Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 3 Part 2

Jam istirahat pertama telah tiba. Di saat sebagian murid memutuskan untuk pergi ke kantin, ada juga beberapa yang memutuskan untuk tetap di kelas.

Aku adalah salah satu dari mereka yang tetap berada di kelas, bersama dengan Tech dan Clone. Seharusnya, aku ada janji untuk bermain bola dengan kelas 2A dan 2C, tanding melawan adik kelas. Dash dari kelas 2A bilang kalau nanti dia akan mengSMSku saat pertandingannya akan dimulai.

Tapi, saat ini Dash belum mengSMSku. Akupun mencoba untuk melakukan pemanasan dulu di dalam kelas.

Aku berjalan ke bagian belakang kelas yang cukup luas untuk pemanasan. Pemanasan yang kulakukan dimulai dari menoleh ke kanan kiri, dan berakhir di mendorong salah satu kaki ke depan secara bergantian.

Setelah pemanasan, aku turun ke lantai dan melakukan push up di sana. Setelah mencapai 20 kali push up, akupun mengganti posisiku di lantai untuk melakukan sit up sebanyak 20 kali juga.

Saat aku sedang sit up, Gen, Proty, dan Rite memasuki kelas secara bersamaan. Mereka menuju ke bangkunya masing – masing, dengan Proty dan Rite yang saling bersebelahan dan Gen yang di sebelahnya Clone.

Aku baru sadar bahwa dari tadi, Clone sedang melamun sambil melirik ke arah jendela, sementara Tech sedang fokus dengan game di HPnya.

Selesai melakukan sit up, tubuhku mulai berkeringat. Kalau begini, aku pasti akan kelelahan sebelum pertandingannya dimulai. Sebaiknya, aku melakukan pendinginan dengan menaikkan kedua tangan ke atas kepala, lalu menurunkannya kembali.

Pemanasan yang kulakukan membuatku merasa bersemangat. Aku jadi tidak sabar untuk bertanding. Akupun kembali berjalan ke bangkuku untuk mengecek SMS yang dikirimkan Dash, mungkin pemanasan tadi sudah memakan banyak waktu.

Tapi, tidak terlihat notifikasi apapun di HPku, selain SMS dari operator dan permintaan pertemanan di FB. Aku menyingkirkan satu persatu notifikasi itu dengan berhati – hati, karena siapa tahu SMS dari Dash terselip di antara notifikasi yang lain.

Setelah semua SMS tersingkirkan, ternyata Dash memang belum mengirim SMS. Akupun mematikan HPku dan memasukkannya ke dalam saku celana. Lalu, aku berjalan ke bangkunya Clone untuk membahas tentang pelajaran PCOC tadi pagi.

Clone bertanya kenapa aku menghampirinya. Aku bilang kalau aku ingin membantunya untuk mengetahui nama Clothes of Chaos miliknya.

Clone menolak bantuanku itu, namun aku bersikeras untuk tetap membantunya, karena aku melihat ketidakpuasan di dalam raut wajahnya. Akupun bertanya untuk memastikan, apakah Clone memang tidak pernah bermimpi didatangi oleh makhluk aneh.

Clone menjawab dengan hal yang sama, seperti saat ditanyai oleh Pak Bind, dengan ditambahkan sedikit hal baru. Dia tidak pernah ingat dengan mimpi yang dia alami. Satu – satunya mimpi bertemu makhluk aneh yang diingatnya adalah sebuah mimpi buruk, kejar - kejaran dengan sebuah makhluk seperti monster.

Mimpi buruk, ya? Mendengarnya membuatku terkekeh. Aku jadi memikirkan hal baru, apakah mimpi bertemu makhluk aneh yang mengatakan sesuatu seperti nama Clothes of Chaos termasuk mimpi buruk?

Tiba – tiba, Gen menyela kalau menurut pengalamannya, dia pernah mimpi bertemu dengan makhluk aneh. Tapi, makhluk aneh itu tidak mengatakan apapun tentang Clothes of Chaos.

Ini sedikit membingungkan. Menurutku, itu hanya mimpi biasa saja. Makhluk aneh yang menemuinya bukanlah wujud asli dari Clothes of Chaos. Gen mengangguk setelah mendengar pendapatku.

Lalu, aku kembali bertanya kepada Clone, apakah dia pernah mengetahui ada Clothes of Chaos yang bernama Sora (空).

Clone memberiku penjelasan, bahwa meskipun dia mendapatkan Clothes of Chaos sejak masih kecil, dia baru mengetahui kalau jaket itu adalah Clothes of Chaos mulai setahun yang lalu, saat dia diundang ke akademi.

Kalau begitu, Clone pasti tidak tahu tentang nama Clothes of Chaos, sebelum masuk ke akademi. Atau yang lebih buruk, nama Clothes of Chaos yang dia tahu hanya nama Clothes of Chaos milik teman sekelasnya yang diperkenalkan saat pelajaran PCOC tadi pagi.

Aku tidak tahu, bagaimana lagi cara untuk membantu Clone. Mungkin, aku bisa bertanya ke murid kelas lain tentang nama Sora (空).

Kemudian, gantian Gen yang bertanya tentang nama Clothes of Chaos miliknya. Jadi, apakah aku harus membantu Gen juga? Tentu saja. Aku harus membantu kedua temanku ini, sampai mereka menemukan nama Clothes of Chaosnya.

Saat itulah, aku menyebutkan 4 nama Clothes of Chaos yang mungkin kepada Gen. Mereka adalah Kizu (傷), Karada (体), Naoru (治る), dan Chi (血). Gen berterima kasih setelah mendengarnya. Tapi, sama seperti Clone, kita harus memastikan kalau tidak ada Clothes of Chaos lain dengan nama seperti itu.

Akupun berterima kasih kepada Clone dan Gen. Lalu, aku berjalan kembali ke bangkuku. Berarti, ada 5 nama yang harus kupastikan.

***

Saat aku ingin mengambil HPku dari saku celana, tiba – tiba Dash datang memasuki kelas tanpa mengetuk pintu. Aku ingin memperingatkannya, namun dia tampak tergesa – gesa.

Dash bilang kalau pertandingan bolanya akan dimulai sebentar lagi. Dia juga meminta maaf kalau dia tidak bisa mengSMSku, karena ternyata pulsanya sedang habis.

Aku mewajarinya dan berjalan mendahului Dash ke luar kelas. Tapi, Dash menahan lenganku dan mengatakan kalau aku harus melepas Clothes of Chaos yang sedang kupakai.

Kenapa aku bisa lupa soal ini? Kami tidak boleh menggunakan Spirit Ability di dalam pertandingan, agar pertandingannya berlangsung dengan adil. Aku tahu kalau ada Spirit Ability yang diuntungkan di pertandingan sepak bola, seperti Iku (行く).

Aku melipat jaket yang kupakai dan memasukkannya ke laci meja. Lalu, aku dan Dash berjalan ke luar kelas secara bersamaan.

Kamipun pergi ke lapangan di bangunan asrama. Sambil jalan, aku bertanya kepada Dash, apakah pelajaran PCOC di kelasnya sudah membahas tentang nama Clothes of Chaos. Dash mengangguk, tandanya dia sudah tahu nama Clothes of Chaos milik teman sekelasnya.

Lalu, aku menyebutkan 5 nama Clothes of Chaos itu sambil bertanya, apakah ada teman sekelasnya Dash yang memiliki Clothes of Chaos dengan nama seperti itu.

Dash menjawab kalau teman sekelasnya ada yang memiliki Clothes of Chaos bernama Chi (血) dengan Spirit Ability manipulasi darah. Dengan begini, 1 nama sudah terpakai dan tinggal 4 nama sisanya yang harus kupastikan.

Apa sebaiknya, aku menanyai adik kelas di lapangan nanti tentang nama Clothes of Chaosnya? Mungkin tidak perlu. Aku tidak harus memastikan semua nama itu hari ini. Nanti – nanti saja juga bisa. Gen dan Clone pasti sedang mencoba memastikan juga.

Sesampainya di lapangan, rupanya pemain yang lain sudah menunggu di posisi masing – masing. Pulse menyapaku dan menanyakan, kenapa kami lama sekali. Dash menjawabnya kalau dia lupa untuk mengajakku sambil meminta maaf.

Aku berlari ke wilayah timku di sisi lapangan, sementara seorang adik kelas meminta agar pertandingannya segera dimulai. Dash menerimanya dan menoleh kepadaku untuk menyuruhku menjadi gelandang.

Aku tiba di posisi gelandang, yaitu di tengah – tengah antara back dan striker. Sementara itu, yang menjadi striker adalah Dash dan Pulse. Seorang murid kelas 2A yang tidak kukenal menjadi kiper dan backnya adalah 2 murid dari kelas 2C.

Sebelum pertandingan dimulai, aku tersadar kalau Pulse masih memakai jaket Clothes of Chaosnya. Akupun berteriak untuk memperingatkan Pulse yang berdiri di posisi striker, jauh di depanku.

Pulse balas berteriak dan menyangkalnya kalau dia tidak akan menggunakan Spirit Ability. Ironisnya, Pulse menggunakan Spirit Ability saat berteriak, karena suara teriakkannya seperti menampar wajahku. Aku jadi tidak percaya dengan perkataannya tadi.

Setelah kukatakan kalau aku tidak mempercayainya, Pulse menyerah untuk lanjut berdebat denganku. Diapun berjalan ke pinggir lapangan dan menaruh jaketnya di sana.

Setelah itu, barulah pertandingan bisa dimulai.

***

Kapten setiap tim maju untuk melakukan suit dan menentukan siapa yang memegang bola pertama kami. Yang menjadi kapten di timku adalah Pulse, sementara kaptennya tim adik kelas adalah murid kelas 1B.

Saat suit, Pulse mengeluarkan gunting dan adik kelas mengeluarkan kertas. Dengan begitu, timkulah yang memainkan bola pertama.

Sesaat kemudian, Pulse yang menguasai bola berdiri berhadap – hadapan dengan Dash. Lalu, bola digulirkan ke arah Dash dan ditangkap oleh Dash dengan punggung kaki. Saat itu, striker di tim adik kelas tiba – tiba maju untuk merebut bola.

Namun, bola telah dikembalikan ke Pulse sebelum terebut. Akupun berlari ke depan untuk membantu mereka, sementara Pulse sedang menggiring bola di sisi kiri lapangan.

Aku melewati seorang adik kelas sambil memanggil nama Pulse. Lalu, Pulse mengoper bola kepadaku. Akupun menerima bola itu dengan punggung kaki kanan.

Setelah itu, bola kugiring dengan menggunakan sisi dalam kaki kiri dan kaki kanan secara bergantian. Beberapa meter di depanku, adik kelas yang lain telah menghadang untuk merebut bola.

Tapi, tidak akan kubiarkan dia merebutnya. Sebaiknya, bola kugiring untuk melewatinya, atau kuoper saja bolanya kembali ke Pulse? Aku memilih untuk mengoper bola kembali ke Pulse dan membuat bingung adik kelas yang sedang menghadang.

Ada yang mencoba merebut bola yang sedang kuoper ke Pulse. Tapi, bola itu hanya menggelinding melewati kolong kakinya dan tiba di penguasaan Pulse yang berdiri di belakangnya.

Akupun memelankan kecepatan lari. Peranku di sini adalah gelandang. Aku harus berjaga – jaga di belakang jika bola itu terebut. Untuk saat ini, aku akan mempersilahkan kedua striker untuk bermain.

Pulse berhasil melewati adik kelas yang menghadangnya. Kemudian, bola bisa dioper kepada Dash tanpa halangan. Setelah menerima bola, Dash langsung menembak ke arah gawang.

Dia terlalu nafsu. Dari jarak segitu, bola tidak akan bisa menembus gawang. Adik kelas yang tadi menghadangku telah mengambil bola yang ditembak asal itu. Lalu, dia menendang lambung bola dengan harapan strikernya bisa menerima bola itu.

Aku berlari ke belakang dengan mengikuti bola yang melambung di udara. Kulirik ke belakang kalau Pulse juga ikut berlari.

Bola itu diterima oleh striker tim mereka dengan dadanya. Lalu, dia menggiring bola menuju gawangku. Aku yang paling dekat dengannya harus bisa merebut bola itu.

***

Setelah pertandingan sepak bola selesai, aku berjalan ke kelas dengan badan berkeringat. Pertandingan ini benar – benar seru dengan hasil seri berskor 2 sama.

Aku tidak tahu kalau ada adik kelasku yang berasal dari sekolah bola. Pantas saja dia bisa mencetak gol dari jarak lumayan jauh. Yah, itu juga karena back timku sedang lengah.

Sesampainya di kelas, aku menaruh minuman yang tadi kubeli di kantin ke atas meja. Kemudian, aku mengambil jaketku dari laci meja dan berjalan ke belakang kelas.

Saat aku akan melewati bangkunya Gen, dia bertanya tentang hasil pertandingan sepak bola. Aku menjawab kalau hasilnya seri dan ada adik kelas yang lumayan pro. Dia berasal dari kelas 1B, kelas kita di tahun lalu.

Lalu, Gen menyarankan soal pertandingan antar kelas B, 1B melawan 2B. Pertandingan seperti itu bisa saja terjadi, jika teman sekelasku yang laki – laki ikut semua.

Clone memalingkan pandangannya. Memang, saat ini aku sedang menyindirnya dan Tech yang selalu malas untuk ikut berolahraga. Meski begitu, Clone punya alasan yang bisa diterima, yaitu kalau dia tidak bisa bermain bola.

Kalau Tech, dia tidak punya alasan. Tech selalu menghilang saat aku ingin mengajaknya bermain sepak bola, beda dengan Clone yang meminta izin dulu. Aku pernah menemukan Tech yang menghilang, tapi dia malah bilang kalau aku mengganggu gamenya.

Sesampainya di belakang kelas, aku membuka bajuku yang berkeringat. Sebagai gantinya, aku memakai jaket untuk sementara. Tidak mungkin aku bisa mengikuti pelajaran selanjutnya dengan badan berkeringat. Bagus juga kita boleh pakai jaket saat pelajaran di sini.

Akupun melipat baju yang berkeringat dan menaruhnya di laci meja. Lalu, aku berjalan ke bangkunya Clone dan Gen untuk mengatakan hasil pemastian nama Clothes of Chaos yang kulakukan, sebelum pertandingan tadi.

Aku bilang kalau nama Chi (血) sudah terpakai, ditambah dengan Gen yang mengatakan kalau nama Karada (体) juga sudah terpakai saat dia menanyai guru.

Setelah itu, Clone bilang kalau nama Clothes of Chaosnya mungkin memang Sora (空), sekaligus memintaku untuk berhenti mencari tahu. Clone bisa sabar menunggu mimpi bertemu makhluk aneh.

Karena tidak ada lagi yang harus kukatakan, aku kembali duduk di bangkuku. Kemudian, Pulse berjalan memasuki kelas dan saat itu, Gen menyarankan hal yang sama kepada Pulse, tentang pertandingan sepak bola antar kelas B.

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro