ada Yuqina yang kamu harus jaga?"

Sambil terus memijat, Adena berbicara dengan nada ringan. Xenon merasakan sesuatu yang tidak bisa diabaikan di area pribadinya, meskipun ia mencoba untuk tetap tenang. Pertanyaan Adena tiba-tiba berlanjut dengan semakin intens. "Terus, sebenarnya siapa yang selingkuh? Kamu atau Yuqina?"

Xenon merasa sedikit tertohok oleh pertanyaan tajam itu. Dia berdecak malas, seolah ingin mengalihkan pembicaraan. "Kenapa tiba-tiba jadi nyambung ke Yuqina?"

Adena menggeleng pelan. "Tidak apa, hanya ingin tahu pendapatmu."

Tersenyum penuh arti, Xenon merasakan kenyamanan dalam momen ini. Dia tertawa ringan. "Oh, saya mengerti," jawabnya dengan nada lega. "Saya sudah tidak ada hubungan apa-apa dengan Yuqina. Trust me."

Adena merenung sejenak, semakin tertarik dengan alur cerita yang tengah diungkapkan Xenon. "Terus, sebenernya siapa yang selingkuh? Kamu atau Yuqina?"

Xenon mengambil napas dalam-dalam, sepertinya bersiap untuk menceritakan lebih banyak. "Yuqina. Dia ingin menghancurkan karir saya karena dia tidak terima ketika saya hendak memutuskan hubungan. Coba kamu pikir, Na. Siapa yang tidak marah melihat kekasihnya selingkuh dengan pria lain? Apalagi dia selingkuhnya dengan Jeffrey."

Keterangan itu mengejutkan Adena. Ia merasa tiba-tiba terjebak dalam intrik yang rumit, tetapi dia masih ingin tahu lebih banyak. "Hah? Jadi gara-gara itu kamu bermusuhan dengan Jeffrey?"

Xenon mengangguk. "Bukan itu saja, saya yakin keluarga dia juga ada sangkut pautnya dengan kecelakaan pesawat orang tua saya dulu."

Adena merasa bersalah dan menyesal telah membuka topik yang menyakitkan. "Sorry, buka luka lama."

Xenon mencoba memberikan senyuman menghibur. "Iya, tidak apa, Adena," jawabnya dengan lembut. "Besok kamu mau menemani saya ke makam Mama Papa? Saya hendak mengenalkan istri saya kepada mereka."

Adena tersenyum tipis, merasa terhormat dengan undangan itu. "Boleh."

Xenon menggumamkan kata-kata yang berarti, mengungkapkan rasa terima kasihnya. "Hm, sama lagi satu, Na ...."

"Apa?" tanya Adena, tertarik dengan apa yang akan diungkapkan oleh Xenon.

Xenon, tanpa banyak bicara, tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya. Dia dengan cepat membuka bajunya, melemparkannya ke sembarang arah. Dalam sekejap, tubuhnya telah berada di samping Adena, matanya penuh nafsu saat melihatnya. "Oh, shit. Saya sudah tidak tahan," ucapnya dengan nafas yang agak terengah-engah.

—————————————————————-
Akhirnya aku update lagi wkwkwkk

Tbc❤️

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro