Tooru Oikawa as Your Boyfriend
Haikyuu!
Characters own ©Haruichi Furudate
Poin ideas ©@meow.otaku
Plot ©liziaslavk
[OS?, OOC]
###
If Tooru as your boyfriend, he will...
Cute Text Messages
My Tooru❤:
[name]-chaaannn (*'▽'*)♪
[sent 18:20]
My Tooru❤:
besok aku ke rumah kamu yaa
[sent 18:20]
My Tooru❤:
aku mau merayakan satu tahun jadinya kita dengan seharian bersama denganmu (灬♥ω♥灬)
[sent 18:21]
My Tooru❤:
[name]-chan?
[sent 18:21]
My Tooru❤:
[name]-chan kamu udah bobo ya?
(。•́︿•̀。)
[sent 18:21]
My Tooru❤:
yaudah, mimpi indah, sayang. telepon aku langsung dan katakan 'aku mencintaimu, Tooru' kalau kau baca pesan ini di pagi hari (๑ơ ₃ ơ)♥♥♥
[sent 18:21]
[name]:
maaf Tooru aku baru baca pesanmu. besok jadi ke rumahku?
[read 20.04]
[name]:
Tooru? kau marah?
[read 20.05]
[name]:
Tooru tolong maafkan, aku baru baca pesanmu
[read 20.05]
[name]:
Tooru maafkan aku kalau kau sampai marah. besok kau bisa ke rumahku jika kau masih mau...
[read 20.07]
[name]:
Dan, ini belum pagi sih. Tapi aku bahkan tak ingin sampai menunggu esok hari untuk mengatakannya
[read 20.08]
[Name]:
Aku mencintaimu, Tooru.
[read 20.08]
Tak tahan dengan balasan darimu yang sengaja hanya dibacanya, Tooru merengut gemas. Ia sesegera mungkin menekan suatu ikon di sana.
Video call
My Tooru❤
Angkat | Tolak
Benar. Sebuah panggilan video masuk ke ponselmu dengan display name yang dibuat kekasihmu sendiri itu
Oikawa Tooru diseberang sana bersiap diri. Entah ia mau menjerit gemas, atau memasang wajah pura-pura marah. Intinya pemuda itu sedang menata tatanan rambutnya dengan bibir yang refleks ikut miring-miring.
Kamu tidak tahu, pacarmu ini jadi terkesiap kala panggilan videonya terangkat dan memunculkan kata 'menyambung'.
Dan kamu juga tidak tahu, bahwa Oikawa Tooru yang sudah bersiap dengan tampan, kaget sekaget-kagetnya.
'IWACHAN?! KOK KAMU YANG NGANGKAT?'
'MANA [NAME]-CHAN KU? SEBEGITU BENCINYA YA IWACHAN PADAKU SAMPAI MEREBUT MASA DEPANKU,'
Iya. Tooru memasang wajah nelangsa. Sementara Iwaizumi Hajime, sedang menahan diri agar tidak membanting ponselmu yang terdapat wajah Tooru ke dalam tempat sampah.
"Jangan berisik. [Name] lagi ada di rumahku."
Jawaban Hajime membuat Tooru makin melebihkan ekspresinya.
'IWACHAN ASTAGA JAHAT BANGET! NGAPAIN [NAME]CHAN SAMPAI ADA DI RUMAH KAMU MALAM-MALAM BEGINI?????????'
'IWACHAN POKOKNYA AKU AKAN MEMBENCIMU KALAU [NAME]CHAN-KU KENAPA KENAPA. AKU AKAN KESANA SEKARANG.'
"Gak usah. Aku sedang tidak mau menerima impor-an sampah dari manapun."
My [name]❤
Terputus
01.00
'iWACHAN??????????'
---------
Kamu mengambil ponselmu. Ternyata tertinggal di atas sofa milik keluarga Iwaizumi. Kamu gak khawatir banget sih bakalan hilang. Soalnya keluarga kamu dan keluarga Iwaizumi udah kayak saudara.
Benar. Kamu dan Iwaizumi Hajime memang hanya tetangga depan-depanan, tapi hubungan orang tuamu, dan orang tua Hajime tidak bisa hanya dikatakan tetangga. Akibat saking akrabnya, kamu bahkan menganggap bahwa Hajime adalah kakakmu. Dan kini kalian sedang ada acara makan malam bersama, sebagai perayaan atas kembalinya ayahmu dari luar negeri.
Ya, keluarga Iwaizumi begitu baik, kan? Siapa yang pulang, siapa yang menyiapkan pesta.
Terutama sekali anak laki-lakinya, Iwaizumi Hajime. Siapa yang pacaran, siapa yang protektif. Kamu bagaikan punya lima orang tua; orang tuamu, orang tua Hajime, serta Hajime itu sendiri sebagai king of parents-mu.
Mengecek telepon tak terjawab dan segala spamming chat, kamu mendekati Hajime yang sedang duduk santai.
"Hajime, ponselku di silent sama kamu, ya?"
Iya. Kamu gak heran. Iwaizumi Hajime terkadang menggeledah ponselmu, dan melindungi ponselmu dari 'virus'.
Couple Outfit
Kamu merentangkan sweater dan sebuah rok mini berbahan jeans hitam di depan tubuhmu. Ada kedua saksi mata yang kini menatapmu dengan pandangan berbeda, salah satunya lalu berbicara.
"Ayo pakai [name]-chan! Kita akan ber-couple outfit lagi untuk hari spesial ini."
Siapa lagi yang berbicara dengan antusias? Iwaizumi Hajime pemuda yang duduk di atas kursi belajarmu? Tidak akan.
Kamu melirik Hajime ragu. Iya laki-laki itu memang hanya diam saja di sini, tapi kau yakin hatinya sedang kusam menahan diri.
Bentar, sebentar. Kenapa Iwaizumi Hajime ada di antara kedua pasang kekasih ini? Sebagai orang ketiga?
Tidak. Jangan katakan itu. Pacarmu sendiri sebagai bukti nyata, bahwa mengatakan itu sama saja mengancam nyawa sendiri. Berkali-kali Oikawa suka tertimpuk. Bola voli, buku agenda, atau bantal rumahmu sendiri.
Hajime lebih suka disebut 'pengintai khusus Oikawa' daripada 'orang ketiga'.
Ya karena Tooru ini kadang--bukan, sering banget macem-macem kalo gak diawasi sih????
"Tidak bisakah kau mencari bawahan yang lebih tertutup, Shittykawa?" Hajime mengucapkan kata. Kamu agak lebih lega dibanding dia terus menatap dengan garang.
"Nanti tertutup, kok. Tenang Iwachan," Tooru membalas dengan enteng.
Dan Hajime membalasnya tajam, "ditutupi dengan tanganmu maksudnya, hah?" Aura pemuda itu makin tidak enak.
Tooru melongo sejenak. Berikutnya jadi tertawa, "kau berpikir apasih, Iwachan????? Baju itu masih ada pelengkapnya," pemuda itu mengeluarkan sebuah kemeja dari handybag-nya. Kemeja yang sama dengan kemeja dalam Tooru, "Ini, nanti kemeja ini diikatkan ke pinggang [name], dan menutupinya."
Penjelasan Tooru membuatmu lebih terlihat lega. Namun untuk Hajime, sepertinya masih statis.
"Hahaha, pikiranmu aneh Iwachan,"
Langsung saat itu juga Tooru dapat sabetan dari boneka beruangmu yang diberikan oleh Tooru sendiri.
Ekspresi Hajime agak melemas kini, namun jadi masam kembali kala melihatmu sedang mencoba rok mininya.
"[Name], kau mau ganti baju di kamar mandimu, atau pacarmu ini aku tendang sekarang juga dari lantai dua?????"
"Iwachan jahat!!!"
"A-aku ganti baju di bawah!" Sesegera mungkin kau pergi dari sana. Tak mau melihat kekasihmu tertendang lagi dari rumahmu sendiri.
Buys You Ice Cream at Convenience Store
Tanganmu yang sedang tergenggam tangan besar Tooru dibawa berayun olehnya. Kekasihmu tampak senang. Senang sekali. Alasan pertamanya--
"Huh, akhirnya kita bisa bebas dari Iwachan!"
--ya. Seperti itu.
Lalu kedua--
"--dan kita jadi bisa menghabiskan waktu hanya berdua di hari anniversary kita!"
Ya. Satu tahun tak terasa sudah kau lewati bersama Oikawa Tooru ini. Dan ada banyak hal yang sudah kalian lakukan bersama pula.
Tidak bosan, mungkin adalah sepatah kalimat dalam hatimu. Memang, Tooru punya banyak rasa. Dia menjadikan harimu lebih berwarna. Tooru yang manja, Tooru yang chilldish, Tooru yang dewasa, Tooru yang posesif, Tooru yang romantis, dan segala macam rasa yang tak sempat bisa kau interpretasikan sampai saat ini.
Memang baru setahun. Tetapi untukmu yang kali pertama berpacaran, ini merupakan suatu pencapaian besar. Tanpa adanya pengalaman luas tentang hubungan semacam ini, kau bisa mempertahankannya selama satu tahun dikali pertama mencoba.
Padahal kata Iwaizumi Hajime, jangka Tooru berpacaran itu seumur nyamuk di daerah rumahnya. Singkat, dan tak terprediksi. Bisa panjang umur, bisa baru lahir aja udah kebuang.
Makanya waktu Hajime tau tetangganya sekaligus orang yang sudah diurusinya seperti adik sendiri berpacaran dengan partner yang-bisa-memperpendek-umurnya itu, Hajime langsung agak shock. Pengen gak restuin, tapi ngeliat sisi kamu yang belum pernah dilihatnya selama ini, tapi hadir ketika di sisi Tooru, membuat Hajime merelakannya sendiri.
Ya tapunya itu, Hajime tetap mengintai.
"Kamu pengen ke mana spesial untuk hari ini?" Tooru bertanya. Mendekatkan kepalanya ke samping telingamu. Berusaha memiliki dunia berdua padahal kalian lagi jalan di tengah keramaian.
"Aku ke mana aja, terserah kamu," jawabmu yang memang bingung. Dan tentu saja, bagimu, ke mana asalkan ada Tooru, itu tak menjadi masalah.
"Ya udah," Tooru memajukan lagi kepalanya. Iya. Kala dia mendengarkanmu berbicara, kepalanya mundur untuk melihat wajahmu. Dan ketika ia sendiri yang berbicara, kepalanya akan maju, dan mendekatkan mulutnya ke telingamu. "Kita ke fun world, abis itu ke rumahku. Eh tapi jangan kasih tau Iwachan ya."
Dia merendahkan suaranya, kini jadi seperti bisikan, "khusus untuk hari ini."
Kamu bertanya-tanya, kenapa hatimu tidak pernah terbiasa kalau Tooru bersikap seperti ini sejak satu tahun berlalu itu? Berisik. Sesak. Dan geli.
"Nah," Tooru jadi mengubah atmosfir, dia menunjuk senang ke bangunan depan, "beli es krim dulu yuk."
Kamu tersenyum semangat. Setahun terlewati bersama. Mereka berdua telah berbagi kesukaan masing-masing.
---------
"Iya, beberapa minggu lagi aku ada pertandingan. Sama seperti pertandingan kemarin, kami akan berhadapan lagi dengan Karasuno,"
Kamu mendengarkan penjelasan Tooru itu dengan seksama seraya menjilati es krim cone milikmu. Agak susah sih, mengimbangi obrolanmu dengan Tooru, memakan es krim-mu, dan berjalan di jalanan ramai. Fokus harus kamu sama ratakan jadinya.
"Karasuno yang ada adik kelas hebatmu itu?" Kamu merespon, Tooru membenarkan.
"Adik kelasku yang menyebalkan," katanya tegas. "Ah serius deh, kenapa kamu suka bilang dia hebat sih?"
Masih menjilati es krim-mu, kamu menjawab jujur, "menurutku dia memang hebat sih, gak jauh sepertimu."
"sAYANG!!!"
Tooru jadi merengek. Persis cara merengeknya dengan Hajime yang akan menaboknya. "Jangan samakan kekasihmu dengan adik kelas macam itu! Aku lebih hebat dari dia tau!"
"Justru itu, karna dia adik kelasmu, jadi aku berpikir bahwa dia juga akan jadi orang yang hebat seperti dirimu," kamu menjelaskan terus terang. Namun Tooru tetap tidak terima.
"Aku lebih terima kamu memuji Makki di hadapan semua orang, daripada muji adik kelasku itu walau hanya di depanku," ucapnya.
Kamu terkekeh. Sesungguhnya kekasihmu itu tidak suka mendengarmu memuji orang selain dirinya, bahkan Iwaizumi Hajime pun.
Kalian berdua berjalan ke fun world masih asik sambil menjilati es krim. Tooru kadang iseng menjilati es krim-mu, ataupun menyodorkan es krimnya padamu.
"Ah, meleleh, meleleh," kamu agak panik kala es krim mu sudah mulai sensitif dengan suhu sekitar sehingga lebih cepat meleleh. Lelehan creamy itu turun melewati sela-sela jari-jari kananmu.
Dan Tooru melihatnya, dia terkekeh, "astaga, kamu gak pernah bersih kalo makan es krim cone."
Tak mengindahkan itu, kamu menghentikan langkah, meminta tolong pada kekasihmu tersebut, "Tooru tolong ambilkan tisu di tasku."
Tooru yang memang sudah menghabiskan hampir seluruh badan cone-nya tersebut, jadi langsung menamatkan bagian ekornya kala mendengarmu.
Dia malah meraih tanganmu yang belepotan, bukan tasmu yang berisi tisu.
Dengan itu pula ia menjilat jari-jarimu yang terdapat jalur lengket es krim.
Irisnya menatapmu, menyaksikan raut wajahmu yang berubah merah lantaran aksinya di tengah umum ini.
Oikawa Tooru berhasil membawa kalian berdua ke dunia kalian sendiri. Di mana tatapan orang lewat, cengiran geli, dan kikikan asing tak sama sekali kalian gubris.
---------
"[Name]-chan, Makki dan Mattsun memberi kita hadiah anniversary. Kau mau membukanya bersama?"
Seharian bersama dengan kekasihmu di luar ruangan, kini tinggalah kalian menghabiskan waktu di dalam ruangan. Hanya berdua. Iya. Kamu ada di rumah Oikawa Tooru seperti apa rencananya tadi pagi.
Tooru sendiri sedang duduk di sofa, menatap kotak hadiah kecil yang di lapisi kertas kado lucu dari dua sohib kekasihmu; Matsukawa Issei, dan Hanamaki Takahiro.
"[Name]-chan? Kau sedang apa?"
Dia bertanya padamu lagi yang masih berdiri menghadap pintu seraya memegang ponsel. Pelan-pelan, kamu berbalik, dan berkata tanpa suara pada kekasihmu di sana, "Hajime melakukan panggilan video."
Tooru langsung memasang wajah panik. Bisa habis dirinya kalau Hajime tau kau di bawa ke rumahnya pada malam hari seperti ini.
Detik berikutnya wajah Tooru melemas kala kau mengacungkan jempol ke arahnya. Lalu kamu berbalik badan kini, "maaf Hajime, aku janji akan pulang secepatnya. Matsukawa dan Hanamaki memberikan kami hadiah, dan sepertinya Tooru ingin sekali membukanya bersama."
Kamu kini berjalan mendekat. Menunjukan layar ponsel yang berisi wajah Hajime ke arah Tooru.
'Oi Shittykawa, bawa [name] pulang paling telat jam sembilan,'
Kata Hajime berwajah tajam dan bicara tajam. Tooru kamu lihat hanya tersenyum tegang. Dia sebenarnya ingin sekali menghabiskan seharian ini denganmu. Seharian. Sampai jam dua belas berakhir nanti, atau bahkan sampai esok pagi kalau tanggung. Tapi kalau Hajime sudah bertitah seperti ini, Tooru jadi terpaksa melepaskannya.
"Tenang Iwachan, aku antarkan [name]-chan nanti. Sekarang bisa kita putuskan sambungannya? Aku hanya ingin waktu berdua dengan [name],"
Tooru, walau takut dirinya tetap berani.
'Hah? Gak, biarin aja. Aku tidak tau apa yang akan kamu lakukan nanti pada [name] sampai jam sembilan di sini.'
Tooru mendapat perempatan di dahinya, tetapi dia juga jadi gelisah.
"Tooru, katanya kamu mau buka hadiah dari Matsukawa dan Hanamaki?" Kamu bertanya. Membuat Tooru jadi beralih lagi.
"Oh iya aku lupa!"
Dia meraih kotak itu kemudian. Kamu yang memegang ponsel yang masih tersambung dengan wajah Hajime, membawa layar itu ke arah kotak. Menunjukkan kekasihmu yang sedang membuka kotak hadiah anniversary kalian.
'Itu dari Matsukawa?'
Hajime yang melihatnya lantas bertanya. Dia juga agak mengerutkan keningnya. Merasa tumben Matsukawa dan Hanamaki itu melakukan hal ini.
"Iya, katanya dari Matsukawa dan Hanamaki. Baik sekali mereka," lantaran Tooru sibuk membuka kotak hadiahnya, jadi kamulah yang merespon Hajime.
Tepat saat itu pula Tooru selesai membuka hadiahnya. Kalian bertiga terdiam tanpa kata. Namun seiring heningnya itu, wajahmu memerah.
'Kondom????????'
Hajime
Terputus
4.16
Kini kamu berubah pucat. Tadi saking paniknya, dengan refleks kamu mematikan panggilan video Hajime.
Bukan. Kamu tau ini bukanlah salah Tooru.
Matsukawa dan Hanamaki kau hapal suka sekali mengerjai orang. Harusnya kalian tadi tidak ceroboh membuka hadiah dari mereka berdua begitu saja.
Tapi ini sudah terlanjur terjadi. Kalian sudah membukanya, dan Hajime juga sudah mengetahui isinya; sekotak benda laknat.
Kamu menatap Tooru yang sama pucatnya denganmu.
Sampai sebuah pesan masuk ke dalam ponselmu.
Hajime:
Tunggu di sana. Biar aku sendiri yang akan membuang sampah itu ke tempatnya langsung.
[Read]
Tells You Before Game, He Will Do The Best For You
Oikawa Tooru berjalan dengan timnya melangkahi koridor gymnasium. Aura mereka terasa kuat, menarik segala perhatian bagi orang yang menyadarinya.
Tatapan mereka saling tajam. Tooru yang bagimu biasa menampilkan wajah manja, kini terlihat berbeda. Inilah dia, kekasihmu yang membuatmu merasakan berbagai warna. Tatapan yang ditunjukan Tooru saat ini hanya muncul dalam dua keadaan berbeda. Satu saat tengah menghadapi lawan. Satu lainnya, saat menghadapi hanya dirimu saja dalam atmosfir ke intens-an.
Biasanya dia akan melukiskan seringai. Tapi kali ini tampak mengeras. Oikawa Tooru sedang serius.
"Tooru!"
"Oh, [name]-chan!!!"
Tunggu dulu, benarkah sedang serius?
Dia kini langsung berlari menerjangmu. Iwaizumi Hajime yang mengerti, langsung mengambil alih komando. Membuat kalian kini hanya tinggal berdua.
Tooru tersenyum sumringah di hadapanmu, "nanti kau harus di baris depan. Aku sudah titip tempat dudukmu pada salah satu kenalanku seperti biasa."
"Iya, tenang saja," kamu ikut tersenyum.
Tooru memang sering melakukan ini untukmu saat pertandingannya.
"Nanti teriakan namaku yang keras," dia merendahkan suara. Jadi seperti memohon. Padahal tanpa ia pinta pun, kamu pasti akan mendukungnya sekuat tenaga.
"Jangan pernah alihkan pandanganmu dariku," dia menatap lekat matamu. Ambisi di binar matanya dapat kau lihat jelas, "selalu teriakan namaku. Aku akan melakukan yang terbaik untukmu."
Kamu menangkup pipinya, "iya. Semangat, Tooru. Lakukan yang terbaik." Ucapmu memberikannya kata semangat.
Dia biasanya akan memintamu mencium pipinya sebelum mulai bermain, tapi mengingat satu tahun sudah terlewati bersama, kamu jadi paham sendiri tugasmu pada saat seperti ini.
Kamu mendaratkan bibirmu di pipi kanannya. Tooru memejamkan manik yang terdapat kilat tajamnya sejenak, bibirnya terangkat membentuk lekukan senyum. Berusaha meresapi betul-betul kasih sayang dan kelembutan yang sedang kamu berikan.
Cukup lama, kamu akhirnya menjauhkan diri dari wajahnya. Tooru pun kembali membuka kelopaknya, amunisi semangatnya sudah terisi penuh akibat dirimu. Binar ambisi dari maniknya kini berubah jadi binar lembut.
Kamu tersenyum.
Ganti, Tooru yang menangkup wajahmu. Di kecupnya keningmu lembut seperti apa yang kau lakukan padanya tadi.
"Terimakasih sudah mau menemaniku untuk setahun ini. Aku akan lebih berusaha ke depannya," katanya. Lembut dan tenang.
Kamu mengangguk. Tooru pasti akan melakukan yang terbaik. Untuk timnya, untuk dirinya sendiri, dan untukmu.
Sebelum kalian berpisah, Tooru sempatkan untuk mengecup bibirmu singkat.
Iya. Dia juga selalu melakukan ini di setiap pertandingannya saat bersamamu.
"Nanti kalau kami menang, kau sudah taukan aku akan menuntut hadiah apa?" Bibirnya terangkat sebelah. Dan binar lembut itu telah berganti lagi menjadi binar ambisius.
"Cium aku duluan di bibir." Dia menatap ke dalam matamu.
Cries in Your Arms When He Lost an Important Game
Kamu meremang. Atmosfir saat ini membuatmu tegang. Kini tim Seijoh yang melawan Karasuno sudah berada di titik-titik akhir.
Tadi, Karasuno baru saja mencetak satu angka yang membuat mereka ada satu langkah di depan Seijoh. Dan apabila Karasuno mendapatkan satu angka lagi, maka ini akan menjadi akhir.
Kamu berharap, poin itu didapatkan oleh Seijoh. Sejak awal selalu melihat di baris depan, kamu jadi tau seberapa keras kekasihmu berjuang. Dia bilang, dia akan berusaha keras untukmu. Dan apa yang kau lihat itu adalah usahanya. Untukmu. Dan untuk tim-nya.
Melihat satu putaran yang entah akan menjadi akhir, atau masih berjalan panjang ini, kamu tidak bisa menahan gemertakan gigimu. Gemas. Tegang. Kau ingin teriak sekencangnya jika itu bisa membuat Seijoh menang.
Kamu lihat lagi perjuangan Oikawa Tooru di bawah sana. Kekasihmu sampai menubruk ke arah meja demi mempertahankan lambungan bola di atas sana. Kamu menatap nanar, rasanya sesak. Semua perasaan Tooru di bawah sana seperti ikut merasuki dirimu.
Tooru sebagai kapten, dia juga merangkap sebagai setter. Kekasihmu memiliki beban berat untuk timnya. Dia diharuskan berjuang sampai detik akhir.
Namun papan angka Seijoh tidak bertambah.
Oikawa Tooru, sudah mengerahkan segala usahanya benar-benar sampai akhir.
Tim Seijoh kalah.
Seiring dengan pekikan kemenangan dari Karasuno, kamu juga merasa hatimu memekik. Menjerit tertahan atas kekalahan Seijoh.
Kamu menatap tim biru Seijoh yang tampak senyap di bawah sana. Iwaizumi Hajime yang menurutmu paling tegas saja sampai menangis. Kamu bisa merasakan kesesakan mereka. Namun rasanya, Tooru yang kini menepuk punggung Hajime lah yang lebih merasa sesak.
Tim Seijoh berbaris di bawah sana. Menghadap para pendukungnya untuk mengucapkan terimakasih. Wajah-wajah yang tampak basah karena keringat dan air mata itu kau telusuri satu persatu. Hingga berakhir di baris terakhir di ujung.
Oikawa Tooru sedang menatapmu. Wajahnya lelah juga kecewa. Dalam tatapannya yang masih berusaha tegar, kau dapati ia seperti meminta maaf padamu lewat pandangannya itu. Dalam jarak ini, kalian bertukar kedukaan. Sebelum akhirnya Hajime ikut berbaris, dan mereka merunduk.
---------
Kamu segera menerjangnya sesaat setelah kalian bertemu di luar ruangan. Tooru yang mendapati pelukanmu itu langsung mendekap dan menenggelamkan wajahnya ke lehermu dalam-dalam.
Pelukanmu yang erat ini, mengacaukan segala pertahanan mentalnya. Kini baik bahumu dan bahunya, basah karena air mata kalian masing-masing.
Always Wants to Hold You in This Arms
"Maaf [name]-chan, aku tidak memenangkannya kali ini. Kami tidak bisa lanjut ke babak nasional," Tooru bersuara serak setelah mengeluarkan seluruh emosinya dalam air mata. "Maaf..."
Kalian bersandar pada dinding gedung. Kamu meraih tangan Tooru dan menggenggamnya, "tidak apa Tooru. Aku sudah mendapati segala perjuanganmu itu. Aku tidak kecewa kok."
Dia membalas genggamanmu. Meremasnya tak terlalu kecang.
Kamu bergerak, kini jadi ke hadapannya. Menyandarkan kepalamu dalam dadanya. Dan dia mengelus kepalamu itu memakai tangan yang lain.
"Jangan sedih. Aku sedih juga kalau kau sedih. Dengan jelas melihat segala perjuanganmu, membuatku bisa merasakan perasaanmu," ucapmu dalam dadanya. "Sakit Tooru. Jangan sedih."
Tooru yang mendengarnya jadi menggemeletukan gigi sejenak. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk menarik nafas, dan membuang segala kekecewaan dalam embusan nafasnya.
Kamu menjauhkan kepalamu dari dadanya dan berganti menatap wajah kekasihmu. Kamu tau, ini adalah kali terakhir pertandingannya di masa sekolah. Dan akhiran ini, tidak sebaik apa yang kalian harapkan. Tapi, tentunya ini bukan jadi yang benar-benar terakhir.
Kamu berjinjit sedikit. Mendekatkan wajahmu ke wajah Tooru. Dan mengecup bibirnya seperti apa yang dia minta sebelum pertandingan.
"Kamu udah termasuk menang menurutku, jadi itu adalah hadiahmu. Terimakasih telah berjuang, Tooru."
Says I Love You a Lot
"Lagi, dong."
Dia merubah suasana atmosfir. Kini raut manja terbentuk dalam wajahnya yang agak sembab. "Sejak pertandingan pertama dan terakhir, kami, kan sudah menang beberapa kali."
Kamu membulatkan mata dengan wajah memerah.
Hei. Memang sudah berapa tim yang mereka kalahkan sampai sini? Kamu sangat fokus akan kemenangannya sampai tak mau menghitungnya asalkan mereka selalu menang.
"Ayo," Dia merendahkan tubuh. Memberikan kemudahan bagimu untuk menciumnya lagi.
Kamu menatapnya, dan dia menatapmu dengan raut usilnya. Jadi salah tingkah, kamu pukul wajah Tooru di hadapanmu itu.
"Aw! [Name]-chan kenapa kamu memukul wajahku??????" Ringisnya sambil mengusap wajah. Kamu di hadapannya sudah membalikan tubuh membelakangi Tooru.
Tapi tak henti di situ, Tooru kini malah memelukmu dari belakang. Dia masih menagih, "ayolah, kau hutang banyak padaku." Dia mencium pipi kananmu dari belakang.
"Satu," ucapnya.
Kini dia membalikan tubuhmu, lalu mengecup keningmu, "dua."
Mencium ujung hidungmu, "tiga."
Lalu pipi kirimu, "empat."
Kamu tau. Segala ciuman ini adalah caranya mengucapkan, 'aku mencintaimu' dengan cara yang berbeda.
Dia kini menatap bibirmu. Lalu perlahan mendekat seraya memiringkan wajahnya. Kau memejamkan mata.
Dengan itu ia bersuara. Rendah, dan serak.
"Sisanya aku ambil di rumah. Persiapkan dirimu untuk jadi hadiahku, [name]-chan."
fin.
halooo, masih ada yang simpen book ini di library??????
yah astaga di update lagi juga kan book ini akhirnya kwkwkwk. plis aku gabut banget, dan kebetulan lagi ada mood buat bikin yang cheesy-cheesy jadi........ jadilah bagian oikawa!
maap, moodku emang labil banget serius deh. abis kadang aku juga pengen nyari fanservisan sendiri kwkwkwkw /g
dan maap juga kalau jadi kurang feel-nya. aku agak asing lagi nulis pake sudut pandang orang kedua entah kenapa kwkwkw
btw, happy new year!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro