Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 5

Caster baru saja selesai mandi saat mendapati bel rumahnya berbunyi. Selama lima tahun tinggal di komunitasnya, tetapi dia hampir tak punya kesempatan untuk mengenal tetangga-tetangganya dengan baik. Kenyataan yang ada, Caster sangat jarang mendapatkan tamu. Jadi siapapun yang kini sedang menunggu di depan rumah menurutnya adalah seseorang yang ingin menghabiskan waktu dengan sia-sia.

Masih mengenakan handuk, dia beringsut ke pintu untuk memeriksa. Dugaannya benar, begitu dibuka dia bisa menemukan wajah sangat tidak asing yang tengah memaksakan senyuman. "Hei, Caster ...."

"Kenapa kau kemari malam-malam begini, Miles?" Caster tak menahan diri untuk ketus, terlebih setelah apa yang terjadi di antara mereka kemarin.

"Aku ingin berbicara denganmu." Satu lagi dugaannya yang benar, membuatnya langsung berdecak kesal dan berusaha menutup pintu. Miles lantas menahan dengan kakinya. "Dengar, aku benar-benar minta maaf soal kemarin, tetapi ini sangat penting."

Mengusap rambutnya yang masih basah, Caster akhirnya membuka lagi pintunya. Miles langsung masuk, sementara Caster tanpa harus menjelaskan pergi ke kamar untuk mengenakan sesuatu. Sendirian, Miles dikejutkan dengan puluhan botol-botol kaca kosong yang masih menghasilkan bau tajam menyeruak. Setidaknya masih bisa dia tahan.

Ketika tanpa sengaja menoleh, dia melirik ke dinding yang menggatungkan satu foto terbingkai rapi di sana. Selama beberapa detik dia memperhatikannya lekat, kemudian merasakan senyuman yang kaku di wajahnya.

Sampai tepukan keras di dinding memancing keterkejutannya. Caster sudah kembali, tetapi sebelum Miles bisa mengatakan apapun, Caster menarik bingkai tersebut dan membawanya pergi. "Caster, tunggu. Aku hanya—"

Mereka tiba di dapur, tepat di mana foto tersebut dibanting secara terbalik ke atas meja. Miles tidak perlu melihatnya, tetapi dia bisa mendengarkan suara kaca yang retak, dan suara napas berat yang memburu.

"Caster ...." Dipenuhi perasaan bersalah, Miles memanggilnya kembali.

"Jadi ini yang ingin kau bicarakan?! Kau minta maaf atas yang terjadi kemarin, tetapi kau muncul kembali dan ingin berbicara soal istri dan putraku?!" teriaknya murka. "Keluar dari rumahku!"

"Tidak! Aku tidak ingin membicarakan soal mereka, aku hanya tidak sengaja melihanya. Sungguh!" jelas Miles dengan perasaan sangat menyesal. Caster hanya terdiam, Miles menduga kalau mungkin akhirnya pria itu mengerti. Jadi dia melanjutkan, "aku kemari karena kami membutuhkanmu."

"Kami? Maksudmu kepolisian?"

"Ya," ucapnya, dan Caster masih belum juga menatapnya. "Aku sudah tahu soal apa yang terjadi, apa yang Komisaris Gerald berikan padamu, tetapi sekarang kami butuh bantuanmu."

"Begitu? Setelah Gerald membuangku dan dia membutuhkanku lagi?" Pada akhirnya Caster mau berbalik, matanya memerah, tampak basah, tetapi segera wajah itu berubah tegas. "Sangat lucu, tetapi jika dia berpikir aku akan kembali, maka itu adalah mimpi indahnya."

"Aku yang menyarankanmu, dia memang mengatakan kau mungkin tidak akan mau."

"Pulanglah, Miles. Aku sudah muak untuk hari ini." Caster pergi dari dapur, melewati Miles begitu saja seakan memintanya untuk berjalan keluar sendiri lalu menutup pintu. "Lagipula Gerald ada benarnya. Mungkin aku akan membuat lebih banyak kekacauan yang membuatnya, atau Ferry, atau kau, atau siapapun marah."

"Ini Nemesis!" tukas Miles, Caster yang tadi ingin mengambil sisa minumannya di dekat meja televisi seketika terhenti.

"Kau menonton beritanya, kan?" lanjut Miles. Caster sejujujurnya sudah sangat jarang menyalakan televisinya, tetapi hari ini dia tahu kalau ada pemberitahuan yang disampaikan oleh kepolisian dalam siaran darurat. Dia hanya tidak tahu kalau itu mengenai tahanan yang kabur, ataupun Nemesis. Caster hanya langsung mematikannya.

Namun, yang jelas Caster tak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat mendengar Nemesis, membuat Miles berpikir kalau dia mungkin punya kesempatan. Menggunakan sisa harapannya dia mendekati pria itu. "Kami membutuhkanmu, Caster. Kau satu-satunya yang pernah berhasil menemukannya, dan bahkan menahannya."

Sekali lagi dia tidak langsung berbicara, melainkan meneguk alkohol yang tersisa dan menaruh botol yang kosong tersebut sembarang. Kemudian tatapannya yang lemah berpindah ke Caster. "Maafkan aku, Miles. Aku sudah selesai."

"Ayolah! Apa kau benar-benar menyerah karena Komisaris mengambil lencanamu? Kasus ini bisa menjadi bukti kalau keputusannya salah, karena kau adalah penyidik terbaik di kepolisian, Caster. Kau tahu? Sejak aku menjadi anggota baru di kepolisian, dan kau memilihku menjadi mitramu. Itu adalah momen terbaik yang tidak akan pernah aku lupakan. Bisa bekerja sama denganmu."

"Ini bukan hanya soal Gerald, Miles," ucap Caster, suaranya benar-benar melemah daripada sebelumnya. "Ini soal mereka."

"Mereka?" tanya Miles tidak paham.

"Ini soal Violet dan Nate. Ini soal mereka." Sontak mata Miles membelalak, Caster baru saja menyebutkan nama yang sebelumnya membuat dia marah besar. Nama istri dan juga putranya.

"Apa maksudmu? A–Aku tidak mengerti."

"Aku akhirnya sadar, kenapa dalam semua tugas terakhir ini aku membuat kekacauan, atau kenapa aku harus sangat marah kalau kau menyebutkan mereka. Aku mengecewakan mereka berdua."

"Kau tidak pernah mengecewakan mereka."

"Tentu saja aku mengecewakan mereka!" Suara Caster kembali meninggi, dan kali ini terdengar isakan. "Kau bilang aku adalah penyidik terbaik yang dimiliki kepolisian karena aku berhasil menahan kriminal paling mengerikan di kota ini, tetapi empat bulan yang lalu tepat di hadapanku, mereka tewas. Aku melihat dengan jelas Nate tertembak di hadapanku, dan Violet malah mengorbankan nyawanya untuk melindungiku. Lalu kau tahu apa yang kulakukan? Hanya terdiam, padahal aku seorang polisi yang sudah menyelamatkan banyak orang, tetapi aku biarkan keluargaku tewas!"

Miles benar-benar kehabisan kata-kata. Dia tentu saja sudah tahu apa yang terjadi pada keluarga kecil Caster, tetapi ini pertama kalinya dia bisa mendengar jelas apa yang sebenarnya terjadi saat itu, bahkan itu pertama kalinya Miles bisa melihat bagaimana kesedihan yang mungkin sudah ditampung pria itu selama berbulan-bulan lamanya.

"Aku membuat kekacauan dalam misiku, aku tidak melawan saat Gerald mencabut lencanaku, karena untuk apa? Untuk apa aku harus menjadi penyidik terhebat saat aku bahkan tidak bisa melindungi orang-orang yang paling kucintai?!"

"Caster ... aku—"

"Keluar saja dari rumahku, Miles!" Teriakan itu sudah cukup untuk mengunci mulut Miles. Bahkan tak mampu berbicara sedikit saja saat melihat Caster duduk di sofa dan membenamkan wajahnya.

Miles tentu saja berharap Caster akan mau membantu kasus ini, tetapi sekarang dia akhirnya bisa tahu kalau hal terbaik saat ini adalah membiarkan pria itu. Miles lalu meninggalkannya, menutup pintu dengan perlahan-lahan.

Di luar dia malah terdiam sejenak, memperhatikan bagaimana sunyinya kota malam itu. Memikirkan mengapa senyap yang terjadi justru pertanda dari ketidaktenangan yang ada. Setiap hari laporan masuk, selalu saja orang-orang yang tewas dalam setahun. Bahkan sejak awal Miles bertugas.

Lalu Nemesis. Miles sebagai seorang polisi bahkan sampai bergidik hanya dengan menyebut namanya di dalam hati. Dia juga ada di sana hari itu, dua tahun lalu saat pria gila tersebut akhirnya berhasil di tahan setelah berbagai kejahatan yang dia lakukan. Siapapun tidak akan menyangka untuk dia kembali lagi dan menghantui kota.

Miles sengaja tidak membawa mobilnya tadi, dan kini keputusan itu langsung disesali. Tak ada taksi yang lewat, sekarang mau tidak mau pilihannya adalah berjalan kaki untuk beberapa blok. Saking sepinya kota, minimarket 24 jam saja hampir tak punya pelanggan. Miles saat masuk langsung disambut kasir dan mengatakan kalau dia orang yang datang setelah sejam lamanya.

Kakinya akan kelelahan, dan tenggorokannya mulai kering. Miles ingin menikmati minuman dingin, tetapi pandangannya malah tertuju pada rak khusus alkohol. Itu adalah minuman yang sangat dihindarinya. Bahkan sudah ratusan kali menolak tawaran untuk minum dari semua anggota kepolisian, terlebih Caster sebagai mitranya. Namun, entah mengapa bibirnya terasa gatal untuk mencicipinya sekarang.

Mungkin sekarang saat yang tepat. Tangan kirinya menarik satu botol yang sudah sering dilihatnya. Harga yang cukup mahal, tetapi Miles masih membayarnya. Di luar, dia langsung meneguknya dan merasakan sesuatu yang terbakar, tetapi juga sesuatu yang nikmat.

Jadi seperti ini rasanya, gumam Miles.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro