Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Shei





Happy reading
.
.
.

"How about you baby?"

Satu kalimat pertanyaan yang mampu membuat hati yang telah lama hilang itu, kembali lagi ke tempatnya. Tempat yang selayaknya memang di posisi itu. Tempat yang telah tersedia sejak lama, hanya untuknya.

Perempuan anggun itu maju dan duduk di meja kerja Rendy. Mengusap rahang Rendy yang di penuhi dengan jambang halus. Lelaki ini yang membuatnya ingin kembali.

"I miss you so much baby"

Dia Shei, perempuan yang paling di cintai oleh Rendy sejak kuliah. Perempuan ini juga yang telah meninggalkan dirinya demi karirnya.

Shei mengikis jarak antara dirinya dan Rendy, dia mencium sekilas bibir Rendy. Tersenyum manis kearah Rendy, yang mampu membuat hati Rendy berantakan.

Kedatangan Shei benar-benar telah memporak-porandakan hati Rendy yang telah membaik. Sekarang kembali bergejolak. Hanya Shei yang mampu membuat Rendy berhasil melupakan segalanya.

"Please,  coming baby"

Rendy memeluk Shei dengan eratnya, mencium aroma jasmine dalam tubuh Shei. Aroma yang mampu membuat hati Rendy tentang Andara goyah. Tidak ada lagi nama Andara dalam hati Rendy. Hanya Shei.

***

Rina duduk di kursi makan, memperhatikan anak semata wayangnya itu sedang makan, dengan memegang hape. Tidak biasanya dia seperti ini.

"Letakkan kembali hape kamu Rendy, kita sedang makan!"

Rendy meletakkan hapenya kembali di meja. Meminum air putih di gelasnya, lalu melirik kembali Rina yang memandangnya tajam. Introgasi pasti akan di mulai sebentar lagi.

"Bagaimana kabar Andara?" Rendy menghela napas berat, kenapa harus membicarakan Andara.

Rendy meminum airnya kembali, mencoba menghilangkan rasa gugupnya. Dia tidak mungkin menceritakan jika dirinya tengah kembali bersama Shei. Kedua orangtuanya tidak menyukai Shei. Entah kenapa, Rendy masih belum tahu akan hal itu.

"Kamu sibuk chatting sama siapa?" tanya Rina ingin tahu. Rendy menatap Rina sekilas, mencoba tetap tenang saat dia akan berbohong. Menjalin hubungan dengan Shei, sangat menguras hati dan pikirannya.

"Dara"

"Kamu chatting sama Dara?" Rendy mengangguk, "Oh, ya udah kalau gitu. Bilangin ke Dara, lusa suruh ikut Mama beli cincin"

"Buat?"

"Tunangan dong sama kamu!"

Mam to the pus, mampus!

Rendy tidak berpikir sampai sejauh ini. Bagaimana dia akan menjelaskan semuanya ini ke Andara dan Shei. Ah biarlah masalah Andara, yang terpenting adalah Shei telah kembali. Dia benar-benar kembali padanya. Bahkan Rendy benar-benar melupakan Andara.

***

Rendy menatap Andara dengan enggan, kalau saja ini tidak menyangkut Rina, yang benar-benar ingin mengaja Andara jalan, Rendy benar-benar tidak mau mendekati Andara lagi. Bagi dia, penampilan Andara benar-benar jauh dari Shei yang segalanya.

Tapi yang selalu jadi pertanyaan Rendy, kenapa Rina lebih menyayangi Andara daripada Shei yang jauh dari segalanya yang di miliki Andara. Andara hanyalah gadis muda yang belum bisa menentukan bagaimana cara berpakaian yang baik dan benar, cara tutur bahasa yang kalem pun, Andara masih belum bisa. Berbeda dengan Shei, dia jauh lebih baik dari Andara.

"Mau apa sih Pak tua?"

Baru saja Rendy membandingkan Andara dan Shei, sekarang sudah terbukti kebenarannya. Andara tidak menghargai Rendy. Dia bahkan menyebut Rendy dengan sebutan Pak Tua. Andaikan Andara tahu betapa kecewanya Rendy padanya, mungkinkah Andara bisa berubah.

"Mama minta, kamu mau temani dia pergi!"

Seakan tidak ingin terbantahkan, Rendy memang dengan sengaja berbicara seperti itu pada Andara. Tapi memang dasarnya Andara yang bebal, dia tetap saja masa bodoh sama Rendy. Dan kesabaran Rendy memang selalu diuji jika bersama Andara.

"Nggak bisa Pak tua, gue sibuk banget, sebentar lagi gue ada event masak"

"Nggak bisa, kamu tetap harus ikut Mama!"

Andara benar-benar di buat jengkel dengan kelakuan Rendy. Akhirnya dia mengambil hapenya di saku celana, menscrol ke bawah untuk mencari nomor telepon Rina. Andara tidak mau berdebat dengan Rendy.

"Halo sayang?" Rendy melotot kearah Andara yang sedang tersenyum smirk padanya.

"Halo Tante, Dara mau minta maaf banget sama Tante"

"Kenapa sayang?"

"Pak Tua eh Rendy maksudnya" Rina tertawa di seberang sana, membuat Rendy benar-benar ingin mengeluarkan bola matanya saja, bagaimana bisa Ibunya tertawa, "dia bilang kalau Dara harus temenin Tante ya?"

"Oh ... iya, Tante mau ajakin kamu beli cincin buat pertunangan kalian berdua"

Bertunangan dengan Rendy? rasanya Andara ingin pindah saja ke planet lain, atau apalah, dia benar-benar tidak ingin bertunangan atau berpacaran dengan Rendy. Benar-benar membuatnya pusing kepala.

"Maaf banget Tante, Dara ada tes di sekolah, karena beberapa hari lagi akan ada event memasak. Jadi Dara, nggak bisa temani ataupun ketemu Tante, maaf banget Tante!"

Rendy memandang Andara dengan alis dinaikkan satu. Rasanya Andara ingin menampar alisnya, agar kembali ke bentuk semula. Yang Rendy tidak habis pikir adalah, kenapa Mamanya bisa selembut itu dengan Andara.

"Oke sayang, Tante nggak papa kok. Kamu semangat ya ujiannya!"

Dan setelah berpamitan, Andara menutup teleponnya begitu saja. Bahkan Rendy masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Rina tidak mempermasalahkan kesibukan Andara, ini beneran Rina? Rina yang biasanya akan berbicara tegas padanya. Tapi kenapa dengan Andara bisa selembut molto yang harga 500 rupiah.

Andara berdiri dari duduknya, dia menepuk bahu Rendy. Lalu berlalu begitu saja meninggalkan Rendy yang masih terbengong-bengong dengan apa yang baru saja dia dengar. Mamanya lebih sayang Andara daripada Shei. Tetapi Rendy lebih sayang Shei daripada Andara.

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro