Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chaotic ● 2

Suara berisik mendominasi bar misterius disudut sempit jalanan Hongdae. Namun sepertinya suara berisik ditempat tersebut tak menganggu siapapun yang melewati bar itu. Entah karena memang tidak menarik, atau memang karena bar tersebut terlalu mistis. Semua yang lewat berlalu begitu saja tanpa menoleh. Membuat sosok yang ada didalam sana seolah leluasa membuat suara ribut.

"Banyak barang bagus ditempat ini." Ada seulas senyum cerah terkembang diwajah yeoja pemilik bar.

Menatap barang-barang yang dikumpulkan, yeoja itu melipat tangannya didepan dada kemudian.

"Baiklah...tinggal merapikannya dan menunggu pelanggan." Menatap pintu bar, seulas senyum penuh arti semakin dikembangkan oleh yeoja itu.

●x( CHAOTIC )x●

Bulan nampak mengintip dibalik awan. Masih diselimuti kabut yang seakan melingkar ditubuhnya seperti cincin. Dua pria dewasa, yang jadi pengunjung bar tersebut terlihat menikmati minuman mereka. Tanpa berujar, hanya diam dan sesekali menyesap bir yang seolah memberi rasa tenang dihati keduanya.

"Untuk mendapatkan hal baik, terkadang suasana harus terlebih dulu kacau." Kalimat itu membuat pandangan dua pria yang jadi pelanggannya, mengarah pada yeoja pemilik bar.

Senyum yeoja itu kembangkan, namun tidak dengan dua namja didepannya. Mereka nampak menatap serius sang pemilik bar. Karena tak paham dengan apa yang dikatakannya.

"Bar ini...aku mendapatkan banyak barang bagus saat kondisinya sedang berantakan." Penjelasan awal itu masih membentuk tanya dibenak Hyunwoo juga Hyungwon yang mendengarkannya.

"Contohnya gelas yang kau pakai." Yeoja itu menunjuk gelas Hyunwoo. "Aku mendapatkannya didalam closet." Hyunwoo membulatkan matanya mendengar fakta tersebut.

"Tenang...tenang...aku sudah mencucinya dengan bersih berulang kali. Itu sudah steril." Ucapnya cepat, saat Hyunwoo membuat ekspresi jijik.

Hyunwoo tak cukup senang mendengar itu. Hyungwon yang duduk tak jauh darinya bisa melihat ekspresi tersebut dengan jelas.

"Maksudku mengatakan itu, bukan untuk membuatmu marah. Maksudku adalah..." Yeoja itu menarik nafas dalam sesaat sebelum kemudian berujar.

"...tak jadi masalah jika kau mendapati hal kacau disekitarmu. Karena pasti ada banyak hal baik yang bisa kau temukan. Kau hanya harus teliti dan memilih hal-hal baik yang tersembunyi. Dan meletakkannya ditempat yang seharusnya saat menemukan hal itu." Tak ada satupun dari dua namja dihadapan sang pemilik bar mengerti maksud dari yeoja itu.

Hyunwoo dan Hyungwon setia dengan wajah bingungnya. Membuat sang pemilik bar tersenyum lebar melihat ekspresi tersebut.

"Nanti kalian akan paham." Kata-kata itu membuat Hyunwoo dan Hyungwon saling memandang.

Keduanya tak saling berujar. Namun dari ekspresi yang mereka tunjukan, keduanya tahu kalau tak ada satupun dari mereka yang perduli dengan maksud ucapan sang pemilik bar.

"Berapa yang harus kubayar?" Terlalu lelah dengan kondisi canggung dan aneh ditempat itu, Hyunwoo bertanya seraya bangkit.

"Kau akan membayarnya nanti tuan." Balasan itu membentuk kerut samar dikening Hyunwoo.

"Apa maksudmu?" Hyunwoo bertanya dengan kening berkerut.

"Kau akan membayar nanti." Pemilik bar mengulang ucapannya.

Hyunwoo terdiam untuk berpikir, kemudian nampak mengeluarkan dompetnya.

"Aku tidak bisa berhutang, jadi aku akan..."

"Aku sudah mengatakan, kau akan membayarnya nanti. Dan aku tak akan menerima pembayaranmu hari sekarang." Ucapan Hyunwoo diputus begitu saja oleh sang pemilik bar.

Hyunwoo kembali membawa netranya menatap sosok itu, sementara yang ditatapan justru melayangkan pandangannya pada Hyungwon.

"Kau...juga akan membayarnya nanti." Sang pemilik bar menatap dalam netra Hyungwon. Memunculkan peradaan aneh yang membuat kuduknya meremang.

Dengan kebingungan yang menari dikepalanya, Hyungwon membisu. Mencoba membalas tatapan sang pemilik bar dengan wajah tenang. Walaupun didalam hatinya merasakan sesuatu yang aneh.

"Kalau sudah waktunya untuk membayar, kalian akan datang kembali mengunjungiku untuk membayarnya." Sang pemilik bar menatap dua pria itu bergantian. Dan menjentikkan jari seraya tersenyum lebar.

●x( CHAOTIC )x●

Hyunwoo terbangun karena silau cahaya matahari yang membentur wajahnya. Mengerjap sesaat, pria tan itu mengedarkan pandangan kemudian. Diapun nampak tercenung mendapati tubuhnya tertidur didalam mobil.

"Aneh? Aku pikir aku tak cukup mabuk untuk tertidur didalam mobil." Gumamnya karena tak ingat jika dia berjalan kedalam mobil dan tertidur disana.

Hal terakhir yang tertinggal didalam ingatannya adalah senyum sang pemilik bar. Dan setelah itu, dia sama sekali tak ingat kapan dia kembali kedalam mobil akhirnta terbaring disana.

"Semuanya terasa aneh." Gumamnya saat tak berhasil mengingat apapun.

Melemparkan pandangan keluar mobil, kening Hyunwoo berkerut saat mendapati jalan dihadapannya berbeda dengan jalan yang dilewatinya menuju bar tadi malam. Pelan diapun keluat dari mobil, dan meneliti tempat tersebut. Meneliti setiap bagian jalanan, netra Hyunwoo akhirnya bertemu dengan Hyungwon. Walau jarak keduanya sedikit berjauhan, namun baik Hyunwoo maupun Hyungwon bisa menangkap ekspresi bingung dari wajah masing-masing.

"Sepertinya bukan hanya mimpi." Gumam Hyunwoo pelan. "Dia...juga ada di bar itu semalam, jadi...ini pasti bukan mimpi." Lanjutnya kemudian.

"Tapi...kenapa aku melupakan semuanya? Kenapa aku tak ingat apapun selain bar itu dan juga pemiliknya?" Hyunwoo menerawang sesaat, sebelum kembali membawa netranya bertemu tatap dengan Hyungwon.

"Semakin dipikir semakin aneh." Hyunwoo segera beranjak menuju mobilnya setelah mengucapkan hal itu.

Membawa kendaraan tersebut meninggalkan tempat itu, diiringi tatapan bingung dari Hyungwon.

●x( CHAOTIC )x●

Disini Hyungwon berakhir. Di ruang tengah kediamannya. Terbaring menatap langit-langit dengan kepala pusing. Hyungwon yakin, minum segelas tak akan membuatnya mabuk apalagi pusing. Namun pria jangkung itu merasakan keduanya. Dia terbangun dengan tubuh yang terbaring diatas kursi taman, tanpa tahu kapan dia berada ditempat itu. Dan sekarang setelah tiba di rumah, dia merasa pusing. Tengkunya benar-benar berat. Dan Hyungwon merasa tak sanggup mengangkat tubuhnya.

"Hahhh..." Hyungwon menghela nafas berat dengan jemari yang memijat keningnya.

Pria Chae itu merasa tubuhnya dalam kondisi tak baik. Bahkan keringat dingin sudah membasahi pelipisnya kini.

"Wonnie..." Hyungwon cepat memejamkan matanya saat mendengar suara merdu itu. Suara yang sudah dipastikan olehnya berasal dari Yeojoo.

"Wonnie..." Panggil Yeojoo lagi, kali ini suaranya terdengar tepat disisi Hyungwon, namun pria Chae itu masih berpura-pura tidur.

Sentuhan lembut Hyungwon rasakan di keningnya. Pria itu menduga, Yeojoo tengah memeriksa suhu tubuhnya kini. Lama jemari lembut itu berdiam disana. Sebelum kemudian Yeojoo menarik tangannya dan menjauh dari sana saat merasa suhu tubuh Hyungwon meningkat.

Mengintip sesaat, Hyungwon bisa melihat Yeojoo yang sibuk didapur. Gadis mungil itu nampak memunggungi-nya sesaat. Dan berbalik lalu bergerak menghampirinya kemudian. Hyungwon kembali berpura-pura tidur. Membiarkan Yeojoo meletakkan handuk hangat dikeningnya. Hening membuat Hyungwon bisa mendengar helaan nafas berat Yeojoo. Gadis itu tenggelam dalam diam menatap Hyungwon yang terpejam.

"Mian." Yeojoo berujar rendah, namun hening membuat Hyungwon mampu menangkap satu kata penuh penyesalan miliknya itu.

"Mianhae Wonie." Suara Yeojoo semakin rendah terdengar, sebelum hening kembali berkuasa.

Tangan Hyungwon menggepal kuat. Dia ingin sekali bangun dan memeluk Yeojoo, namun entah mengapa pria Chae itu enggan melakukannya. Ada sisi keras dihati Hyungwon menahannya melakukan hal itu. Dan berakhirlah dia tetap diam menikmati hening yang Yeojoo ciptakan.

Helaan nafas berat Yeojoo kembali Hyungwon dengar, sebelum langkah kaki beranjak Yeojoo menyapa indranya. Memastikan suara kaki itu menjauh, Hyungwon membuka mata kemudian. Lalu memalingkan pandangannya pada pintu depan rumah mereka yang baru saja tertutup.

"Akulah yang seharusnya meminta maaf, kenapa justru kau yang mengatakan itu." Gumam Hyungwon rendah.

Hyungwon ingin bangkit, namun rasa sakit ditengkuknya memaksa pria itu tetap berbaring. Jemarinya meraih handuk yang Yeojoo letakkan di atas keningnya. Mencengkram benda itu keras dengan pandangan yang kembali mengarah ke langit-langit kediaman mereka.

"Omma...appa..." Desahnya pelan. "...maaf, karena aku tak bisa menjaganya dengan baik." Ada sesak di dada Hyungwon yang memaksa pria itu menutup mata.

Hyungwon ingin menangis, namun airmata seolah mengering dari netranya. Pada akhirnya Hyungwon hanya bisa menikmati rasa sesak itu dengan mata yang terpejam. Berharap sesak dan sakit yang terus memberatkan kepalanya, bisa membawa Hyungwon kedalam lelap, agar dia bisa beristirahat dari rasa letih yang tubuh serta pikirannya dapatkan.

●x( CHAOTIC )x●

Hoseok melangkah lebar mendekati Hyunwoo, setelah selesai merapikan berkasnya diatas meja. Menyempatkan diri tersenyum pada staff yang hadir dirapat mereka siang itu, Hoseok menghentikan langkah disisi Hyunwoo yang terlihat memijat keningnya dengan wajah lelah.

"Kau sakit?" Hyunwoo mengangkat wajahnya menatap sang sahabat karena pertanyaan itu.

"Tidak..." Pria Son itu membalas seraya menggeleng.

"Tidak apanya, wajahmu sangat pucat sekarang." Hoseok tak yakin dengan balasan itu.

"Aku baik-baik saja." Hyunwoo bersiap bangkit, namun pria itu kembali terduduk dikursinya akibat rasa pusing yang dia rasakan.

"Hyunwoo-ya, kau nampak tak sehat. Perlu ku panggilkan dokter." Hoseok semakin terlihat khawatir.

"Aku baik-baik saja Seokie-ya, aku hanya sedikit pusing. Mungkin...karena semalam aku minum." Hyunwoo kembali memijat keningnya.

"Kau minum?" Hyunwoo mengangguk membalas pertanyaan itu. "Sendiri?"

"Uhmmm..." Hyunwoo menyandarkan tubuhnya, mencari posisi nyaman.

"Kenapa?" Masih dengan tubuh yang disandarkan di kursi, Hyunwoo menatap lekat pria kekar hang masih setia berdiri disisinya itu.

"Kenapa apanya?" Hyunwoo balas bertanya.

"Apa terjadi sesuatu yang buruk?" Kening Hyunwoo berkerut karena pertanyaan Hoseok padanya. "Seorang Son Hyunwoo hanya akan minum sendiri, jika kondisi hatinya dalam kondisi tidak baik." Jelas Hoseok segera melihat ekspresi bingung sahabat sekaligus atasannya itu.

"Apa aku begitu?" Hyunwoo coba menarik seulas senyum dibibirnya.

Hoseok tak membalas, dia hanya memandang lurus Hyunwoo.

"Yaaa...anggaplah begitu." Hyunwoo memilih memejamkan matanya, menghindari tatapan Hoseok.

"Hal buruk benar-benar terjadi?" Dengan mata yang terpejam, Hyunwoo menggeleng membalas pertanyaan Hoseok.

"Hanya hal sederhana yang sedikit mengusikku, tapi bukan sesuatu yang buruk." Penjelasan Hyunwoo membuat Hoseok terdiam sesaat.

"Apa aku boleh tahu?"

Hyunwoo menarik senyum tipis, kemudian kembali menggeleng.

"Kau tidak boleh tahu, dan jangan pernah mencaritahu." Hyunwoo membalas dengan suara rendah yang terdengar tegas.

"Kenapa?" Hoseok menatap lekat Hyunwoo yang terpejam.

"Hanya..." Hyunwoo memilih tak melanjutkan ucapannya, karena rasa sakit yang semakin menjadi dia rasakan.

Bahkan telinganya sudah berdenging kini, membuat Hyunwoo tak mampu mendengar apapun lagi dan hanya merasakan gelap mengelilinginya.

●x( CHAOTIC )x●

Cahaya menyapa indra Hyungwon, membuat dua netra tersebut menyipit sesaat. Mencoba menyesuaikan penglihatannya, Hyungwon dibuat terkejut saat dirinya berada disebuah dataran yang hanya ditumbuhi rumput ilalang. Pelan pria itu-pun mengedarkan pandangannya. Sebelum kemudian mencubit pipi chubby-nya pelan. Tak ada rasa sakit, membuat Hyungwon menyadari dia tengah bermimpi.

"Kali ini mimpi." Gumamnya.

Hyungwon tersenyum, lalu nampak melangkah ringan. Sosok tersebut tak yakin harus melangkah kemana. Dia hanya mengikuti nalurinya untuk terus berjalan melintasi padang ilalang tersebut. Dengan mata yang terus menatap sekitar, gerakan kaki Hyungwon terhenti saat mendapati sebuah kedai kayu berada tak jauh darinya. Tampak tak begitu asing, Hyungwon coba mendekati kedai tersebut karena merasa penasaran.

Hanya tinggal beberapa langkah lagi, Hyungwon kembali menghentikan langkahnya. Kehadiran sosok lain dalam mimpinya itu adalah penyebabnya. Dan sosok itu terlihat cukup familiar dalam ingatan Hyungwon. Namun tak dia tak benar-benar mengenal sosok itu. Dan sepertinya sosok tersebut juga berusaha mengenalinya. Terbukti dari kerutan samar yang tergambar diwajah tegasnya.

"Selamat datang kembali." Senyap yang menjadi spasi diantara dua orang yang hanya berdiri kaku didepan kedai, diusir pergi oleh suara hangat namun terdengar cukup misterius.

Hyungwon dan sosok lain disana nampak menoleh pada sumber suara, dan mendapati seorang wanita paruh baya sudah berdiri didepan kedai dan melemparkan senyum pada mereka. Sebuah kenangan samar-samar melintar dikepala Hyungwon, namun sekali lagi pria Chae itu tak mampu mengingatnya. Sekeras apapun dia ingin menarik kenangan itu masuk kedalam pikirannya, akan tetapi hal tersebut masih saja terasa samar dan tidak jelas tergambar di dalam benaknya.

"Sudah saatnya melakukan pembayaran. Aku akan menerima pembayaran pertama kalian." Seulas senyum terkembang diwajah sosok tersebut, bersama pandangan yang mengarah bergantian pada Hyungwon juga pria lain yang berdiri beberapa langkah disisinya.

Hyungwon-pun cepat menoleh pada sosok didekatnya karena itu. Dan mendapati tatapan penuh kebingungan dari orang yang tak dikenalnya tersebut. Setelah sesaat keduanya hanya berpandangan penuh tanya, mereka kembali menoleh pada satu-satunya sosok aneh didekat mereka. Namun kehadiran sosok tersebut tak mereka dapati. Karena sosok itu dan kedai yang semula ada disana menghilang begitu saja.

"Mwoya??" Nyaris bersamaan Hyungwon dan pria yang tak dikenalnya berujar.

Netra mereka kembali berbenturan karena itu. Membuat keduanya mematung untuk beberapa hitungan. Perasaan aneh memaksa mereka melepaskan pandangan kemudian. Dan keduanya dibuat kembali terkejut ketika tiba-tiba mereka sudah duduk berhadapan disebuah meja kayu panjang.

"Apa lagi ini?" Gumam Hyungwon dengan perasaan yang benar-benar kacau.

Belum mendapat jawaban dari pertanyaannya, Hyungwon merasa jantungnya terasa sakit.

"Akhhhhh." Hyungwon bisa melihat, sosok lain yang berada diseberang meja meringis memegang dadanya.

Seolah merasakan sakit yang sama, sosok itu mengerang kuat disaat ringisan pelan keluar dari bibir Hyungwon.

"Aaakkkhhh.." Masih fokus pada sosok yang sama, Hyungwon mendapati salah satu jari pria itu mencengkram kuat pinggiran meja.

Keringat mengalir diwajah tegasnya, bersama mata yang dibawa untuk bertemu dengan netra sendu Hyungwon. Dengan menahan rasa sakit yang nampak sama, keduanya terus saling memandang. Seolah ada magnet tak terlihat, yang memaksa mereka untuk saling memandang satu sama lain. Dan saat fokus mereka saling terkunci, Hyungwon bisa merasakan tubuhnya memberat. Kelam netra sosok diujung meja sana membawanya seolah terbang ke dimensi lain. Dan membawa Hyungwon tersesat dalam gelap yang melenyapkan mimpi anehnya.

●x( CHAOTIC )x●

"

Jangan mencintai siapapun." Adalah tuan Son yang berujar pada sang putra yang tak lain adalah Hyunwoo

"Kenapa?" Memandang bingung sang ayah, Hyunwoo bertanya.

"Karena cinta hanya membuatmu lemah." Jawab tuan Son dan kemudian meneguk minuman miliknya.

"Dan juga..." Mengecap beberapa kali, tuan Son memandang lekat putranya. "...kau akan mudah dijatuhkan oleh musuhmu karena cinta yang kau punya."
Tatapan bingung Hyunwoo membalas frasa sang ayah yang sudah terlihat sedikit mabuk.

"Hapus kata cinta dari hidupmu, jika kau ingin meraih apa yang kudapatkan sekarang. Karena cinta hanya akan menghalangi jalanmu, seperti cinta pernah menghancurkanku dulu." Memainkan gelas ditangannya, tuan Son nampak tercenung.

"Cinta akan menjadi kelemahanmu. Dan kelemahan itu akan dimamfaatkab oleh musuhmu. Karena itu, jangan pernah mencintai. Jangan pernah." Tatapab lirih sang ayah, menyapa netra Hyunwoo.

"Jangan jatuh cinta Hyunwoo-ya...jangan jatuh cinta." Tersenyum tipis, tuan Son menutup rapat matanya.

Bukan karena mabuk, tapi karena tiba-tiba dia merasa lelah.

"Aboji..." Ucap Hyunwoo nyaris bergumam, yang tak mendapatkan respon dari sang ayah.

●x( CHAOTIC )x●

TBC

Sorry for Typo
Thanks for Reading & Votement

🌻HAEBARAGI🌻

Cerita ini terinspirasi dari drama "SECRET GARDEN" & "COFFE DO ME A FAVOR"

NEW STORY BATTLE WITH porumtal
Cek cerita ZONE di akun wattpad-nya
#Chaotic VS #Zone

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro