Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Challenge Day 4

[Challenge Day 4 – Accepted]

Mystic Messenger Oneshot Bahasa Indonesia

Love in Mafia

Story © Dark_Reason

Disclaimers © Cheritz

Pair : Jumin Han x [Name]

Genre : Crime and Romance

Warning : AU!Mafia, POV 3, Alur cepat.

Sinopsis : Sebagai kekasih seorang mafia sungguh membahagiakan. Namun dibalik itu semua, ada bahaya mengintai di antara mereka terutama [name]. Ketika Jumin dan [name] berjanji bertemu, sang gadis belum datang. Apa yang terjadi dengan [name]? Apa yang akan dilakukan Jumin jika kekasihnya mengalami hal gawat?

.

.

.

.

.

Happy Reading!

.

.

.

Enam puluh menit.

Jumin menunggu [name] datang menuju tempat pertemuan di taman kota. Namun, selama satu jam [name] belum datang. Seharusnya mereka akan bertemu pukul dua siang sesuai kesepakatan kemarin. Lelaki itu bersandar di pohon tinggi sembari mengecek arloji pada tangannya. Ia melirik kanan-kiri cemas jikalau [name] mengalami sesuatu yang menghambat perjalanannya ke sini.

Ia mencoba tidak memanggil pengawal pribadinya untuk menjemput [name] karena ia sudah berjanji tidak melibatkan orang lain dalam kencan mereka berdua. Jumin menelepon [name] beberapa kali tetapi tidak diangkat sama sekali. Lelaki itu berusaha berpikir positif jika [name] ingin bernampilan terbaik pada kencan pertama bagi [name].

Sebenarnya Jumin dan [name] sudah berpacaran selama enam bulan yang lalu. Mereka hanya berhubungan lewat komunikasi antar jauh alias LDR sebab kesibukan Jumin yang padat. [Name] sebagai mahasiswa akhir juga sama sibuknya sehingga insentitas pertemuan mereka bisa dihitung jari.

Sesaat [name] mendapatkan libur panjang, ia menghubungi Jumin dan menanyakan kabar kekasihnya. Awalnya [name] sungkan untuk meminta bertemu dengan Jumin, namun Jumin bilang ia juga ingin bertemu dengan [name]. Tentu saja, [name] sangat senang. Setelah memutuskan waktu dan tempat, [name] mematikan telepon duluan.

Sekarang, Jumin sudah berada di tempat yang ditentukan dan tepat waktu. Ia berharap [name] baik-baik saja. Ekspresi yang dikeluarkan pun mulai khawatir. Ia tak bisa mempertahankan lebih lama wajah tenangnya.

"Mr. Han! Kami mendapatkan surat ini!" Tiba-tiba salah satu pengawal mendekati Jumin dan menyerahkan surat cokelat kepada dia. Sang lelaki langsung mengambil surat itu dan membacanya cepat.

.

"Halo Tuan yang baik hati, Jumin Han. Apa kabarmu? Ah, pasti baik-baik saja. Aku hanya ingin menyampaikan berita yang hebat untukmu. Apa kekasih kesayanganmu sudah datang? Tunggu sebentar. Bukankah [name] bersama kami? Ups, sepertinya kamu lengah, Tuan. Lebih baik kamu menemukan kekasihmu itu di Sungai Halilintar sebelah barat kota. Datanglah cepat sebelum [name] menjadi makanan lezat~ Hati-hatilah dengan kami! Kami tak akan membuat hidupmu bahagia begitu saja! Dah~"

-Akualium

.

Setelah membaca surat itu, Jumin meremasnya kuat menjadi debu tipis. Aura hitam mengelilingi Jumin. Pengawal yang mengantar surat itu menjaga jarak dengan pemimpin mafia itu. Dia beranggapan, jika terlalu dekat dengan Jumin, dirinya akan mati saat itu juga.

"Siapkan mobil." titah Jumin datar dan gelap. Pengawal tersebut mengangguk patuh seraya memberi kode kepada temannya untuk membawa mobil secepatnya. Beberapa detik kemudian, mobil limousine menghampiri lelaki itu dengan deru pelan. Jumin membuka pintu belakang dan duduk di kursi penumpang.

"Mr. Kim. Antarkan aku ke Sungai Halilintar sebelah barat kota." ucap Jumin singkat. Lalu, mobil itu berangkat.

Selama perjalanan, Jumin memikirkan cara untuk menyelamatkan [name]. Komplotan saingan musuh mafia sudah mulai bergerak mengganggu ketenangan Jumin. Ia mengetahui lokasi itu dengan sangat baik. Karena di sanalah ia membuang mayat musuhnya tanpa merasa kasihan. Ia bisa menghilangkan bukti mayat tersebut sekejap. Sungai Halilintar adalah sungai yang berjarak panjang dan memiliki kedalaman cukup dalam yaitu lima puluh meter dari dasar sungai.

Sungai itu bukanlah sungai biasa. Mengapa? Sungai tersebut ternyata ada makhluk hidup buas menempati sungai itu yaitu buaya yang dikirimkan dari Sungai Amazon. Pelaku dibalik itu semua adalah keluarga Jumin, kelompok mafia terkuat di Korea. Sungai itu jauh dari kalangan masyarakat sehingga tak ada yang curiga dengan aktivitas tak lazim dilakukan oleh mafia.

Saat ini, sungai tersebut menjadi bumerang bagi Jumin. [Name] berada di sana tanpa tahu apapun. Sang lelaki mengepalkan tangannya kuat menyadari dirinya membiarkan [name] sendirian. Aku harus menyelamatkan [name], harus! Pikir Jumin rasional.

"Pak, kita sudah sampai." sapa supir halus. Jumin mengangguk sekali dan segera keluar dari mobil. Ia berlari menuju tepi sungai. Lelaki itu tak mempedulikan beberapa pengawal memberi hormat pada dirinya. Jumin mencoba mencari [name] di sekeliling luasnya sungai Halilintar.

"Ketua! Kami menemukan perahu di tengah sungai! Para buaya yang seharusnya masuk ke kandang bawah sungai, mengelilingi perahu itu! Kami mencoba memeriksa ada orang di sana. Dia adalah gadis yang terikat di tiang tengah perahu! Bagaimana ini ketua?" ucap kepala keamanan sungai cepat namun terkendali.

Deg!

Detak jantung Jumin tak nyaman. Ia menyipitkan matanya melihat perahu yang dimaksud. Pandangan penglihatannya begitu tajam sehingga ia bisa melihat jelas.

"[Name]!" teriak Jumin keras setelah mengetahui identitas sosok gadis di atas perahu. Lelaki itu menoleh ke arah kepala keamanan dan memberi perintah.

"Segera alihkan buaya itu ke tempat lain! Jangan sampai buaya itu mendekati perahu itu!" perintah Jumin tak ingin dibantah. Kepala keamanan yang mendengar itu mengangguk paham, tidak bertanya lebih lanjut. Ia meninggalkan Jumin sendirian.

Jumin kembali melihat kondisi [name] di tengah sungai itu. Ia berdoa dalam hati untuk keselamatan kekasihnya. Lelaki itu juga sangat berharap buaya ganas itu tidak menyentuh [name].

Kumpulan orang berbaju hitam sedang membuat pengalihan agar buaya-buaya yang mendekati perahu menjauh. Mobil pick up sedang menuju sisi timur sungai. Di sana, pria tambun melempar sesuatu dari mobil pick up ke sungai. Sesuatu itu adalah mayat manusia yang dibunuh oleh anggota mafia tadi malam. Sempat ada perseteruan di markas karena itulah ada korban berjatuhan.

Tak lama berselang, buaya itu mulai berbalik arah menuju mayat yang mengambang di sisi sungai timur. Satu ... dua ... tiga ... sepuluh. Total sepuluh buaya berebutan mengambil mayat itu. Semua bagian satu tubuh mayat tercabik tak beraturan saat buaya buas memakannya. Darah mayat busuk itu merubah air sungai menjadi merah menakutkan.

Melihat hasil kerjasama anggota bawahannya begitu baik, Jumin tersenyum puas. Ia akan memberi bonus kepada mereka. Lelaki itu segera meloncat ke motor perahu yang sudah disiapkan sedari tadi. Memutar kunci, ia menyalakan mesin.

BRUM!

Perahu motor itu menembus permukaan sungai cepat menuju ke tempat [name]. Jarak yang ditempuh pun cukup jauh. Tetapi, itu tidak menyurutkan aksi Jumin untuk menjemput [name]. Tanpa menunggu lama, akhirnya Jumin sampai.

Ia mematikan mesin kendaraannya lalu melompat ke perahu kayu sebelahnya. Perahu kayu itu cukup rapuh dan bisa tenggelam kapan saja. Jumin tidak bisa membayangkan [name] ditelan oleh sungai.

Keadaan [name] begitu memprihatinkan, terdapat luka di lengan kanan dan sudut bibir kekasihnya. Kedua tangan dan kakinya terikat kuat pada tiang di tengah perahu. Manik hitam milik [name] pun ditutupi dengan kain merah darah. Hati Jumin begitu teriris menyakitkan. Ia tak tahan melihat [name] sekarang. Rasa bersalahnya mulai nampak.

"Ju-Jumin? Ka-kamu kah itu?" panggil [name] lirih, menoleh ke arah kanan-kiri seperti mencari seseorang yang berharga bagi [name].

"Ya, ini aku. Kamu baik-baik saja, [name]?" tanya Jumin sembari melepaskan ikatan tali tambang yang membungkus tubuh kekasihnya telaten. Tubuh lemah [name] hampir saja jatuh jika Jumin tidak menangkapnya. Ia melepas kain merah pada mata sang gadis. Segera, Jumin memeluk erat kekasihnya.

[Name] membalas rengkuhan dia. "Aku baik saja, Jumin. Jangan khawatir." balas sang gadis mengangguk lemah.

"Maafkan aku, my love. Aku membawamu ke bahaya yang besar. Maaf." ujar Jumin mengeratkan pelukannya.

"Itu bukan salahmu, Jumin. Kumohon." pinta [name] tenang seraya menenggelamkan kepalanya pada dada bidang milik Jumin. Sang gadis menghirup aroma yang ia sukai, aroma maskulin nan lembut.

"Tetapi jika aku bukan---" Ucapan Jumin terhenti ketika menyadari [name] tertidur dalam dekapannya. Suara napas teratur dari [name] itulah ia menganggap sang gadis terlelap. Ia mengecup pucuk kepala [name] sayang.

"Tidur nyenyak, [name]." ujar Jumin tenang.

Lelaki itu memandang langit sore yang menggantung indah. Ia memikirkan semua kejadian hari ini. Saat [name] tak datang, menerima surat dari musuhnya, melihat [name] terluka karena dirinya. Jumin tak akan memaafkan siapapun yang melukai [name]. Ia akan membunuh dia langsung tanpa bantuan orang lain. Kali ini, ia akan menjaga [name] lebih ketat. Karena akan banyak bahaya menghadang mereka berdua terutama [name]. Walaupun sang gadis tidak suka, ia akan tetap melakukannya.

"Aku mencintaimu, [name]." bisik Jumin tulus.

.

.

.

.

.

End

.

.

A/N:

*colek HarukaNatsu* Yeay! Akhirnya part ini selesai walau-telat-sekali TT Kayaknya karya ini lebih condong ke pihak Jumin ya? Tentu saja! Karena dia ingin menyelamatkan [name]. Ah, aku jadi terharu sendiri haha. Ne, apakah ini sesuai dengan target, Miu-san? TT Maaf ya kalau mengambang TT Terima kasih kepada Miu-san dan pembaca yang membaca karya ini ^^;;; Kalau bingung, silakan tanya. Oke, itu saja ^^ See you next part challenge ^^

.

.

[Challenge Day 4 – Done]

.

Cheer~
Dark_Reason
02/06/2017

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro