Chapter 23
"Tolong! Tolong aku!"
Caster hampir tak berkedip saat menemukannya di atas sana. Masih sadar, bernapas, dan juga panik. Dia lantas memutar kepala kembali, mencari di mana tali yang mengikat Kyle terpasang.
"Caster ... Caster Patrick?"
"Ya. Katakan pada kami apa yang sebenarnya terjadi hari itu."
"Yang sebenarnya ... aku ... aku tidak sengaja. Aku tidak sengaja membunuh mereka ... Pengadilan juga mengatakan hal yang sama."
Kemudian terdengar sesuatu yang terlempar hingga menggeser lantai, tepat di dekat kaki Caster. Pria itu menunduk dan menyadari benda tersebut adalah sebuah pisau. Kemudian sebuah lampu sorot menyala, memperlihatkan tepat di mana tali yang menggantung Kyle terikat.
"... Aku melihat anak laki-lakinya melompat-lompat ke gang di samping bioskop. Kemudian Ibunya muncul. Saat itu aku langsung tahu bisa mendapatkan uang dari mereka, jadi kukeluarkan senjata api. Aku hanya membutuhkan uang, tidak lebih."
"Ini hadiah untukmu, Caster ...." Suara Nemesis terdengar kembali, tetapi Caster masih belum menemukannya.
"Lalu anak itu ketakutan, ibunya mengatakan akan membantuku. Aku tidak pernah ingin membunuh mereka, tapi kemudian pria itu datang dan berteriak. Aku sangat terkejut, kepalaku sakit seketika, dan aku tanpa sengaja menarik pelatuknya."
"Di mana kau, dasar iblis! Keluar sekarang dan mari kita selesaikan ini!" teriak Caster murka.
"Kemudian wanita itu berlari, entah ke arahku atau ke arah suaminya, aku tidak bisa mengingatnya, tetapi tanganku benar-benar bergetar, dan aku menembak sekali lagi. Hanya tersisa pria itu, dia hanya di sana, menatap kosong ke keluarganya. Aku benar-benar ketakutan saat itu, jadi aku berlari, aku hanya berlari. Aku tidak pernah inging membunuh siapapun."
"Bukankah itu semua omong kosong, Caster? Dia hanya mengada-ada soal penyakit anehnya itu. Jadi sekarang adalah kesempatanmu untuk membunuhnya! Putuskan tali itu dan semua penderitaanmu akan berakhir. Kau bisa membunuhnya sekarang!"
Rekaman itu berakhir, dan menyisakan cahaya putih pada layar yang masih mampu menerangi studio. Caster berbalik saat mendengar sesuatu jatuh di belakangnya, dan mendapati Nemesis kini tepat berada di hadapannya, Nemesis yang Caster pikir sedang tidak tersenyum, dia ternyata melompat turun.
"Selesaikan ini, Caster. Aku sudah susah payah menyiapkannya untukmu."
Caster mengambil pisau tersebut, memperhatikan pantulan matanya dari sana. Sementara di atas sana dia bisa mendengar Kyle semakin menjerit. Dia menoleh ke Nemesis, sekarang dia sudah benar-benar menyeringai lebar. Caster kemudian berpindah ke tali.
"Sekarang!" teriak Nemesis.
Pisau berputar di tangan Caster, dan seketika meleparnya, tepat ke arah kepala Nemesis. Benda itu melenting seketika, terdengar suara ledakan bersamaan. Kemudian nampaklah senjata api di tangan Nemesis yang masih mengeluarkan asap kecil di ujungnya.
"Sungguh tidak tahu terima kasih." Wajah Nemesis terlihat menegang, Caster bisa mengetahui dia sedang marah, dan itu untuk pertama kalinya. Pelatuk kembali ditarik, suara tembakan berbunyi banyak kali. Caster sontak berlari dan segera menunduk ke salah satu kursi untuk menghindari tembakan.
Saat menyadari Nemesis kehabisan peluru, giliran dia yang berdiri, menarik sesuatu di sakunya, dan suara tembakan berbunyi kembali. Kali ini Nemesis yang menunduk untuk melindungi diri.
"Ha! Jadi kau akhirnya mau menembakku?! Aku tidak percaya ini."
Namun, Caster dengan segera kehabisan peluru, berbeda dengan Nemesis yang membawa lebih banyak amunisi, dia membalas dengan tembakan lainnya.
"Aku butuh bantuan di sini!" Suara Agatha kembali terdengar di telinga Caster. Dia baru teringat kembali kalau wanita itu dalam masalah, tetapi sekarang dirinya juga sama.
"Aku segera ke sana! Bertahanlah!" Jared membalas, dari suaranya terdengar dia baik-baik saja, tetapi nyatanya dia sedang terpojok.
Jared melepasan pakaian pemberian Agatha tersebut, dan nampak berbagai lebam baru sudah muncul di sekujur tubuhnya. Napasnya patah-patah, Jared mengusap wajahnya dan melihat ada bercak merah yang kemudian timbul di telapaknya.
Sementara itu Miles terus mengeluarkan tawa yang sangat menganggu Jared. "Lihatlah kau! Pantas saja Caster membuangmu! Kau sangat lemah!"
"Caster tidak membuangku!" berang Jared.
"Tidak membuang? Jangan bercanda, dia tahu kau masih hidup, tetapi dia meninggalkanmu dan kemudian memilihku sebagai rekannya yang baru."
"Diam kau!" Rahang Jared mengeras, dia semakin murka.
"Kau lemah, penakut, egois, dan keras kepala. Kau tidak pantas menjadi rekan Caster. Kau tidak pantas menjadi seorang polisi." Tanpa Jared sadari, kuda-kudanya melemah. Pertahanannya benar-benar menghilang dan akhirnya tak memperhatikan sekitar. Miles menerjang ke arahnya, dan seakan baru kembali ke dunia nyata, Jared tak dapat menghindar.
Tubuhnya terdorong hingga menimpa dinding, kemudian lengan Miles mulai menahan leher Jared. "Ini saatnya kau benar-benar mati."
Udara seketika menipis. Pandangan Jared berubah jadi garis-garis semu. Kakinya ikut melemah. Jared jatuh berlutut saat lengan Miles berganti jadi cengkraman kuat ke leher. Kini Miles benar-benar tercekat.
Tangannya yang berusaha menahan ikut terjatuh. Di sisa tenaganya dia berusaha merogoh saku celana, dengan gelisah mengambil sesuatu di dalam sana. Saat berhasil, dia langsung mengayunkannya kuat ke betis Miles dan akhirnya melepaskan Jared. Dia ternyata masih menyimpan senjata Caster, dan walau kosong, tetapi senjata itu berat dan cukup keras untuk memukul Miles.
Dia lemah, tetapi tak akan memberikan Miles kesempatan. Masih megap-megap, Jared melesat dan menendang Miles hingga dia tersungkur.
"Persetan denganmu, Miles!" Dengan sempoyongan, Jared melompatinya, dan kemudian memukul wajahnya berkali-kali sampai darah menggenangi hidungnya. Jared mengangkat kedua tangannya untuk pukulan terakhir, berusaha mengumpulkan tenaga, dan akhirnya siap menjatuhkan bogem ganda tersebut. Lalu seketika dia tertahan.
Di antara suara napasnya, dia menyadari ada air mata. Miles menangis, dan seringai di wajahnya menghilang, berganti menjadi raut kesakitan. "Tolong ... tolong aku ...."
Jared tersentak. Dia Miles, kali ini benar-benar Miles, bukan lagi Nemesis seperti sebelumnya. Segera dia terbangun. "Miles ...?"
Namun, Miles masih di sana. Seperti tak bisa bangun, dan kemudian berakhir tak sadarkan diri. Jared mengelus lehernya, rasanya masih perih, tetapi kemudian langsung teringat dengan Agatha. Dia sontak berlari menuju basement.
"Agatha!" teriak Jared panik.
"Jared!" Terdengar juga suara Agatha, tetapi entah di mana. Seluruh tempat begitu gelap. "Awas!"
Refleksnya aktif dengan cepat, Jared menemukan di sampingnya senjata api lainnya mengarah kepadanya. "Senyum ...."
Dia menunduk, dan berusaha bergerak maju. Hanya saja Jared terjatuh. Matanya melebar saat sadar tembakan berikutnya akan dilepaskan.
Hingga terdengar suara derapan yang mendekat. Kemudian teriakan kuat Agatha setelahnya. "Rasakan ini, sialan!"
Nemesis meraung kesakitan, tubuhnya lalu terjatuh dan tidak lagi bangun. Mungkin dia pingsan juga. Akhirnya Jared bisa menemukan Agatha, dengan pipa besi di tangannya.
Jared merasa lega, nyawanya selamat dan Agatha juga baik-baik saja. Namun, wajah Agatha masih dipenuhi keringat dingin.
"Kita harus keluar dari sini sekarang," ucap Agatha saat membantu Jared berdiri.
"Apa? Kenapa?"
"Ada bom di sana," jelasnya dan menunjuk di sudut ruangan. Sedikit memicingkan mata dam Jared menemukan angka analog yang menyala kecil di sana. Oh, sial.
Agatha bersiap keluar, tetapi Jared belum. Miles masih ada di atas dan dia juga harus dibawa keluar. "Kau pergi saja lebih dulu, aku harus melakukan sesuatu. Hubungi ayahmu sekarang."
Wanita itu mengangguk paham dan berlari keluar, sementara Jared dengan gelisah pergi lagi ke atas. Dia juga menghubungi Caster.
"Caster, kau mendengarnya, kan? Kita harus keluar, sekarang!"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro