Chapter 20
Kepalanya terasa sangat sakit saat dia membuka mata. Semuanya nampak buram, setidaknya dia tahu masih mengenakan pakaian biru tipis yang dia dapatkan dari rumah sakit jiwa tersebut. Ada cahaya yang hampir padam di sampingnya, hal itu cukup membantu. Dia tidak tahu ada dimana dirinya sekarang,
Apa yang terjadi sebelumnya? Pria itu berusaha mengingat kembali. Kepalanya terasa ingin pecah, itu dia. Dia benar-benar kesakitan dan harus dibawa ke rumah sakit yang sebenarnya untuk mendapatkan perawatan dari penyakit yang bersarang di otaknya. Namun, dia malah tiba di ruangan yang bahkan tidak terlihat seperti tempat perawatan.
Dia meneguk ludahnya, dan coba memanggil dengan suara yang lemah.
"Halo ... ada orang di luar?"
"Kau sudah bangun." Ada yang membalasnya, tetapi bukan dari luar. Dia sontak menoleh, menatap lekat di sudut ruangan yang gelap. Kemudian terdengar langkah kaki perlahan mendekat. Seseorang dengan jas putih, apakah dia dokter? Pria itu melihatnya tengah tersenyum, lebih tepatnya menyeringai. Namun, seringai itu sangat aneh, dan bahkan terlalu lebar.
Ini tidak mungkin. Ini tidak nyata. Mungkin hanya halusinasi. Pria itu bergumam sendiri. Dia selalu mendapatkan banyak mimpi-mimpi aneh. Mungkin ini adalah salah satunya, tetapi saat dia membuka mata, dia segera menyadari kalau semua yang terjadi di depan matanya adalah keadaan yang pasti.
"S–Siapa kau?"
Belum sempat dijawab, suara langkah kaki kembali terdengar. Dia tidak menyadari dari mana asalnya, tetapi gaya pakaian keduanya benar-benar sama. Pria itu tidak menyukainya. "Siapa kalian?
Pria yang menyeringai itu lalu mengangkat sebuah kamera yang sangat besar. Lalu yang satunya kemudian bertanya. "Kyle Screen, kami mau bertanya sesuatu. Kenapa kau membunuh Violet dan Nate Patrick?"
***
Kedatangan Michael membuat Caster dan Gerald menunda kepulangan mereka. Melainkan membantu mencari tahu apa yang terjadi pada ambulans yang seharusnya membawa seorang pasien bernama Kyle tersebut.
Gerald sebenarnya terkejut mendapati Caster mau ikut andil, tetapi dia memutuskan untuk tutup mulut saja agar tidak ada hal aneh yang terjadi. Namun, dia tetap memperhatikan.
Caster tampak sangat tenang, menunjukkan kembali sikapnya sebagai penyidik yang telah bekerja untuk kepolisian selama delapan tahun lamanya. Dia memeriksa seisi ambulans di dalam dan juga luar tanpa melewatkan apapun. Begitu selesai, dia kembali pada Gerald dan menggelengkan kepalanya.
"Apa ini juga ulah mereka?"
"Sulit untuk mengatakannya, bahkan kalau memang ya, Kyle tidak akan bertahan lama dengan tumor di kepalanya. Hanya saja Nemesis juga melakukan hal yang sama pada Miles."
"Nemesis?" Michael di dekat mereka lantas terkesiap. "Kalian mau bilang ini ulah Nemesis juga?"
Caster hanya menghela napas panjang. Sejauh yang dia tahu, memang Michael adalah orang yang bertanggung jawab untuk menangani Nemesis di asylum. Tentu saja dia akan sangat terkejut mendapati ada kriminal gila yang bisa bertindak sejauh ini.
"Aku ingin memeriksa ruangan Kyle di asylum."
Sebelah alis Gerald terangkat. "Untuk apa?"
"Mencari petunjuk," jawab Caster.
Gerald justru berpikiran lain, tetapi sekali lagi akan membiarkannya saja. Mungkin saja memang ada petunjuk di sana. Michael juga tidak menolak, dia juga yang mengantar mereka berdua menuju asylum dan membawanya pada kamar tempat Kyle dirawat. "Tidak. Bukan ini."
"Tapi ini kamar Kyle. Kau juga sudah pernah kemari," balas Michael. Gerald sekali lagi terkejut. Mereka berada di kamar yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan rumah sakit pada umumnya, tetapi tidak menyangka kalau Caster pernah ke sini, tetapi kapan?
"Maksudku selnya," pungkas kembali Caster.
"Sel? Ini rumah sakit jiwa, bukan penjara."
"Sel tempat dia pertama kali datang kemari, empat bulan lalu saat dia divonis. Aku ingin melihatnya." Michael tertegun. Terdengar Caster mulai tidak sabaran, Gerald sendiri ikut khawatir sekarang. Namun, dia masih menahan diri dan berpikir Caster tidak akan bertindak macam-macam kali ini.
Michael yang mengerti akhirnya membawa mereka ke ruangan yang diminta. Memang bukan sel seperti yang ada di penjara, tetapi ruangan ini tidak senyaman yang sebelumnya.
Ada kasur, meja, dan rak buku. Michael menjelaskan kalau setiap pasien boleh meminta apapun kepada psikiater yang membantu mereka, tetapi sebenarnya dia ragu kalau Kyle pernah membaca buku-buku tersebut.
Karena ruangannya begitu sempit, Caster yang masuk sendirian. Dia langsung menuju rak buku karena yakin di kasur tak akan ada apa-apa. Buku-buku yang tebal dan agak tua, kondisinya juga sudah setengah berdebu.
Caster mengambil satu, membaca sampulnya, kemudian mengembalikannya. Caster ikut yakin kalau Kyle tidak pernah membaca buku ini karena setiap kertasnya benar-benar melengket. Namun, dia sadar kalau ada salah satu yang pernah dibukanya. Terlihat dari kertas-kertasnya yang tidak rapat.
Dia mengambilnya. Sebuah novel, buku misteri tentang kasus penembakan. Caster hanya melihat buku itu dengan tatapan datar, dan kemudian membukanya. Dia akhirnya mengetahui kenapa buku itu tidak tertutup rapat, terdapat beberapa kertas yang mengganjal di beberapa halaman.
Pria itu seketika tertegun, bahkan hampir tak bersuara dalam waktu yang cukup lama. Tatapannya menajam pada setiap kertas-kertas tersebut. Sebenarnya itu amplop berisi surat tidak ada perangko di luarnya.
Hal yang membuatnya terpaku adalah karena untuk siapa surat itu ditujukan. Caster Patrick. Surat itu ditujukan untuknya.
Seakan kesadarannya telah kembali, Caster memeriksa lagi surat lainnya, dan sama. Juga ditujukan untuknya. Dia sigap mengambil semua amplop yang ada, dan kemudian menyembunyikannya di balik jaket.
Gerald menyadari ada sesuatu yang terjadi, tetapi dia tidak bisa melihat apapun di luar. "Apa kau menemukan sesuatu?"
Caster tak mengatakan apapun. Saat dia berbalik, wajahnya nampak biasa saja. Dia lalu keluar dan berjalan dengan santai seakan lupa tujuan awal mereka kemari.
"Hei? Bagaimana? Apa ada sesuatu yang kau temukan?"
"Aku mau pulang sekarang," ucap Caster.
Michael sontak menganga. "Lalu bagaimana dengan Kyle? Dia tidak sedang baik-baik saja dan dia menghilang."
Karena hanya tersisa Gerald, akhirnya dia yang berusaha untuk menenangkan psikiater tersebut. "Jangan khawatir ... kepolisian akan melakukan pencarian. Caster hanya sedang kelelahan sekarang, dia bekerja dari pagi sampai malam dan ...."
Penjelasan Gerald terus berlanjut. Sementara itu Caster sudah tiba di luar. Melihat ke malam dan sunyinya kota. Caster berpikir akan membaca surat-surat itu di sini, tetapi kemudian memutuskan kalau sebaiknya dia kembali ke rumah sekarang.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro