CHASING HAPPINESS - 8
Repub tanpa edit 19/7/20
14/9/20
9/11/2
10/1/21
Tidak menghubunginya diartikan sebagai penolakan terhadap anak-anaknya dan itu sudah cukup. Dia tidak akan mengemis agar lelaki itu setidaknya mengakui mereka sebagai anak dan ikut andil dalam membesarkan mereka.
Harapan itu terlalu tinggi dan tidak bisa di gapai.
Cukup seperti ini.
Getaran dari gawainya mengalihkan perhatian Sera dari komputer. Nama Miss Sophia, wali kelas si kembar, tercetak sebagai caller id.
"Ya, miss?"
"Bu, bisa datang kerumah sakit sekarang? Ata kecelakaan dan sekarang tidak sadarkan diri."
Dunianya terasa runtuh seketika.
********
Ata masih dalam ruang operasi, dia menjadi korban tabrak lari mobil ketika dia keluar sekolah untuk jajan. Anak itu pasti memanjat pagar sekolah karena pintu gerbang sekolah ditutup dan anak-anak hanya boleh makan atau jajan di kantin sekolah.
Gia masih menggenggam tangan Sera. Wanita itu terus menangis dengan tangan kirinya masih memeluk Aga yang balas memeluknya untuk menenangkan sang mama.
Ini pertama kalinya salah satu dari si kembar masuk rumah sakit bahkan harus menjalani operasi. Dia jadi paham perasaan ibu-ibu yang mengatakan kalau mereka bisa memilih maka lebih baik mereka yang sakit di banding anak-anaknya.
Rasanya lebih sakit ketimbang melahirkan dulu.
Sera masih setia dengan untaian doa-doanya untuk Ata. Dia harus menjadi kuat untuk anak-anaknya agar mereka bisa bersandar padanya. Sungguh, menjadi lemah adalah hal yang tidak akan pernah dia lakukan.
Di tengah untaian doa, dokter keluar dari ruang operasi dan melepaskan maskernya.
"Kami membutuhkan darah AB+. Apa ada keluarga yang memiliki golongan darah yang sama? Stok kami sedang kosong sedangkan meminta stok dari PMI akan memerlukan waktu."
Sera memejamkan matanya, bahunya melorot mendengar penuturan dokter. Ya Tuhan, kenapa begini...
"Golongan darah kami berbeda dok."
"Ayahnya?"
"Saya.....tidak tahu." cicitnya
"jika tidak sama dengan ibu, maka kemungkinan besar sama dengan ayahnya. Mungkin ibu bisa hubungi ayahnya agar kami dapat segera melalukan transfusi." dokter itu lalu berlalu masuk kedalam ruang operasi lagi.
"Ra...kamu mau aku saja yang menghubungi Daniel atau kamu saja?"
Gia merangkul Sera, mencoba memberikan kekuatan.
"Aku saja, Gi."
Sera menelan bulat-bulat omongannya bulan lalu yang mengatakan bahwa dirinya tidak akan pernah menghubungi lelaki itu jika menyangkut anak-anaknya. Dia akan melakukan apapun untuk mereka termasuk menjilat ludahnya sendiri.
Nada sambung digantikan dengan sapaan seseorang dari sebrang sana. Tanpa mengucapkan basa basi Sera langsung mengatakan maksudnya.
"Pak, bisa datang kerumah sakit harapan kita sekarang?"
******
beberapa part akan di private secara acak, di follow dulu ya kalau mau baca 😁❤️
Revisi 4/8/19
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro