Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

15 - KOLOM KOMENTAR

Assalamualaikum teman-teman Pasukan Pembaca semua. Bagaimana kabarnya? Semoga sehat selalu. 

Alhamdulillah hari ini bisa update lagi. Maaf ya aku malam banget, soalnya tadi revisi part ini agak lama. Dan, maaf juga part ini lumayan pendek dari biasanya. Insyaallah aku usahain part 16 lebih panjang ya ^^ 

SUDAH SIAP BACA CHAMOMILE PART 15? 

DAN, SELAMAT MEMBACA CHAMOMILE SEMOGA SUKA ^^ 

*****

Alen tak henti memaki-maki dirinya sendiri, lebih dari dua jam Alen terus merutuki kebodohannya. Sumpah demi apapun, Alen sangat meneyesali ucapannya saat bertemu Alan di perpustakaan sore tadi.

"Lo emang bodoh Alen, tapi kenapa lo bisa sebodoh ini! Hah?"

Alen menggeram menahan teriakannya, ingin sekali dia memutar waktu jika bisa. Alen membalikkan badan, menatap ke Ara yang sedari tadi hanya menatapnya dengan pedih.

"Lo bisa nggak maki gue juga, biar gue cepat sadar!" pinta Alen semakin pasrah.

"Seriusan lo pengin denger makian gue?" tanya Ara memastikan.

Alen mengangguk-angguk tanpa ragu.

"Iya, serius."

"Nggak akan nyesel?"

Alen menggeleng singkat.

"Nggak akan."

Ara mengatur napasnya sebentar, kemudian berdiri mendekati Alen dan mulai bersiap mengeluarkan semua unek-unek dan umpatannya untuk sahababat bodohnya.

Ara mengarahkan jari telunjuknya tepat di depan wajah cantik Alen.

"Otak bodoh lo bukan lagi nggak ada tandingannya Alen, lo beneran spesies paling bodoh di dunia ini! Lo bilang apa ke Kak Alan? Mau bantuin? Cukup otak lo yang bodoh, nggak usah rusak juga mulut lo buat jadi bodoh!!"

Ara menghela napas berat, belum puas. Kedua tangannya berpindah ke bahu Alen.

"Gue pengin banget sebut lo cewek tergoblok, tapi gue masih punya hati Alen."

"Itu barusan lo sebut gue goblok, Ra," lirih Alen memprotes.

"Goblok emang lo! Pindah sekolah sana, malu-maluin gue aja sebagai sahabat lo yang paling pintar dan suka menolong tanpa pamrih!" umpat Ara tak ada habisnya.

"Gue suruh lo maki gue bukan umpat gue!" teriak Alen mulai tak terima.

Ara segera memundurkan tubuhnya sembari tersenyum tipis.

"Sori kelepasan, habisnya gemes sama kebodohan lo!"

Alen menghela napas berat, sudah sangat cukup mendengar makian tajam dari mulut api Ara. Dengan ini dia tidak akan berani melakukan kesalahan yang sama seperti kemarin.

"Gimana gue nemuin Kak Alan di sekolah? Gue malu banget! Apalagi besok bakalan mulai wawancara para narasumber untuk lomba maddin." Alen merasakan kepalanya terasa lebih berat.

"Nggak usah bingung, pindah sekolah aja," suruh Ara seenaknya.

Alen memberikan pelototan tajam ke Ara.

"Lo kira pindah sekolah semudah itu? Lo kira nggak keluarin uang? Lo kira Mama gue Ibu peri kayak Mama lo?" sebal Alen mengeluarkan unek-uneknya.

Bukannya takut, Ara malah semakin melebar senyumnya.

"Sori, gue lupa kalau lo nggak punya keluarga sempurna dan orang tua kaya raya seperti gue," balas Ara dengan wajah tak berdosa.

Alen mengepalkan kedua tangannya erat, menahan diri untuk tidak memukul kepala sahabat tercintanya ini.

"Lo mending pulang. Makin pusing nih kepala lihat lo di kamar gue," usir Alen.

Ara menggeleng, menolak keras.

"Gue mau nginep di sini. Mumpung besok libur sekolah."

Alen menatap Ara kaget.

"Siapa yang izinin lo nginep di rumah gue?"

"Gue sendiri," jawab Ara enteng.

Alen lagi-lagi hanya bisa menghela napas panjang, menghadapi Ara semakin membuat kepalanya terasa berat. Alen merubuhkan tubuhnya di kasur, tatapanya menerawang hampa.

"Gue butuh Sanda," lirih Alen, merindukan sahabatnya satu lagi.

Ara ikut merebahkan tubuhnya, di samping Alen.

"Gue juga butuh Kak Alfin."

*****

Alen hanya bisa pasrah meleihat Ara mulai beraksi di dapurnya, membuat mie instan seenaknya. Di tambah membeli cemilan martabak manis.

"Lo sengaja beli makanan manis buat uji kesabaran gue?" sinis Alen.

Ara mengangkat jempolnya.

"Bener banget!"

Alen berdiri, berniat mengambilkan piring untuk Ara. Namun suara langkah kaki dari arah ruang tamu membuat Alen dan Ara langsung membeku.

"Alen, ngapain kamu di dapur malam-malam?"

Benar saja dugaan Alen dan Ara, seorang wanita paruh baya datang dengan tatapan menyelidik.

"Ma... Malam Ibu tir.. Eh, malam Tante Kanara," sapa Ara berusaha sopan.

Kanara menoleh ke Ara, tersenyum tipis.

"Malam Ara," balas Kanara singkat kemudian kembali menatap putrinya. "Ngapain di dapur?" ulangnya.

"Ara buat mie instan, Alen cuma nemenin aja."

Kanara memperhatikan bungkus mie instan yang berantakan di meja, ditambah dengan martabak manis.

"Beneran nemenin aja?" selidik Kanara.

"Iya Tante. Alen nggak ikut makan kok. Ara yang pengin banget makan mie goreng dan martabak manis."

Kana mengangguk singkat.

"Kamu jangan sampai ikut makan, atau dua hari nggak akan Mama kasih uang jajan," ancam Kanara tidak main-main.

"Iya Ma. Tenang aja."

"Ara pamit nginep malam ini ya Tante. Papa dan Mama lagi ke luar kota hari ini," sambung Ara meminta izin.

Kanara mengangguk, mengiyakan. Pandangan Kanara melihat ke kanan dan ke kiri seolah mencari sesuatu.

"Sanda nggak ikut nginep juga?" tanya Kanara, sudah sangat hapal sahabat dekat purtinya.

"Sanda ada kompetisi bulan ini, Ma," jawab Alen.

"Kalian harus contoh Sanda. Sudah cantik, mandiri dan berprestasi juga," ucap Kanara mengeluarkan ceramah malamnya membuat Alen dan Ara harus menyiapkan telinga dan mental masing-masing.

Ara memberanikan diri mengangkat tangan.

"Alhamdulillah Ara juga berprestasi Tante walau pun nggak secantik Alen."

Alen melirik Ara tajam, bisa-bisanya Ara ikut memojokannya.

"Cantik juga penting Ara. Jaga tubuh kamu dan rawat wajah kamu. Jangan banyak makan malam, nggak baik," ucap Kanara mengingatkan.

"Tenang saja Tante. Ara selalu pakai sabun-sabun mahal biar makin glowing dan seminggu sekali Ara ikut Mama pilates. Tante nggak perlu khawatir."

"Bagus itu, jangan sia-siakan kekayaan keluarga kamu."

Ara mengangkat dua jempolnya sembari memaksakan senyumnya. Ingin rasanya dia mengusir Mama Alen dari hadapannya.

"Mama lebih baik segera mandi, Mama kelihatan capek," ucap Alen mencegah agar Mamanya tidak semakin ceramah panjang.

Kanara mengangguk, tangannya menunjuk ke Alen dan Ara bergantian.

"Segera beresin kalau sudah selesai. Sehabis makan jangan langsung tidur, tunggu dua jam dulu baru tidur," peringat Kanara terakhir kalinya.

"Iya Ma."

"Iya Tante."

Alen dan Ara akhirnya bisa bernapas lega setelah kepergian Kanara. Ara langsung mendekati Alen dengan wajah takjub.

"Sumpah lo betah banget hidup bersama Ibu Tiri, Len. Lo seriusan mau tinggal di sini terus? Nggak ada keinginan coret nama lo sendiri dari KK keluarga menyeramkan ini?" tanya Ara prihatin.

"Emang lo mau nampung gue? Katanya lo hanya bantu fakir miskin dan anak terlantar? Bukan anak bodoh kayak gue?" sindir Alen terang-terangan.

Ara melebarkan senyumnya dan mundur dua langkah.

"Setelahgue pikir-pikir, Ibu Tiri lo tidaklah sekejam Ibu Tiri Cinderella, Len," simpul Ara.

Alen mendesis pelan.

"Buruan selesaiin. Daripada Mama ceramah lagi."

Ara mengangguk cepat.

"Mending gue ngadepin kebodohan lo dari pada ngedepin Ibu Tiri lo!"

****

Alan duduk di ruang tengah, rumah mewahnya terasa sangat sepi setiap harinya, untung saja malam ini Alfin berbaik hati mau menginap di rumahnya. Sebenarnya, Alan sudah sangat terbiasa sendiri. Papanya yang super sibuk dan tak ada waktu untuknya, sedangkan dia tak memiliki saudara satu pun.

"Akhirnya..."

Alan duduk rebahan di sofa, merasa bisa kembali bernapas setelah mengerjakan tugas sekolah dan mengedit video untuk Osis SMA-nya.

Alan membuka instagramnya dan langsung dikejutkan dengan feeds Instagram milik Ara yang menampilkan foto gadis itu bersama dengan Alen. Keduanya memakai pajama sembari menguncir rambut menjadi dua, sangat menggemaskan.

Tanpa sadar bibir Alan terangkat membentuk senyuman. Alan membuka kolom komentar pada postingan tersebut, ada tujuh komentar di sana.

Rendisaril : Duo gila!

Andini200 : Sanda mana? Kangen kalian bertiga!

Wikipurna : Gemesin kalian!

Damarsky : Beautiful girls

Bianhanang : So cute

Putraking : Jangan lupa uang kas

Jerista.gaumbang : Can you introduce your beautiful friend to me, Ra?

Alan langsung menegakkan tubuhnya, saat membaca komentar paling terakhir. Alen membacanya sekali lagi, untuk memastikan.

"Kenalin teman cantik lo, Ra?" lirih Alan sangat pelan.

Kedua mata Alan berubah menajam saat memastikan pemilik akun tersebut. Tentu saja Alan sangat mengenalnya. Senyum Alan berubah sinis dalam sekejap.

"Jeris?"

Alan menoleh ke samping, melihat Alfin yang sedari tadi tak membuka suara dan sibuk mengotak atik mainan robot barunya. Alan mendekati Alfin.

"Fin," panggil Alan.

"Apa?" balas Alfin tanpa mengalihkan pandangnya sedikit pun dari robotnya.

Alan terdiam sebentar, mempertimbangkan apakah harus bertanya atau tidak.

"Study exchangeanak kelas sebelas berakhir bulan apa?" tanya Alan.

Alfin langsung menghentikan aktivitasnya, ia menoleh ke Alan.

"Study exchangedi UK?"

"Iya."

"Bulan depan."

Alan manggut-manggut kecil, tak menyangka sudah secepat itu.

"Kenapa? Lo nyesel nggak ikut?"

"Bukan itu."

"Terus kenapa?"

Alan tersenyum kecil, sembari menggeleng.

"Nggak apa-apa, cuma tanya aja."

Alan kembali fokus memainkan ponselnya, tapi tidak dengan Alfin. Ia masih terus memperhatikan Alan, seolah tau ada yang aneh dengan sahabatnya itu.

"Jerista dan Felista akhirnya kembali, Lan."

Alan mau tak mau langsung menoleh karena pernyataan Alfin yang cukup mengejutkannya. Alan berusaha tetap bersikap biasa.

"Iya, gue tau."

"Lo masih bersalah?"

"Kenapa gue harus bersalah?" balas Alan.

Alfin mengangguk kecil dan tersenyum senang mendengar ucapan Alan.

"Bagus, lo nggak perlu merasa bersalah ke mereka."

Alan menghela napas pelan, menyenderkan tubuhnya.

"Gue hanya merasa bersalah ke lo, Gesa dan Jaka," ucap Alan lirih.

"Ke kita? Kenapa?"

"Karena kalian belain gue, kalian juga dibenci Jeris dan Felis."

Alfin menepuk pelan bahu Alan.

"Kita hanya mendukung siapa yang benar, Lan."

Alan terkekeh mendengar Alfin yang mendadak bijak. Alan menepis pelan tangan Alfin dari bahunya, pandangannya menerawang hampa.

"Pada akhirnya, gue akan kembali berhadapan dengan mereka, Jerista dan Felista."

****

#CuapCuapAuthor

BAGAIMANA PART LIMA BELASNYA? SUKA NGGAK?

KAN... MAKIN BANYAK TEKA-TEKINYA. KALIAN PENASARAN YANG MANA? 

1. ALASAN ALEN MUTUSIN ALAN? 

2. SIAPA JERISTA DAN FELISTA? 

3. KAPAN MULUT KEJAM ARA BISA SEGERA TOBAT? HAHAHA 

PENASARA NGGAK SAMA PART SELANJUTNYAA? 

CHAMOMILE PART 16 MAU DIUPDATE HARI APA NIH? 

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN COMMENT YA. SELALU PALING DITUNGGU DARI TEMAN-TEMAN PASUKAN PEMBACA ^^

Jangan lupa juga untuk pantengin info-info tentang cerita Chamomile di Instagram luluk_hf dan lulukhf_stories yaa ^^

SELALU BACA CHAMOMILE, SELALU SUKA CHAMOMILE DAN SELALU SUPPORT CHAMOMILE ^^

SHARE DAN AJAK JUGA TEMAN-TEMAN KALIAN UNTUK BACA CHAMOMILE ^^

NGGAK PERNAH BOSAN BUAT UCAPIN MAKASIH BANYAK KE TEMAN-TEMAN PASUKAN PEMBACA. SELALU SAYANG KALIAN SEMUA. SEMOGA TEMAN-TEMAN JUGA SELALU SUKA CERITA-CERITA YANG AKU BUAT YA. AMIN. JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN YAA ^^ 


Salam,


Luluk HF

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro