Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

67 - TULISAN UNTUK ALENA

Assalamualaikum, alhamdulillah hari ini bisa update 2 part lagi. 

DAN, JANGAN LUPA HARI JUMAT, 27 JANUARI 2023 PRE ORDER NOVEL CHAMOMILE DI SHOPEE : LULUK_HF JAM 17.00 WIB

BUAT TEMAN-TEMAN YANG PENASARAN BEDANYA CHAMOMILE VERSI WATTPAD DAN NOVEL APA YA? INI JAWABAN BUAT TEMAN-TEMAN SEMUA

1. CHAMOMILE VERSI NOVEL MEMILIKI JALAN CERITA YANG LEBIH SERUU DAN LEBIH RAPI ^^

2. CHAMOMILE VERSI NOVEL MEMILIKI SPESIAL PART YANG BELUM PERNAH DIPUBLISH DI WATTPAD ^^

3. AKAN ADA KEJUTAN MENGGEMASKAN DI NOVEL UNTUK PARA SHIPPER ALFIN DAN ARA ^^ 

JADI, JANGAN SAMPAI KALIAN MELEWATKAN PRE ORDER CHAMOMILE YA ^^

DAN, SELAMAT MEMBACA CHAMOMILE 

*****

Alen tidak merasakan tatapan iba dan tatapan prihatin seperti kemarin. Sepanjang lorong sekolah, semua orang tersenyum ke arahnya bahkan menyapanya dengan hangat.

Alen tidak tau apa yang sudah terjadi hingga membuat suasana sekolah berubah dalam sekejap. Tidak mencekam dan menakutkan seperti kemarin.

"Kenapa semua orang sikapnya mendadak berubah?"

*****

Alen menghentikan langkahnya ketika melihat kerumunan di depan madding. Alen mengerutkan kening, menjadi penasaran.

Alen melihat Gesa yang keluar dari kerumunan. Alen segera mendatangi Gesa.

"Kak, ada apa rame-rame?" tanya Alen.

Gesa menoleh ke Alen kemudian tersenyum kecil.

"Lo harus lihat apa yang ada di madding."

"Emang ada apa?"

Gesa menyeret tubuh Alen lebih mendekat ke madding.

"Lo harus lihat sendiri."

Gesa membantu Alen melewati kerumunan, hingga akhirnya Alen bisa berdiri tepat di depan papan madding. Alen bisa melihat berbagai tulisan di sana yang cukup Alen kenali.

Alen pun mulai membaca satu persatu tulisan tersebut.

Semua orang berkata bahwa Alen hanyalah gadis cantik namun sangat bodoh. Dan, menurutku tidak sepenuhnya salah. Alen memang gadis yang sangat cantik dan tidak terlalu pintar.

Namun, yang harus semua orang ketahui. Alen bukan hanya gadis cantik dan bodoh. Alen adalah gadis yang paling baik yang pernah gue temui. Gadis yang selalu tulus dan selalu berusaha baik kepada semua orang.

Gue nggak pernah menyesal bersahabat dengan Alen. Gue merasa bersyukur bisa memiliki sahabat seperti Alen. Dari Alen gue sadar, ternyata manusia memang tidak ada yang sempurna.

Gue selalu iri dengan kecantikan yang dimiliki oleh Alen. Namun, gue tidak pernah iri dengan kebodohannya. Ya, meskipun Alen tidak pintar, tapi dia tidak pernah menyerah. Seorang Alen selalu berusaha untuk terus belajar dan melakukan yang terbaik.

Itulah Alen yang gue kenal. Alen yang cantik, Alen yang baik, Alen yang pantang menyerah dan Alen yang tulus.

Dan, gue yakin saking baiknya dia, tidak pernah ingin merepotkan banyak orang bahkan Mamanya sendiri. Jadi, tolong kasih cinta banyak ke Alen. Dia benar-benar gadis cantik yang baik, kan?

Gue sayang sama lo anak tiri gue!

Alen terharu membaca tulisan tersebut. Alen juga sangat tau siapa penulis surat termasuk. Dari bagaimana kata-kata manis namun tetap terselip sebuah hinaan, pastilah Ara pelakunya!

Alen berpindah ke tulisan sebelah, di kertas berwarna cokelat muda. Alen membacanya dengan seksama.

Alen, lo harus tau.

Nggak apa-apa semua orang nggak suka sama lo. Karena gue akan selalu suka sama lo.

Nggak apa-apa semua orang nggak mau di samping lo. Karena gue akan selalu ada buat lo.

Nggak apa-apa semua orang bicarain kejelakan lo. Karena gue yang sangat tau siapa lo dan semua kebaikan lo.

Jadi, jangan sedih dan takut. Gue dan Ara selalu ada untuk lo apapun yang terjadi. Kita akan jadi pelindung dan benteng terdepan buat lo.

Semangat dan tersenyum putri cantik, Alena.

Ya, surat yang singkat namun memiliki makna begitu dalam bagi Alen. Air mata Alen tanpa sadar sudah menetes di pipinya. Alen buru-buru menghapusnya, ia tak mau orang-orang yang ada di sana melihatnya menangis.

"Makasih Ara. Makasih Sanda."

Alen tidak menyangka kedua sahabatnya bisa berbuat hal semanis itu dan mengharukan untuknya.

"Len, tulisan terakhir buat lo," bisik Gesa yang masih ada di belakang Alen sedari tadi.

Alen mengikuti arah jari telunjuk Gesa, sebuah tulisan di kertas berwarna merah muda. Alen sangat mengenali gaya tulisan tersebut.

Alen tersenyum kecil dan bersiap membacanya.

Hai, Alena. Gimana kabar lo hari ini?

Apa hari ini lo masih sedih? Kalau masih bilang ya. Gue akan langsung samperin lo sekarang juga.

Banyak orang yang bertanya ke gue, kenapa gue bisa suka sama lo? Kenapa gue mau pacaran sama lo? Bahkan kenapa gue masih mau balikan sama lo?

Mereka mengira gue hanya suka karena wajah cantik lo saja. Padahal bukan itu alasan utamanya.

Sejak awal gue lihat lo, gue sudah suka sama lo. Bukan karena wajah cantik lo melainkan kehangatan hati lo.

Gue masih ingat saat itu, lo sedang duduk di halte dan berbincang dengan anak kecil yang sedang jual kue. Lo terus tersenyum, memberi semangat bahkan membeli semua dangangan adik kecil itu.

Dari situ gue kagum dan sadar, ternyata benar ada bidadari di bumi ini. Ya, saat itulah gue ingin sekali kenal lebih deket sama lo bahkan menjadikan lo orang yang spesial buat gue.

Sejak saat itu juga, gue ingin menjadi orang yang selalu di samping lo, selalu jaga lo dan selalu buat lo bahagia. Bahkan hingga detik ini, gue masih ingin terus melakukannya.

Gue harap mulai sekarang, lo bisa bagi semuanya ke gue. Kesedihan lo, kebahagiaan lo bahkan kemarahan lo. Gue akan siap dengerin, gue akan siap nemenin dan gue akan siap nenangin lo.

I will be there for you Alena Chamomile.

Untuk kedua kalinya, air mata Alen menetes di pipinya. Alen terenyuh membaca tulisan terakhir dari sang pacar Alan. Jujur, untuk pertama kalinya Alen mengetahui fakta tersebut. Alan menyukainya sejak melihatnya di halte.

Bahkan, Alen sendiri hampir lupa kejadian itu. Alen merasa sangat bersyukur memiliki dua sahabat yang menyayanginya dan pacar yang selalu ada untuknya.

Alen merasa semangat dan kekuatanya utuh kembali. Alen juga semakin yakin, bahwa dia tidak boleh takut lagi, tidak boleh sedih lagi dan harus kembali bangkit.

Alen mengembangkan senyumnya.

"Semangat Alena."

*****

Alen masuk ke dalam kelas, dari ambang pintu Alen melihat Ara dan Sanda sudah tersenyum menyambutnya. Tanpa menunggu lama, Alen langsung berlari menghampiri dua sahabatnya dan memeluk Ara dan Sanda saat itu juga.

"Gue sayang banget sama lo berdua!!!" teriak Alen tidak mempedulikan teman-teman kelas lainnya menatap mereka.

Sanda dan Ara membalas pelukan Alen lebih erat.

"Jangan sedih lagi Len. Kita ada buat lo," bisik Sanda.

Ara melepaskan pelukan mereka, kemudian menatap Alen dengan lekat.

"Lo nggak punya uang aja gue rela kasih uang jajan gue. Apalagi kalau ada yang nyakitin lo. Gue dan Sanda akan ada digarda terdepan buat lo!!"

Alen tertawa mendengar seruan Ara. Alen mengangguk-angguk beberapa kali.

"Gue juga akan selalu ada buat lo berdua," lirih Alen tulus.

Ara dan Sanda mau tak mau ikut tertawa karena melihat wajah Alen yang ingin menangis.

"Lo tau nggak itu semua ide siapa?" ucap Ara setengah berbisik.

"Bukan ide lo dan Sanda?"

"Bukan Len," jawab Sanda cepat.

"Terus siapa?" Alen semakin penasaran.

Ara dan Sanda saling bertatapan sebentar, kemudian tersenyum.

"Ide Kak Alan. Semalam Kak Alan nelfon kita berdua dan minta bantuan kita untuk tulis surat buat lo dan ditaruh di madding sekolah," jelas Ara.

"Seriusan Kak Alan?" kaget Alen tak menyangka.

"Iya, Len. Itu semua ide Kak Alan," tambah Sanda membuat Alen langsung yakin.

Ara bertepuk tangan pelan.

"Gila memang pacar lo, Len. Kelasnya bucinnya memang beda!!"

Alen hanya bisa tersenyum malu, hatinya pun merasa lebih berbunga. Alan benar-benar menepati janjinya.

"Kak Alan pasti sayang banget sama lo, Len," ucap Sanda.

Alen mengangguk, mengiyakan.

"Gue juga ngerasa gitu. Dan, gue bersyukur banget punya kalian dan Kak Alan."

Sanda menepuk bahu Alen pelan.

"Jangan sedih lagi dan harus semangat lagi!"

Alen mengangguk untuk kesekian kalinya, lebih yakin.

"Gue akan berusaha kembali bangkit dan semangat lagi!!"

Ara tiba-tiba mendekati Alen dan menguncang-guncang bahu Alen membuat Alen sedikit kaget.

"Len, tulisan siapa yang lo suka?"

"Hah?" bingung Alen.

"Tulisan gue, Sanda atau Kak Alan?"

Alen langsung terdiam, sungguh pilihan yang sulit. Alen menoleh ke Sanda, nampak gadis itu pun menunggu jawaban darinya. Baik Ara dan Sanda menatapnya penuh harap.

Alen perlahan mengembangkan senyumnya, sedikit canggung.

"Gue paling suka tulisan Kak Alan."

*****

#CuapCuapAuthor

BAGAIMANA CHAMOMILE PART ENAM PULUH TUJUNYA? SEMOGA SUKA YA ^^

KALIAN PENGIN PUNYA SAHABAT SEPERTI SANDA ATAU ARA NIH? 

SAMPAI JUMPA DI CHAMOMILE PART 68 ^^

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN COMMENT YA. SELALU PALING DITUNGGU DARI TEMAN-TEMAN PASUKAN PEMBACA ^^

Jangan lupa juga untuk pantengin info-info tentang cerita Chamomile di Instagram luluk_hf dan lulukhf_stories yaa ^^

PRE ORDER CHAMOMILE TANGGAL 27 JANUARI 2023 YA. JANGAN SAMPAI KETINGGALAN PELUK NOVEL CHAMOMILE YANG CANTIKK BANGET COVERNYA DAN BONEKA TELUR BERUANGNYA YANG SUPER GEMESINNN!!! 

MAKASIH BANYAK SEMUANYA. SELALU SAYANG KALIAN SEMUA. JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN YAAA ^^


Salam,


Luluk HF

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro