You Don't need to know
Sabtu, 12 September 2020
Challenge kelima dari sunrise64
Character : Nakajima Atsushi x Kazuyuna Kai
Tema/Genre :
- Action
- Trap OC (Female looks like Male)
- Heterocom eyes (kanan oranye, kiri merah)
★Next★
Tap tap tap
Kai berjalan menaiki tangga untuk pergi ke kantor agensi. Sudah setahun sejak ia bekerja sebagai detektif bersenjata. Dengan kemampuannya khusus yang ia miliki, dengan mudah dirinya bisa menjatuhkan lawan.
Seperti biasa, Kai berdandan layaknya seorang pria. Sampai seluruh anggota agensi berpikir, kalau dirinya adalah seorang pria. Walau begitu, ada tiga orang yang tentu saja mengetahui identitas aslinya. Kai lebih senang dilihat sebagai seorang pria dibandingkan wanita. Jadi keadaan seperti itu adalah hal yang bagus untuknya.
Klak!
"Ohayou," sapanya pada seluruh anggota agensi.
"Ohayou!!" jawab Dazai berlari mendekati Kai, "Kai-chan!" bisiknya meledek Kai. Ia adalah salah satu orang yang mengetahui siapa Kai.
"Tch, berhenti memanggilku seperti itu!" tukas Kai menarik kerah Dazai.
"Maa maa.. Tenang saja. Aku tak akan memberitahu siapapun,"
"Khh.." Kai melepas cengkramannya lalu berjalan duduk ke kursinya.
"Oii bocah," panggil Kunikida. Kai menoleh pada pria tersebut.
"Kau terlambat. Seharusnya kau tiba dalam lima menit,"
"Dan lima menit itu kugunakan untuk menghabiskan sarapanku di cafe Uzumaki-san. Apa itu salah?" tanya Kai kembali pada Kunikida. Kai selalu saja menjawab apa yang Kunikida katakan, seperti anak yang menjawab ocehan ayahnya.
"Dan lima menit itu, Sachou menunggumu di ruangannya," ujar Kunikida lagi.
"Benarkah?"
"Ya. Atsushi-kun sudah masuk lebih dulu. Sepertinya kalian akan ditugaskan bersama lagi," tambah Dazai yang duduk di seberangnya.
Tanpa mengatakan apapun lagi, Kai bangkit dari kursinya dan bergegas menemui Fukuzawa.
★Next★
Seperti yang dikatakan Dazai, Kai dan Atsushi pergi ke dalam sebuah misi bersama. Mereka memang selalu ditugaskan bersama sama. Walau sebenarnya mereka tidak terlalu akrab. Kai selalu bersikap Atsushi seperti bawahannya. Atsushi sendiri tak pernah mempermasalahkan hal itu, sehingga Kai terus menerus memperlakukannya seperti itu.
"Penyeludupan senjata illegal. Aku tak tahu agensi juga melakukan hal seperti ini," ujar Atsushi.
"Jika agensi yang menerimanya, itu artinya penyeludupan ini cukup berbahaya. Dan mungkin saja senjata yang digunakan bukan senjata biasa,"
"Kau benar,"
"Intinya, sekarang kita harus mencari pria ini. Dan sepertinya aku pernah melihatnya di suatu tempat," jelas Kai seraya memperhatikan foto seorang pria di tangannya.
Seperti yang Kai katakan, mereka berdua pergi ke tempat tersebut. Sebuah markas di dalam hutan yang sepi dan tidak ada pemukiman sama sekali.
"Di sana,"
Atsushi dan Kai bersembunyi di balik pohon, memperhatikan keadaan di dalam markas. Tak lama seorang pria berambut merah dengan topeng, yang sangat mirip seperti di foto muncul entah dari mana.
"Furukawa Mamoru, 24 tahun. Seorang boss senjata illegal,"
"Jadi apa rencanamu, Kai-san?" tanya Atsushi.
"Kita akan menunggu sampai kita melihat senjata yang dimaksudkan. Setelah itu, akan kugunakan kemampuanku untuk mengurung mereka. Sisanya akan kujelaskan nanti,"
Atsushi mengangguk lalu menunggu bersama dengan Kai. Namun, mereka tak menyadari ketika seseorang berdiri di dekat mereka. "Siapa kalian?!"
"Sial.. Kita ketahuan," tukas Kai. Pria harimau bersiap untuk menggunakan kemampuannya, tapi Kai menahan Atsushi.
Orang tadi membawa Kai serta Atsushi masuk ke markas. Mereka dipaksa berlutut di hadapan Mamoru. Mamoru menatap mereka dari balik topengnya. "Mereka memata matai kita, boss. Jadi saya membawa mereka kemari,"
"Begitu rupanya," Mamoru memberi isyarat pada anak buahnya untuk mengambil sebuah koper hitam. Pria itu pun mengambil sesuatu dari dalam koper tersebut. "Kita mungkin bisa menguji senjata ini pada mereka,"
Kai memperhatikan baik baik senjata itu, sebuah senapan dengan sesuatu berwarna merah di tengahnya. Mamoru mulai menembak sebuah pohon yang tak jauh darinya dan pohon itu meleleh seketika.
"Tembakan lava yang berguna. Bagaimana jika kita mencobanya pada manusia?" ia mengarahkan pistolnya pada Kai. Atsushi yang melihat itu tak tahu harus bagaimana. Jika ia bergerak gegabah, Kai bisa dalam masalah yang lebih buruk.
"Begitu rupanya. Jadi itu lava ternyata. Jadi kau berusaha menakutiku dengan benda itu?" ujar Kai.
"Kai-san?"
"Heh, kau cukup percaya diri rupanya. Apa kau pikir aku hanya menakutimu saja?"
"Tentu. Karena aku tak akan pernah bisa membunuhku," Kai menatap pada Mamoru dengan tatapan tajam. "I'll show your biggest fears!"
Kedua mata heterokomnya menyala dan tiba-tiba semua orang terjebak dalam dunia yang Kai buat sendiri. Dunia itu berwarna putih dengan langit gelap yang diselimuti oleh bintang yang indah.
Semua orang yang ada mulai bingung dengan apa yang terjadi. Kai bangun dari tempatnya dan berseru, "Atsushi!"
Mendengar isyarat itu, Atsushi melepaskan ikatan dengan kemampuannya. Ia pun menarik lepas rantai yang mengikat tubuh Kai.
Tak lama semua orang di sana seperti berada dalam neraka. Mereka tersiksa dengan ketakutan terbesar mereka. Ada dari mereka yang bunuh diri atau bahkan tak berdaya dibuatnya.
Namun, dari sekian banyak orang. Kai tak dapat menemukan mayat dari Mamoru. "Mungkinkah dia melarikan diri?" tanya Atsushi.
"Tidak mungkin ada yang bisa keluar dari ruangku ini. Tapi jika dia memang bisa, kita harus mengejarnya!"
Kai menghentikan kemampuannya lalu berlari dengan Atsushi mengejar Mamoru ke dalam hutan. Atsushi bisa mencium aroma dari pria itu menggunakan kemampuannya.
Mereka berdua akhirnya bisa menemukan Mamoru yang melarikan diri. Mamoru yang tak kehabisan akal, langsung menembak mereka dengan tembakan lava. Banyak pohon yang meleleh serta terbakar. Tapi hal itu tak menghentikan Kai dan Atsushi. "Cepat Atsushi!!"
Ketika tengah berlari, mereka tak menyadari ada sungai di hadapan mereka.
BYUURRR!!
Kai tercebur ke dalamnya, beruntung Atsushi berhasil menarik Kai sebelum ia terbawa arus sungai yang cukup deras. "Kai-san? Kau baik baik saja?"
"Uhuk.. Uhuk.. Pergi!!"
"Eh?"
"Kejar Mamoru! Jangan sampai dia lolos!" perintah Kai. Atsushi mengangguk lalu berlari mencari Mamoru. Kai yang masih berbaring di sisi sungai hanya bisa merutuki diri.
Setelah pergi cukup jauh, Atsushi berhasil menyudutkan Mamoru. Pria itu kembali menggunakan tembakan lavanya. Hingga akhirnya seluruh hutan terbakar.
"Hentikan, kau bisa membakar seluruh hutan!"
"Apa pedulinya denganku? Jika kau masih mengejarku, aku akan membakar lebih banyak lagi,"
"Kenapa kau lakukan ini?! Seharusnya kau tahu dengan melenyapkan sesuatu menggunakan benda itu, sesuatu yang buruk pasti akan terjadi,"
"Kenapa? Aku juga selalu berpikir jawaban dari pertanyaanmu," jawab Mamoru. "Apa artinya hidup seseorang jika mereka bertingkah seolah mereka makhluk paling benar. Benar benar tak masuk akal,"
"Kau benar," tiba-tiba tempat itu kembali berganti menjadi ruang kemampuan milik Kai. Kai muncul dan berjalan mendekati mereka. "Tapi perbuatanmu tak bisa kubenarkan. Atsushi!"
Atsushi berlari mendekati Mamoru dan menyingkirkan tembakannya. Tembakan itu terjatuh dan hancur berkeping keping. Kini Mamoru tak punya apapun yang dapat digunakan untuk melindungi dirinya.
Begitulah yang pertama kali mereka pikirkan..
Atsushi terhempas ketika api besar menyambar tubuhnya. Tubuhnya mengalami luka bakar yang sangat menyakitkan, "Atsushi!" Kai berlari menghampiri Atsushi. Untung saja Atsushi memiliki kemampuan regenerasi yang bisa memulihkan tubuhnya.
Ternyata api yang membakarnya adalah kemampuan yang Mamoru miliki. Ia memiliki kemampuan mengendalikan api, tak heran agensi dikirim dalam misi ini. Seorang manusia berkemampuan khususlah yang mereka hadapi.
"Berani sekali kau membakarnya," Kai bangkit lalu menatap ke arah Mamoru. Ia pun mengangkat tangannya dan mengarahkannya langsung pada pria itu. "I'll show your biggest fears!"
Braak brak braakk
Tiba tiba ribuan cermin muncul di hadapan mereka. Dunia Kai kini dipenuhi oleh cermin yang menatap langsung pada mereka. Kedua mata Kai terbuka lebar saat melihat dirinya sendiri di depan cermin.
Sejak kecil, Kai menciptakan dunianya sendiri dengan ruangan itu untuk menghindari dunia luar. Orang orang selalu mengejek akan ketidaksempurnaan dirinya. Itu kenapa Kai sangat tidak menyukai dirinya sendiri.
Namun, cermin di hadapannya menunjukkan ketakutan terbesarnya sendiri. Ia terduduk diam di tempat.
Sementara itu, Mamoru melihat dirinya di cermin. Bayangan dirinya melepaskan topeng yang menutupi wajah tampan yang sangat ia benci. Sama halnya dengan Kai, Mamoru membenci wajahnya sendiri. Wajahnya mengingatkan dirinya dengan ayahnya yang selalu menyiksanya.
Lalu dengan kemampuannya sendiri, ia tanpa sadar membunuh keluarganya dan membakar rumahnya sendiri hingga rata dengan tanah. Ketika umurnya masih sepuluh tahun. Sejak itulah ia sangat takut pada dirinya sendiri dan menutupi wajahnya dengan topeng.
Kini topeng itu sudah terlepas dan hancur. Mamoru menatap kosong dirinya.
Atsushi yang kini sudah cukup pulih dari lukanya, menyadari sesuatu yang aneh dari Kai. Tanpa sadar air matanya mengalir dari kedua mata indahnya. Walau ia terlihat seperti seorang pria, Kai tetaplah wanita di dalam hatinya.
Atsushi berjalan mendekati Kai lalu menutup kedua mata Kai dengan tangannya. "Apa yang mereka takuti, terkadang memiliki kesamaan dengan yang lainnya. Tapi ketakutan itu dapat berubah menjadi kekuatan jika kau mau bangkit dan lepas darinya," ujar Atsushi.
★Next★
Atsushi dan Kai berhasil menangkap Mamoru. Walau Kai selalu bersikap kasar pada Atsushi, Kai sadar Atsushi tak akan bersikap sebaliknya padanya. Ia pun sedikit mulai membuka hatinya untuk Atsushi.
Mereka kembali ke agensi esok paginya karena mengejar Mamoru cukup memakan waktu yang lama. "Kurasa aku akan mengganti pakaianku. Yosano-sensei! Aku pinjam ruanganmu,"
"Tentu," jawab Yosano. Kai pun berlalu ke ruangan Yosano yang ada di sebelah kantor agensi.
"Atsushi-kun, bagaimana misi kalian?" tanya Dazai.
"Cukup melelahkan. Banyak hal baru yang kupelajari tentang Kai-san kemarin," jawab Atsushi. Dazai tertawa kecil lalu memberikan selembar handuk.
"Bawakan ini untuknya. Aku yakin dia butuh ini," ujar Dazai dengan penuh maksud.
"Huh? Uh.. Tentu," Atsushi bangun dari duduknya dan beranjak menuju ruangan Yosano.
Ia memutar knop pintu ruangan itu dan mendorongnya terbuka, "Kai-san, aku membawa han--" kedua mata Atsushi terbuka lebar ketika melihat Kai.
Mendengar suara Atsushi pun, Kai berbalik dan mata mereka saling bertemu. Kai sadar ia tak mengenakan pakaian atasnya dan hanya mengenakan pakaian dalam.
"AAAAAAA!!!!!"
Dan sejak saat itu, Atsushi dan Kai selalu canggung untuk berbicara satu sama lain.
The End
Ya.. Itu saja maybe. Harusnya di update kemarin. Tapi kemarin ada urusan, jadi baru di update hari ini.
Untuk next challenge di update bersamaan dengan yang ini. Jadi silakan cek next chapternya!
Thanks for reading, votes, comment and follow!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro