Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 7: Mencari Terlalu Jauh

6 Agustus 2014

Pagi hari jam sepuluh adalah waktu bagi orang - orang untuk bekerja dan bersekolah. Namun, tidak berlaku bagi dua orang remaja laki - laki yang sedang mengurung diri di kamar ini.

Mereka tidak sepenuhnya remaja, karena salah satu dari mereka usianya sekitar tujuh belas tahun, meskipun yang satunya masih berusia enam belas tahun. Di negara ini, umur tujuh belas tahun sudah termasuk kategori dewasa, karena mereka sudah berhak untuk membuat kartu tanda penduduk.

Salah satu remaja-dia yang berusia enam belas tahun-laki - laki sedang duduk di atas kursi kayu yang terletak di salah satu sisi ruangan. Di depan kursi tempatnya duduk itu terdapat sebuah meja kayu.

Di atas meja kayu itu terdapat sebuah monitor komputer berwarna putih kelabu setebal lima belas inci. Layar monitor menampilkan sebuah laman berwarna biru cerah yang membuat mata perih saat melihatnya. Namun, tidak bagi remaja yang sedang duduk di depan monitor itu.

Alih - alih memejamkan mata, dia melotot saat membaca satu per satu tulisan yang tertulis di laman itu. Memang, tulisan dengan huruf berwarna putih dengan ukuran font 10 memenuhi laman biru itu.

Telapak tangan kanannya menggenggam erat sebuah mouse berukuran kecil-saking kecilnya, telapak tangan si remaja bahkan lebih besar dari mouse itu. Jari telunjuk si remaja digulirkan di sepanjang bagian mouse yang dapat diputar ke sisi dalam.

Remaja laki - laki yang berusia tujuh belas tahun-remaja yang satunya-ikut mendudukkan diri di kursi kayu yang terletak di sebelah kanan dari kursi yang sedang diduduki oleh temannya itu.

Dia meletakkan secangkir kopi yang dari tadi dipegangnya dengan tangan kanan ke atas meja, di sisi meja kayu yang kosong.

Kemudian, dia bertanya, "Sudah menemukan sesuatu, Tyro?" sambil juga menaruh siku kanannya di atas meja.

Temannya yang rupanya bernama Tyro itu mengusap kedua telapak tangannya dari atas dahi menuju ke kepala bagian belakang. Hasilnya, rambut hitam gondrongnya itu tampak seperti habis disisir ke belakang.

"Coba lihat ini," kata Tyro kemudian.

Remaja yang berusia tujuh belas tahun-sebut saja Ray, itu adalah namanya-itu mendekatkan badannya ke samping kiri hingga bahu dari kedua remaja itu saling bersentuhan.

Ray ikut menatap layar monitor, walau hanya sebentar karena matanya mendadak perih ketika melihat kombinasi antara warna biru cerah di layar dengan tulisan berwarna putih. Bola matanya sontak digerakkan ke bawah hingga nyaris menunduk.

"Apa itu? Tidak terlihat jelas," Ray mengarang alasan.

"Saat aku mempelajari berkas - berkas yang berhubungan dengan kata kunci 'Clothes of Chaos,' aku menemukan kalau di setiap berkas, pasti ada sebuah akun bernama 'Black Ace' yang berkomentar dan mendapatkan banyak balasan atas komentarnya itu," jelas Tyro.

"Black Ace?" Ray bertanya di dalam hati.

Sebenarnya, dia tidak begitu mengerti dengan yang sedang Tyro coba lakukan saat ini.

"Lalu-" Tyro menggantungkan kalimatnya saat ia menggulirkan jari telunjuk kanannya di atas mouse.

Tampilan monitor di depannya itu seolah-memang-bergeser ke bawah, memperlihatkan berkas lain yang sebelumnya tersembunyi di bawah layar.

Ray memaksakan diri untuk melihat ke arah monitor, meskipun matanya terasa perih-kedua matanya mulai berair dan warna putih di sekeliling bola matanya berubah warna menjadi warna merah-saat dia melakukan ini.

Kemudian, Tyro menggoyangkan pergelangan tangan kanannya yang memegang mouse, sehingga kursor mouse yang berada di dalam layar monitor bergerak ke depan sebuah kalimat yang bertuliskan, "20 Oktober 2011."

"Saat aku melihat riwayat akun 'Black Ace,' berkas yang pertama kali mereka tulis diunggah pada tanggal 20 Oktober 2011," kata Tyro menyambung kalimatnya beberapa saat yang lalu.

"Tidak ada kejadian penting di tanggal 20 Oktober 2011," komentar Ray.

Dia mengulurkan lengan kanan hingga jari telunjuk dan jari tengahnya menyentuh cangkir kopi yang terletak di atas meja. Sesaat kemudian, Ray mengangkat cangkir kopi itu dengan perantara tangan kanannya hingga tiba di depan dagu.

Lalu, Ray mendekatkan cangkir kopi itu ke bawah mulutnya dengan nafas dihembuskan dari rongga mulut sebanyak satu kali.

"Masih panas," gumamnya sedetik kemudian.

Tyro yang duduk di sebelah kirinya tidak menghiraukan Ray, meskipun asap yang berasal dari cangkir kopi mengepul ke arahnya, membuat aroma kopi perlahan - lahan tercium oleh hidungnya.

Tyro justru sedang menaruh kursor mouse di depan sebuah kalimat yang berada di atas tulisan "20 Oktober 2011."

Sambil menggerakkan kursor mouse ke kanan dan mengikuti kalimat yang tertulis, Tyro berkata, "Perekrutan anggota."

"Perekrutan anggota? Apa isinya?" tiba - tiba Ray bertanya dengan nada terkejut.

"Hanya pengumuman bagi pemilik Clothes of Chaos untuk mengisi formulir dan berkumpul di sebuah gedung terbengkalai.

Aku sangsi kalau formulir ini benar - benar dibutuhkan. Mungkin hanya menjadi sarana bagi akun ini untuk mencuri data yang diisikan di situ," jawab Tyro dengan nada yang seperti seorang siswa mendapat nilai jelek saat ulangan.

Ray berkata, "Jadi tidak penting, ya." sambil menghela nafas. Apa yang dikhawatirkannya-membuat Ray tiba - tiba terkejut-sepertinya tidak terjadi.

"Tidak, ini penting," nada bicara Tyro mendadak serius.

Tyro menekan tombol-entah apa sebutannya-kiri mousenya, membuat tampilan layar kini berubah menjadi isi berkas milik akun Black Ace. Sementara itu, Ray kembali meletakkan cangkir kopi yang dipegangnya itu ke atas meja.

"Perekrutan anggota di sini adalah perekrutan anggota untuk bergabung dengan kelompok yang baru berdiri. Karena dibuat pada tanggal 20 Oktober 2011, berarti akun ini dibuat di saat yang sama dengan berdirinya kelompok itu. Kesimpulannya, 'Black Ace' adalah nama dari kelompok itu," Tyro menyimpulkan.

"Kalau begitu, akun ini dimiliki oleh sebuah kelompok?" Ray bertanya lagi.

Tyro menjawab pertanyaan itu dengan menganggukkan kepala.

Setelah itu, dia menggulirkan jari telunjuk kanannya sehingga tampilan di layar monitor bergeser ke bawah sejauh-entah berapa piksel.

Dalam semenit, tampilan di layar yang tadinya adalah berparagraf - paragraf tulisan, berubah menjadi berkolom - kolom tabel berwarna putih dengan dua kolom di setiap barisnya, kolom pertama berukuran lebih kecil daripada kolom kedua.

"Kolom komentar. Apa komentar orang - orang tentang berkas ini?," pikir Ray.

Kemudian, Ray menggeser posisi duduknya dengan cara memutar kedua pahanya, sembilan puluh derajat berlawanan dengan arah jarum jam. Kini, posisinya adalah menghadap ke badan sebelah kanannya Tyro.

"Lihat nama - nama orang yang memberi komentar," kata Tyro saat tampilan di layar monitor telah mencapai yang paling bawah.

Dalam sekejap, kedua remaja itu mendekatkan wajahnya ke monitor dengan kedua mata melotot. Mereka seolah lupa dan tidak peduli kalau tampilan di layar dapat membuat mata terasa perih.

Lima menit telah berlalu. Dengan begitu, nama - nama yang teramati oleh kedua remaja itu, diantaranya:
1. Crimson Night,
2. Shadow Assassin,
3. Dragon Brother, dan
4. C0w80y F4n5.

Tampaknya, Ray menyadari sesuatu tentang nama - nama itu. Dia pun bertanya, "Kalau tidak salah, ini julukan buronan di kota, kan Tyro?" sambil menatap wajah Tyro.

"Ya. Sudah kuduga kau akan langsung menyadarinya," balas Tyro dengan sebuah senyuman-senyuman yang tak menggambarkan rasa senang-di mulutnya.

Lalu, Ray meluruskan tangan kanannya ke depan dengan telapak tangan menggenggam. Jari telunjuk yang berada di genggaman itu kemudian bergerak untuk melepaskan diri dari genggaman, sehingga tampaklah bahwa Ray sedang menuding sesuatu di layar monitor.

Di ujung jari telunjuk itu, terdapat sebuah komentar yang berbunyi, "C0w80y F4n5: Jadi gak sabar nih."

"Siapa 'Cowboy Fans' ini? Cuman dia yang bukan buronan," kata Ray kemudian.

"Hanya orang biasa. Anggota Black Ace bukan hanya buronan saja, tapi juga orang biasa yang memiliki Clothes of Chaos dan tertarik untuk bergabung," jelas Tyro sambil menggerakkan kursor mouse ke kiri kanan sebanyak dua kali.

Ray menganggukkan kepala. Lalu, dia memalingkan pandangannya dari monitor dengan menoleh ke arah kiri.

Sambil melakukan gerak menoleh itu, Ray juga berkata, "Caramu mengatakannya, seperti buronan - buronan ini punya Clothes of Chaos."

"Memang," jawab Tyro singkat.

Dia mengedipkan kedua matanya berkali - kali dengan jarak antar kedipan selama sepersekian detik, hingga dari sela - sela kelopak matanya yang tertutup merembes setetes air. Saat kelopak mata itu terbuka, tampaklah bahwa sekeliling bola mata Tyro sedang berwarna merah.

Selanjutnya, terdengar suara "klik" dari mouse yang dipegang oleh telapak tangan kanannya Tyro. Suara itu tidak terdengar sekali saja, namun berkali - kali. Setiap saat suara "klik" itu terdengar, setiap saat itulah tampilan di layar monitor berubah, meskipun sama - sama menampilkan warna biru ceran dan tulisan yang panjang.

"Oh, mencari hal lain, Tyro?" tanya Ray.

"Ya. Masih banyak yang belum kuketahui," jawab Tyro dengan nada dingin.

Ray menghela nafas, sebelum bangkit dari duduknya. Di antara jari jemari tangan kanannya terdapat sebuah cangkir kopi-cangkir yang sama dengan yang dibawanya beberapa saat yang lalu.

Di saat yang bersamaan, Tyro mengangkat telapak tangan kanannya hingga melepaskan diri dari mouse. Lalu, tangan kanan itu diayunkan ke ruang kosong di sebelah kanan mouse dengan telapak tangan setengah menggenggam.

"Di mana kopinya?" tanya Tyro, tetap dengan nada datar.

"Ini kan kopiku. Kalau mau, buat saja sendiri!" jawab Ray sambil menekuk siku kanannya, sehingga cangkir kopi itu berada di depan dagunya.

Tampaklah bahwa cangkir itu kosong-tidak sepenuhnya kosong sebenarnya. Di dasar cangkir itu terdapat bekas - bekas cairan berwarna kecoklatan. Kemudian, jika mulut cangkirnya diraba, akan terasa bekas air liur di sana.

"Sejak kapan kau menghabiskan kopimu?" terlontar sebuah pertanyaan dari mulut Tyro.

Sambil menurunkan pandangannya, Ray menjawab, "Saat kita sedang melihat - lihat komentar."

"Oh," Tyro menarik tangan kanannya itu hingga telapaknya kembali menyentuh bagian atas mouse.

Ray memiringkan kepala ke kiri hingga secara samar, dia dapat bahwa di layar monitor tertulis sebuah kalimat yang tidak dia mengerti.

"Apa maksudnya?" Ray bertanya di dalam hati.

Hanya sekitar dua detik saja Ray dapat melirik tampilan layar monitor itu, karena dua detik berikutnya, Ray telah melangkahkan kaki, berjalan menjauhi kursinya, kursinya Tyro, meja kayu dan barang - barang lain di atasnya termasuk monitor.

Sesaat, Tyro menoleh ke belakang saat Ray sedang menarik pintu ruangan itu.

***

Sepeninggal Ray, Tyro masih menyibukkan diri dengan tulisan – tulisan yang ditampilkan di layar monitor.

Kini, suara "klik" itu menjadi lebih sering terdengar. Sedetik, "klik." Dua detik kemudian, "klik." Tyro mendongakkan kepala, "klik," dan seterusnya.

Di sela – sela suara "klik" itu, Tyro sedang larut dengan pemikirannya. Dia berkata, "Black Ace menaruh anggotanya untuk menyusup di akademi. Buktinya adalah terkuaknya keberadaan akademi di salah satu berkas yang diunggah oleh Black Ace." di dalam hati.

Kemudian, kursor mouse itu dia arahkan ke sebuah berkas yang diunggah pada tanggal 30 Agustus 2013. Berkas itu berjudul, "Pemilik Clothes of Chaos tinggal di komplek ini."

Saat diklik, tampilan monitor berubah menjadi sebuah denah dari komplek yang sudah tidak asing bagi kita. denah yang sama juga pernah kita lihat saat Clone tiba di komplek akademi untuk pertama kalinya.

Secara singkat, terdapat jalan raya yang melintang di tengah area komplek. Jalan raya itu membagi komplek menjadi dua bagian, dengan dua buah bangunan—yang digambarkan dengan bentuk segi empat—di masing – masing bagian itu.

Di bawah gambar denah terdapat sebuah tulisan yang sangat mencolok, karena tulisan ini adalah satu – satunya tulisan yang berwarna kuning di antara tulisan lain yang berwarna putih.

"Dua ratus juta dolar," Tyro membaca tulisan itu sambil bergumam.

Kemudian, tampilan di layar monitor digeser ke bawah hingga menampakkan kolom komentar. Sesuai dengan perkiraan Tyro, kolom komentar itu diisi oleh diskusi tentang isi denah yang ditampilkan di atas tadi.

Pandangan Tyro tertuju pada komentar yang terletak di paling atas. Komentar itu ditulis oleh sebuah akun yang bernama "Shadow Assassin." Hingga kini, komentar itu mendapatkan seratus lebih tanda jempol.

"Keamanannya kurang sekali, pantas mudah dimasuki penyusup," itulah isi komentarnya.

"Jangan iri loh ya," akun bernama "C0w80y F4n5" membalas komentar itu dengan kata – kata singkat, namun menyakitkan.

"Ikut juga nih. Silahkan," akun bernama "TFG_33" juga membalas komentar yang sama.

Melihat komentar – komentar itu membuat Tyro berpikir, "Karena itulah Shadow Assassin menjadi pemimpin dari rombongan yang menyerang akademi.

Saat itu, orang – orang di akademi bilang kalau seisi komplek diserang oleh pasukan bersenjata api dan berpakaian serba hitam, tipikal penyerangan yang dilakukan oleh Shadow Assassin.

Tapi, mereka tidak tahu. Hanya aku yang tahu kalau sebagian besar pasukan dikerahkan ke bangunan laboratorium. Bahkan, Shadow Assassin sendiri ikut dengan pasukan yang menuju ke laboratorium. Itu berarti, pasukan yang lain hanya pengalih saja dan ada sesuatu di laboratorium yang sedang mereka incar."

Setelah memikirkan hal itu, isi pikiran Tyro kembali dipenuhi banyak hal. Dia merasa kalau otaknya seolah – olah akan meledak.

Tyro pun membanting punggung belakangnya ke sandaran kursi kayu untuk menenangkan diri. Namun, bukan ketenangan yang dia dapatkan, melainkan rasa sakit seperti telah ditampar di punggung.

"Apa yang Black Ace incar di laboratorium?" kemudian dia bertanya kepada diri sendiri.

Tyro mendongakkan kepalanya. Hal yang benar – benar dapat membuatnya merasa tenang adalah menatap langit – langit ruangan.

Tak lama kemudian, kata – kata seperti, "Yang mereka incar adalah Clothes of Chaos Kokoro ." muncul begitu saja di dalam pikirannya.

Tiba – tiba Tyro membelalakkan matanya. Perasaan senang campur terkejut dirasakan olehnya. Dia pun kembali meluruskan kepala, membuat rambut hitam yang sebelumnya tampak disisir ke belakang, sontak menjadi lurus ke depan dengan poni berantakan.

"Ini menambah petunjuk tentang penyusup di akademi. Penyusup di akademi adalah orang yang mengetahui tentang proyek Kokoro 心. Berarti, dia adalah pengurus laboratorium atau seseorang yang memiliki cukup pengaruh di kalangan guru," Tyro berseru kegirangan di dalam hatinya.

Setelah itu, suara "klik" kembali terdengar seiring dengan berubahnya tampilan di layar monitor.

Suasana mendadak hening selama sepuluh menit. Dalam jangka waktu tersebut, hanya terdengar suara "klik" sebanyak dua puluh tujuh kali. Setelah suara "klik" yang terakhir—kedua puluh tujuh—terdengar, Tyro berkata, "Diunggah pada 3 November 2011." di dalam hati.

Setelah berlalunya semua suara "klik" itu, kini Tyro dihadapkan dengan sebuah berita yang katanya, ini adalah berita yang tidak pernah dipublikasi sebelumnya.

Tyro menggeser pandangan dan kursor mousenya secara bersamaan untuk mengikuti kalimat yang tertulis di berita itu, sementara mulutnya komat – kamit mengucapkan kalimat yang sedang dibacanya,

"Fenomena aneh yang menggemparkan masyarakat baru – baru ini adalah adanya jaket yang diyakini dapat memberikan kemampuan supranatural bagi yang sedang memakainya. Kemampuan supranatural yang didapatkan bukan cuman main – main.

Jaket ini disebut sebagai Clothes of Chaos. Akibat peristiwa Twelve Accident pada Desember 2000, Clothes of Chaos dianggap sebagai benda terlarang dan siapa pun yang memakainya dapat dikenakan UU tentang penggunaan zat terlarang dan narkotika, UU tentang pelanggaran ketertiban umum, dan UU tentang barang ilegal.

Pada 3 November 2011, pemerintah membentuk satgas khusus yang bertujuan untuk melakukan penggebrekkan—" belum selesai berita itu dibacanya, tampilan di layar monitor padam secara mendadak.

"Kenapa ini?" tanya Tyro.

Padamnya layar monitor dapat disebabkan oleh pemutusan listrik, kabel monitor yang tiba – tiba terputus, atau komputer yang dipakai Tyro memang sudah rusak.

Kemungkinan pertama tidak mungkin, karena lampu yang tergantung di langit – langit ruangan masih menyala. Kemungkinan ketiga juga tidak mungkin, karena komputer ini baru berumur satu tahun, Tyro dan Ray mengumpulkan uang urunan untuk membelinya.

Saat Tyro akan berdiri dari kursinya untuk memeriksa apakah kabel monitor itu terputus, tiba – tiba terdengar suara seperti lampu menyala, disusul dengan layar monitor yang kembali menyala.

"Na—" perkataan Tyro terputus.

Alih – alih berlatar belakang warna biru cerah, tampilan di layar monitor saat ini berlatar belakang warna merah cerah. Memang, warna biru cerah dan warna merah cerah sama – sama membuat mata perih jika dipandang terlalu lama.

Layar monitor juga tidak menampilkan kalimat – kalimat berita, melainkan menampilkan tulisan, "KAMU SUDAH KETAHUAN." berukuran besar dan berwarna kuning.

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro