Chapter 22
Caster mematung untuk sesaat. Tepat di saat dia baru saja keluar mobil, pandangannya hampir tak berganti dari gedung bioskop tersebut. Matanya begitu sayu, Agatha bisa melihatnya. Di antara sekian banyak tempat di kota, mungkin bioskop ini yang akan sangat dihindari Caster untuk didatangi.
"Caster." Di belakang, Jared memanggil. "Aku masih belum mengerti."
Dia masih terdiam sampai Agatha menepuk pundaknya. Pria itu lantas tersentak kecil. "Soal apa?"
"Kau bilang Nemesis tidak akan membunuh kami ...."
Agatha juga masih penasaran soal itu. Caster tadi hanya mengatakannya saat masih di rumah dan sepanjang perjalanan ke bioskop ketegangan menguasai atmosfer, tak ada yang berbicara.
"Aku melarang siapapun untuk bergabung dalam kasus ini karena kupikir dia akan membunuh siapapun selain aku, tetapi sekarang aku akhirnya tahu apa tujuan Nemesis sebenarnya." Dari balik saku jaketnya, Caster mengambil sesuatu dan menunjukkannya pada mereka. "Nemesis mengirimkanku surat. Dia memberikan tiga tiket bioskop."
"Tiga? Maksudnya itu untuk kita bertiga?" tanya Agatha.
Caster mengangguk. Jared kembali bertanya. "Jadi kita akan masuk begitu saja? Mengikuti rencananya?"
Anggukan lagi. "Terkadang mengikuti keinginan penjahat lalu menghancurkannya dari dalam itu lebih baik, daripada memikirkan kebalikan dari rencananya."
Caster kembali ke gedung bioskop. "Kita akan berpencar. Aku masuk dari pintu depan, kalian berdua bisa memilih untuk masuk lewat atas atau melalui basement."
"Kami bisa berpencar," kata Jared. Caster sama sekali tidak protes, melainkan memberi mereka alat komukasi yang biasa dipakai oleh polisi dalam sebuah tugas lapangan. Agatha baru pertama kali memakainya, Jared sendiri sedikit gugup, mungkin karena baru memakainya lagi setelah sekian lama.
"Kau yakin Nemesis tidak akan membunuh kita?"
"Bukan berarti Nemesis tidak akan berusaha menyakiti kita," jelas Caster. "Jadi jangan ragu untuk memukul balik."
Mendengarnya membuat Jared benar-benar bersemangat, dia segera meregangkan otot-ototnya yang sudah melewati malam panjang. Agatha hanya mengikuti dengan asal, karena sebenarnya dia tidak ingin terlibat pertarungan apapun, tetapi menyiapkan diri adalah pilihan yang tepat sejauh ini.
Mereka bertiga akhirnya bergerak. Jared memilih masuk lewat atap, dia sedikit bermasalah di awal karena ragu untuk menggunakan tangga di samping gedung, tetapi akhirnya dia memanjat naik dan berhasil tiba di ruang khusus staff.
Agatha masuk lewat basement, sepertinya untuk gudang karena berisi banyak peralatan tua. Dia menyalakan senter, dan kemudian menemukan sebuah pipa besi yang cukup kuat. Akan dia gunakan sebagai pertahanan pertama. Saat kembali menyorot ke depan, Agatha segera menyadari ada pergerakan. Buru-buru dia mematikan senter dan lantas menepi. Dadanya berdegup kencang seakan ingin menembus rusuknya.
Caster masuk lewat pintu depan seperti rencananya. Pintunya tidak dikunci, sama seperti di kolam renang. Menandakan Nemesis memang ada di dalam. Entah dia menyekap pegawai-pegawai bioskop juga, tetapi fokus Caster sekarang adalah menemukan Nemesis.
Setelah berjalan cukup jauh, dia menyadari terdapat satu pintu studio yang tidak menutup dengan rapat. Caster masuk ke dalam sana, dan dalam beberapa detik layar seketika menyala terang, membatasi penglihatannya untuk beberapa saat. Semula hanya statis, dan kemudian terdengar suara. Hingga akhirnya terputar sebuah film, atau lebih tepatnya video yang direkam.
"S–Siapa kau?" Sebuah video yang memperlihatkan Kyle Screen, terlihat kepalanya bergantian menatap ke dua arah. "Siapa kalian?"
"Kyle Screen, kami mau bertanya sesuatu." Lalu terdengar suara dari perekam video. "Kenapa kau membunuh Violet dan Nate Patrick?"
Nampak mata Kyle melebar seketika. "A–Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan."
"Tentu saja kau tahu, Kyle. Patrick ... bukankan nama itu tidak asing bagimu? Kau pastinya sangat tahu jika aku menyebutkan nama Caster Patrick?"
Caster merasa seluruh darahnya mendidih. "Jared!" teriaknya pada alat komunikasi. "Periksa alat pemutar di studio empat!"
Jared melesat, mencari ruangan yang dimaksud. Dia menguatkan telinganya, dan dari jauh menemukan ada suara pita berputar di salah satu ruangan tidak lama kemudian. Namun, baru saja akan menarik gagang, pintu seketika terbuka dan seseorang melompat keluar hingga menjatuhkannya.
Tubuh Jared sampai terdorong ke dinding di belakangnya, tetapi sebelum bisa memulihkan diri, dua tangan sudah mengarah ke lehernya. Jared terkesiap dan segera menahannya. Di saat bersamaan matanya menemukan wajah menyeringai dari seorang pria muda yang mengenakan jas putih, tetapi kali ini Jared tak menyangka akan menemukan wajah berbeda.
"Miles? Miles! Sadarlah!"
Namun, dia hanya terus tertawa, dan kekuatannya semakin bertambah hingga tangannya semakin dekat untuk menarik leher Jared. Membuatnya terpaksa menaikkan kaki dan menendang perut Miles agar dapat melepaskan diri. Mereka bangkit bersamaan, Jared tahu ini akan jadi pertarungannya, kuda-kuda segera dipasang, dan Jared mengeraskan kedua kepalannya.
Miles kembali tertawa, kali ini lebih kuat. Jared memang tidak mengenal baik Miles, tetapi dia juga tidak yakin pernah tertawa seperti itu. "Miles ada di sini, dan dia berubah menjadi Nemesis."
"Di sini juga ada satu Nemesis." Agatha ikut bersuara, sedikit lebih pelan dan hampir berbisik. Sampai tak lama terdengar suara melentang keras di telinga Caster dan Jared. "Dan dia membawa senjata."
"Agatha Lindsey ... akhirnya kita bertemu lagi ...." Agatha tak tahu ada di mana Nemesis. Seluruh ruangan gelap, dia hanya bersembunyi di balik rak kayu.
"Kau bilang dia tidak akan membunuhku ...." Terdengar ada getaran lebih di suara Agatha. Dia kemudian menutup mulut, mencegah suara apapun bahkan termasuk napasnya. Tapak kaki perlahan yang perlahan mendekat mulai membuatnya bergidik.
"Kemarin kau tidak bisa berjalan, mungkin sekarang kau tidak akan bisa melihat atau mendengar, atau bahkan mungkin bernapas."
Caster di tempatnya menggigit bibir. Kepalanya jadi penuh sekarang, apakah prediksinya salah? Dia sebenarnya sangat terkejut saat mendengarkan bunyi tembakan di tempat Agatha. Tidak ada waktu untuk dibuang, Caster berusaha mencarinya.
Namun, sebelum bahkan bisa meninggalkan studio, suara yang keras seketika menghentikannya. "Sudah mau pulang? Filmnya baru saja di mulai."
Caster sangat tahu suara itu. Milik Nemesis. Caster memutar kepalanya untuk mencari, tetapi tak menemukannya di manapun. "Apa filmnya jelek? Kami bersusah payah membuatnya, ada banyak biaya yang dikeluarkan. Jadi tolong, duduk dan nikmati, lalu tinggalkan komentarmu nanti di situs kami."
Sampai kemudian dia mendongak, dan menemukan seseorang di atas sana. Terikat pada sebuah tali yang sepertinya aknn putus kapan saja.
"Kyle ...."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro