Bagian 2
Sudah sebulan sejak aku pindah ke Yumenosaki, sekolah dimana diriku menjadi seorang Produser untuk Idol-idol bermasa depan cerah ini.
Hidupku sedikit buruk disini-- tidak, hidup ku sangat buruk disini.
Karena....
"TUHAN, JIKA DIRIMU MENGEMBALIKAN DIRIKU KE MASA SMA, TOLONG KEMBALIKAN KEPINTARAN KU SAAT SMA JUGA-- KENAPA SOAL-SOAL YANG KU DAPAT DI YUMENOSAKI GAKUEN INI SANGAT TIDAK NGOTAK--"batinku depresi akan tugas dari sekolah.
"Harusnya masa SMA itu masa terindah....."kataku dengan muka sedih.
"Nishizawa, ada apa?"
Aku menatap orang yang berbicara tadi yaitu Otogari-kun, akupun menggeleng pelan.
"Gak ada apa-apa kok."jawabku.
"Begitu kah? Kalau begitu baguslah."kata Otogari-kun, ia pun kembali ke tempat duduknya dan berbicara pada teman di samping bangku nya, Kanzaki-kun.
Aku berjalan keluar dari kelas, dan menemukan Morisawa-senpai sedang terlihat mencari sesuatu.
"Morisawa-senpai, apa yang sedang kamu lakukan?"tanyaku, ia menatapku dengan senyum sumringah.
"Kau ada disaat yang tepat, Nishizawa!"kata Morisawa-senpai lalu menarikku ke sebuah ruangan latihan.
Penculikan part 2 kah ini?
"Minna! Lihat siapa yang ku temukan!"kata Morisawa-senpai lalu memperlihatkan ku pada member Ryuseitai.
"Kenapa Shiina bisa bersama Chiaki puka~?"tanya Shinkai-senpai.
"Jangan-jangan, Taichou menculikmu yah -ssu!"kata Nagumo-kun.
"Hidoii! Aku tidak menculiknya loh! Iya kan Nishizawa?"kata Morisawa-senpai sambil menatapku.
"Eh-- enggak kok, aku gak diculik Morisawa-senpai."kataku, Nagumo-kun pun menghela nafas lega.
"Jadi, kenapa Morisawa-senpai membawa ku kesini tadi?"tanyaku sambil menatap Morisawa-senpai.
"Oh iya! Hampir lupa!"kata Morisawa-senpai, ia menggenggam tanganku dengan tatapan berharap.
"Kamu mau gak jadi pacarku!?"katanya spontan.
".....hah?"
•••
"Staff-san, bagian sini ada sedikit kerusakan, tolong di benerin."
"Maaf ya Nishizawa! Sampai membuatmu repot-repot melakukan ini."kata Morisawa-senpai.
"Gapapa kok, Morisawa-senpai."balasku sambil tersenyum
"Kamu mau gak jadi pacarku!?"
".....hah?"
"Ryusei choppu!"Shinkai-senpai pun menjitak Morisawa-senpai.
"Jelaskan dengan 'benar' puka~"kata Shinkai-senpai.
"Ahaha, maksudku-- kami mendapat pekerjaan untuk membuat iklan dengan tema harem, dan ternyata pemeran wanita nya tiba-tiba membatalkan pekerjaannya, jadi aku memintamu untuk menggantikannya."kata Morisawa-senpai, aku pun ber oh ria.
"Tapi, aku tidak bisa akting loh."
"Ayolah, bayarannya lumayan loh."
"Oke, gasken."
Begitu lah yang terjadi sampai aku menerima pekerjaan ini.
"Shiina-san, sini make up dulu."panggil seorang Staff.
"Sampai jumpa lagi, Nishizawa!"
Pria bersurai coklat itu berjalan menjauh dariku.
"Yosh, saatnya berjuang untuk drama--"
Krak...
"Eh... Suara apa itu?"kataku menatap ke arah sumber suara.
"Aku jelas-jelas seperti mendengar suara retakan.... Tapi aku tidak melihat sesuatu yang retak disini.... Apa cuma firasat ku saja yah?"batin ku, aku mengecek sekeliling dan tidak menemukan sesuatu yang retak.
"Shiina-san-!"panggil seorang Staff.
"Ah hai'k! Sebentar!"kataku lalu langsung berlari ke arahnya.
•••
"Kanpai!!"
Syuting berjalan dengan lancar hari ini, kami semua pun merayakannya dengan di traktir makan oleh produser iklan ini.
"Otsukaresama Minna!"kata Chiaki kepadaku dan member Ryuseitai.
"Midori-kun, makanan mu terlihat enak de gozaru na..."
"Kalau Shinobu-kun mau, kamu boleh minta sedikit kok...."
"Benarkah? Arigatou de gozaru!"
"Shinkai-senpai, kenapa kamu memasukkan makananmu ke aquarium -ssu!?"
"Para ikan mau makan puka~"
"Tapi itu gak boleh -ssu!" :(
Yap, Morisawa-senpai dikacangi. Karena ngambek, akhirnya dia mojok.
Lucu sih, tapi kasian.
"Otsukaresama mou, Morisawa-senpai."kataku kepada Morisawa-senpai soalnya kasian dia di kacangi.
"Yang peduli padaku cuma kamu yah, Nishizawa...."katanya, akupun tertawa canggung
Krak....
Aku tersentak, suara retakan itu muncul lagi.
"Nishizawa, bisa ikut aku sebentar?"katanya, aku mengangguk sambil terus melihat sekeliling, takut restoran ini runtuh.
Morisawa-senpai pun menarikku keluar. Ia berjalan di depanku dengan wajah sedikit menunduk dan--
--Ia menitikkan air mata.
Kami pun sampai di taman dekat restoran, taman itu sangat sepi hanya karena hanya ada kami berdua.
"Ada satu hal yg ingin ku katakan padamu."katanya suaranya terdengar serius.
"Apa itu, Morisawa-senpai?"tanyaku, ia menatapku.
"Sebenarnya..... Yang ku katakan tadi bukan bercanda."jawab Morisawa-senpai, aku menatapnya bingung.
"Kata-kata mu yang mana...?"tanyaku lagi.
"Yang 'kamu mau gak jadi pacarku' itu."jawabnya, angin bertiup sepoi-sepoi setelah ia mengatakan itu.
"E-eeeh."kataku kaget, semburat merah muncul di pipi ku, aku berusaha mencari kebohongan di matanya, namun hasilnya nihil.
"I-ini beneran..?"tanyaku memastikan.
"Aaaaa, ini beneran loh Nishizawa! Aku menyukai dari awal kita bertemu di lorong saat itu! Walau aku tau kita baru bertemu sebulan, tapi aku sangat yakin dengan perasaanku!"katanya, aku dapat melihat wajahnya yang malu-malu.
"Aku tidak menyangka, ternyata Morisawa-senpai selama ini...."kataku, lalu tertawa kecil.
"Yah, aku tidak menyatakan perasaanku untuk mendapat balasan sih, aku hanya ingin jujur padamu."katanya lalu tersenyum.
"Jadi aku mau balas perasaan Morisawa-senpai gaboleh nih?"tanyaku, ia menatapku bingung.
"Eh-- maksudmu?"tanyanya.
"Aku juga mencintaimu, Senpai."kataku lalu tersenyum, aku menatap wajah Morisawa-senpai yang sudah memerah seperti kepiting rebus.
"A-aku-- aku--"ia berbicara terbata-bata karena gugup.
"Aku-- aku sangat bahagia, aku senang kamu juga menyukaiku."katanya sambil menyeka air mata bahagia nya.
Krak...
"Eh--"
"Ah, kau mendengarnya yah daritadi, Nishizawa...."
Krak...
"A-apa maksudmu--"kataku lalu terkejut melihat retakan di wajah Morisawa-senpai.
"Maaf yah kalau suara itu mengganggu mu."katanya sambil menyunggingkan senyumnya.
Krak....
"Apa maksud semua ini Morisawa-senpai!"kataku, ia masih tersenyum lebar.
"Yah, dari awal ini bukan dunia mu... Dunia ini hanya dunia buatan untuk mengajarkan mu rasanya jatuh cinta, dan aku adalah karakter yang diberi tugas untuk melakukannya."aku tertegun mendengar penuturannya.
"T-tidak mungkin...."
Krak....
"Maaf yah, aku membuatmu menangis.... Aku memang pahlawan yang gagal."katanya sambil berjalan mendekat ke arahku yang sudah terduduk lemas di tanah.
Ia mengelus lembut kepala ku sambil tersenyum sedih.
"Terima kasih sudah membalas perasaanku padahal aku hanya karakter."katanya lagi.
Krak...
"Selamat tinggal, Nishizawa."katanya untuk terakhir kalinya.
Dan semuanya kembali gelap.
To Be Continued♫︎
(A/N)
AFFAAN INI MISKAH-- //kejang²
Jadi yak-- aku sedikit blok di tengah² nulis, jadi aku lanjut nulis sambil dengerin musik, akhirnya nyampur² dah tema musik nya, maap kalo gaje, hshs--
Dahlah, mau lanjut nguli gacha Maakun Valentine
Hanacraft77❁❀
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro