Ayah memberhentikan mobil sedannya di samping rumah Gen. Aku sudah sering mendatangi rumah ini. Saat SD dulu, aku sering mengerjakan tugas kelompok di rumahnya Gen, jika aku sekelompok dengan Gen tentunya.

Gen turun dari mobil, tak lupa mengambil kopernya yang terletak di bagasi. Aku dan ayah berdiri saling bersebelahan, melepas kepergian Gen kepada orang tuanya.

Gen menekan bel. Yang pertama kali menyambutnya adalah adik laki - lakinya, kemudian ayah dan terakhir ibunya. Gen sungguh beruntung, lahir dari keluarga yang baik seperti mereka.

"Aku pulang!" Gen berseru.

"Selamat datang, Gen," kata ayahnya.

Keluarga Gen menyambut kepulangan Gen dengan senyuman, tidak seperti keluargaku yang menyambutku dengan acara marah - marah.

Setelah Gen menghilang di dalam rumahnya, aku dan ayah kembali memasuki mobil sedan. Aku masih membawa bungkus keripik kentang yang Gen berikan saat di bus tadi.

Aku memasukkan tanganku ke dalam bungkus keripik, hendak mengambil satu.

"Jangan banyak - banyak Clone, nanti batuk!" tiba - tiba ayah berseru marah.

Belum pun sesuap keripik memasuki mulut, ayah telah melarangku. Padahal, dia tidak marah - marah seperti ini saat ada Gen. Aku merasa gagal sebagai anaknya.

***

Nama tokoh, tempat, dan peristiwa dalam cerita ini hanya fiktif belaka.

***