Destiny
[PESERTA KEEMPAT MINI EVENT CURSED KINGDOM]
Nama : Denai
Nama wp : Denaiotaku
Jumlah kata : 1908
Chara : Femraivin x Dazai Osamu
Gendre : Romance, Angst
Alasan memilih karakter :
Alasanku milih raivin-sama x Dazai
Karena menurutku cocok, sama fyodor juga bagus sebenarnya cuma karena nggak terlalu pandai fyodor, makanya dazai aja, kalau bisa keduanya rencananya mau bikin bertiga tadi XD
(Aku bingung cerita ku masuk angst atau nggak :"D)
★★★★★
4 tahun yang lalu
"DIMANA KALIAN MENYEMBUNYIKANNYA HE?!!" seseorang pria mengangkat beberapa pria yang tubuhnya 2 kali lebih besar ke udara dengan kemampuannya. "Ma~ tenanglah Chuuya~ kalau kau begitu mereka akan lebih ketakutan loh~"seseorang yang memakai perban di sekujur tubuhnya berjalan maju.
Dia melihat ke arah lemari yang ada di dalam ruangan itu. Dia membuka lemari itu, tiba-tiba...
"Inoryoku!Homura!" seketika keluar kobaran api yang menyerang pria itu. Dia mundur beberapa langkah, untung saja dia bisa berlindung dengan jubahnya. "He~ omoshiroi~, sudah kuduga kau benar-benar wanita yang menarik~" dia tersenyum, wanita bertopeng itu itu hanya diam, tidak bergerak dari tempatnya. "Saatnya menyelesaikan urusan kita, bukan begitu Chuuya?" pria berambut oren yang dipanggil Chuuya itu hanya mendengus dan segera melaju ke depan wanita itu.
Sekarang
Dor dor
"Kemampuanmu sudah lebih baik dari sebelumnya ya, Rai-chan~," seorang pria berperban menutup buku merahnya, "begitulah, ini tidak terlalu sulit," wanita itu memutar pistolnya dan memasukkannya ke dalam salah satu kantong jaketnya. Ya dia adalah Raivin, seorang eksekutif port mafia yang direkrut oleh pria itu 4 tahun lalu. "Kau suka sekali membaca buku itu ya kuso Dazai," wanita yang memiliki netra biru dan merah itu menatap pria yang dipanggil Dazai itu. "Tentu saja~ aku menunggu tunanganku yang manis ini untuk bundir bersamaku~," satu pukulan kecil melayang di kepala si netra coklat, "kata-katamu membuatku muak mendengarnya," kata wanita itu sambil tersenyum. Pria itu terkekeh, dan mengkabedon wanita itu. "Oi Dazai, kau tau kan aku punya banyak kerjaan, jadi jangan mengganguku," wanita itu tetap tenang, "aku tau kok," dia mencium kening wanita itu sebentar, "selamat bekerja~," lalu dia pergi meninggalkan wanita itu sendirian. Astaga kenapa aku mempunyai tunangan sepertinya batinnya.
"Raivin-san, anda dipanggil bos ke ruangannya," seorang pegawai port mafia berkata padanya, "baik, terimakasih infonya." Wanita itu langsung melesat ke atas menggunakan lift. Dia mengetok pintu ruangan bos itu. "Sumimasen Bos, anda memanggil saya?" tanyanya dari balik pintu. "Ah Raivin-kun sudah sampai~." Katanya dengan wajah seriusnya menatap wanita itu. "Ada tugas untukmu, terjadi penyerangan terhadap anak buah kita di pelabuhan. Pergilah bersama Chuuya-kun, dia bisa berguna nantinya." Kata pria itu menyilangkan jarinya. "Itu tidak perlu, aku sendiri saja sudah bisa," kata wanita itu, "aku akan segera menyelesaikannya," katanya lagi menatap wajah bos nya yang tersenyum. "Boleh aku ikut Bos?" sontak wanita itu kaget, tiba-tiba tangan berperban itu memeluknya dari belakang. "Dazai, apa yang kau lakukan?!" bisiknya dengan nada sedikit marah. "Ah tentu saja boleh~," bos nya tersenyum melihat kelakuan mereka. "Yosh... kalau kami pergi dulu, ayo Rai-chan~," katanya membawa Rai keluar ruangan. "Hoi turunkan aku Dazai!" ya wanita itu digendong dazai seperti membawa karung.
"Sebenarnya kau hanya ingin menggangguku bukan? Dazai," katanya dengan wajah datar. Dazai tidak berkata apa-apa dia hanya diam memikirkan sesuatu. Merasa diabaikan, Raivin memilih duduk di meja kerjanya menyiapkan peralatan yang akan dia bawa.
1 jam yang lalu
Dazai berjalan menuju ruangannya, namun dia tidak sengaja mendengar pembicaraan pegawai Port Mafia lainnya. "Kau sudah dengar berita itu?" Tanya salah satunya. "Berita apa?" Tanya yang botak. "Perihal Raivin-san," yang berambut hitam menjawab. "Ah berita itu tentu saja aku sudah tahu, aku sungguh tidak menyangka," katanya memasang wajah sedih. "Yah... mau bagaimana lagi sudah takdirnya," mendengar hal itu Dazai langsung ingin bertanya, "Hoi! Kalian jangan mengobrol ada misi!!" teriakan seseorang membuat mereka bubar dan meninggalkan Dazai sendirian, bertanya-tanya ada apa sebenarnya yang terjadi pada tunangannya itu.
Dia segera ke ruangannya, namun yang dia cari tidak ada disana, ruangan Raivin dan Dazai sengaja satu ruangan, walaupun Raivin sudah beberapa kali meminta pindah ruangan namun usahanya tidak ditanggapi oleh Bos. Dazai bertanya ke pegawai lain dimana Raivin, dan setelah mengetahuinya dia segera pergi ke lantai tempat bosnya.
Sekarang
"Oi Dazai, kau melamunkan apa?" Tanya Raivin. "Tidak ada, ayo cepat kita selesaikan misi ini." Dazai membalikkan badannya. Raivin yang sudah siap dengan jaket Mint nya dan tidak lupa memakai topengnya mengikuti dazai keluar, setiap dia melaksanakan misi, Raivin selalu menyamar menjadi pria, katanya itu untuk memudahkannya dalam pelaksanaan misi.
Dazai, Raivin dan beberapa orang lainnya tiba di pelabuhan, disana terasa sepi dan senyap. "Aneh sekali, sepertinya ini perangkap," Raivin melihat kondisi sekitar. Dazai menatap datar pelabuhan,
Dor
"uhuk-" Raivin ambruk terkena tembakan di perutnya. Dazai langsung menangkapnya, "serang!!!" Dazai segera memerintahkan anggota lainnya untuk menembak sesuatu di balik kabut yang menyerang Raivin.
Dor
Raivin menembak Dazai tepat di dadanya, membuat Dazai langsung terkapar di tanah. Anggota yang lainnya terkejut melihat tindakan Raivin, "kasihan sekali~ kau meninggal di tangan orang yang kau cintai~, tentu saja aku tidak tertembak, itu hanya pura-pura dan darah ini palsu, hahahaha, eksekutif port mafia yang bodoh," katanya meledek Dazai.
Raivin berbalik badan, menatap para pegawai port mafia yang terdiam karena kaget. "Kenapa? Kalian mau bernasib buruk seperti-," sebuah pistol mendarat di pelipis Raivin. "Siapa kau?!!! Apa yang kau lakukan pada Rai ku!" ya itu adalah Dazai. "Kau... kenapa kau masih hidup?!!" Raivin kaget. "Hahahaha, kau ini lucu, kau kira aku tidak sepertimu? Lihat ini," dia memperlihatkan dibalik jasnya ada rompi anti peluru dengan darah palsu. "Cih, kukira aku sudah menang!"Api keluar dari tangannya. "Kau tau bukan? Kau menyerangku dengan api itu, itu tidak akan berpengaruh padaku," kata Dazai datar. "Aku tahu, makanya..." Raivin menembak drum minyak yang ada di dekatnya.
"Dengan begini kau akan habis DAZAI! Eh?! Apa ini!!" Raivin langsung terangkat ke udara. Dia yang takut akan ketinggian menutup matanya dibalik topengnya. Mencoba tidak melihat ke bawah.
"Arigatou Chuuya~ kemampuanmu sangat berguna untuk saat ini." Dazai menatap Raivin yang mencoba tenang, dia terlihat gemetar diatas sana.
.
.
"Sial... kenapa dia malah takut ketinggian?!!!" batin seseorang.
.
.
"Kau mau kuturunkan?" teriak Dazai dari bawah. "Te... Tentu saja!!" Terdengar nada gemetar di suaranya. "Tapi ada syaratnya, kau harus menuruti apa yang kukatakan," terlukis sebuah seringai di wajah dazai. Tanpa pikir panjang Raivin langsung mengiyakan syarat Dazai itu. Chuuya menurunkan Raivin dan Raivin langsung terduduk lemas setelah diturunkan. Itu benar- benar mengerikan baginya.
Dazai memperhatikan tubuh tunangannya itu, dan dia melihat benda asing di jaket tunangannya. Ya semacam pin Kristal yang berwarna Mint seperti jaketnya. Dan ditengahnya ada lambang Rubah. "Darimana kau dapatkan pin ini?" Tanya Dazai. "Saat sedang melaksanakan misi seminggu yang lalu aku memungutnya dari hutan," katanya.
.
.
"Sial...aku bisa ketahuan, aku harus segera pergi!!" orang misterius itu segera lari dari tempatnya.
.
.
Raivin terlihat lebih baik sekarang, tidak seperti sebelumnya ketika dia mengamuk dan menembak Dazai. Chuuya yang merasa menjadi nyamuk hanya bisa diam. "Kita kembali, sepertinya orang yang kita cari tidak ada disini," Dazai menggendong Raivin dengan bride style. Mereka kembali ke markas.
Setelah membaringkan tunangannya di ruangan mereka berdua. Dazai menemui Chuuya di ruangannya.
"Dasar, kenapa kau kemari heh?!" Sambutan yang tidak ramah sama sekali hanya ditanggapi wajah datar dari si maniak bundir. "Duduklah," Chuuya menegak wine nya. "Aku ingin tahu berita apa yang beredar di port mafia tentang Raivin?" Tanya Dazai. "Tunggu dulu... kau belum tahu?!!" Chuuya terbelalak. "Tidak," kata Dazai datar. "Sebenarnya, Raivin bukan manusia," Chuuya menatap wine nya. "Apa maksudmu??!" Dazai kaget. "Aku tidak tahu detailnya bagaimana, bisa dibilang dia sepertiku, makanya aku menganggapnya adikku, untung saja dia tidak keberatan." Chuuya menegak lagi wine nya. "dan masa hidupnya hanya tinggal 1 bulan lagi," kata Chuuya. "Apa?! Tapi kenapa?!" Dazai sekali lagi terkejut dengan fakta tunangannya. "Jika dia bisa membunuh pemilik pin itu, maka dia akan bersamamu selamanya, karena tubuhnya sudah dikendalikan, dan itu artinya si pengendali sudah bisa mengambil alih fungsi tubuh Raivin sebesar 90% itu yang aku dengar dari kasus yang mirip seperti ini. Minggu lalu dia menceritakan bahwa dia mendapatkan pin rubah dan itu sama seperti kasus yang pernah diceritakan sesorang yang tengah mabuk di bar." Chuuya menatap wajah Dazai, dia tau Dazai sedang memikirkan cara agar bisa menemukan pemilik pin itu.
Dazai kembali ke ruangannya. Terlihat disana Raivin masih terlelap. Dazai membuka topeng tunangannya itu. "Manis..." katanya menatap wajah Raivin yang sedang tertidur itu.
Raivin terbangun, dia mengejap-ngerjapkan matanya. Di dekanya sudah ada cake coklat dengan milkshake blueberry. "Makanlah," ujar Dazai menyuapinya. "Baik..." dia memakan Cake nya, "Enak..." katanya. "Kau juga makan," Raivin menyuapi Dazai, mereka tersenyum.
"Aku ingin menanyakan sesuatu Rai," Dazai memasang tampang serius. "Kenapa kau tidak mengatakan bahwa sebenarnya kau... bukan manusia, tapi seperti si cebol itu," Raivin terdiam, dia menunduk. "Ah jadi... kau sudah tau ya," dia memainkan jarinya. "Maafkan aku tidak memberi tahumu, aku hanya... ingin tidak membuatmu khawatir," katanya. Dazai hanya diam. Ponselnya berbunyi. "Ya? Sudah ditemukan?! Baguslah, saya akan segera kesana." Dazai menutup telfonnya. "Ayo ikut aku," Dazai berjalan duluan, "baik," Raivin yang tidak paham mengikuti Dazai.
.
.
Di ruang Informan
"Ini hasilnya, aku tidak menemukan rupanya, tapi hanya ciri-cirinya saja. Kemampuannya kemungkinan besar adalah YOUR BODY IS MINE kemampuan langka dan dia bisa mengendalikan tubuh korbannya, dia terlihat di sekitar Yokohama sejak seminggu yang lalu, sepertinya pin ini adalah alat pengontrolnya." Informan itu menjelaskan. "Baiklah ini informasi yang berguna, terima kasih." Mereka berdua keluar ruangan.
"Aku akan menyuruh seseorang mencari orang ini," ujar Dazai. Raivin hanya mengangguk, setelah memberikan misi ke bawahannya. "Ada tempat yang ingin kau kunjingi?" Tanya Dazai. "Kau mengajakku berkencan?" Raivin heran, tumben Dazai seperti ini. "Ada atau tidak?"Tanyanya lagi. "Sebenarnya ada," kata Raivin. "Yasudah kalau begitu aku akan ganti baju." Dazai langsung balik kanan menuju ruangannya.
Beberapa saat kemudian
"Ayo," Raivin kaget melihat Dazai memakai pakaian Casual, "Tampan..." batinnya. "Apalagi yang kau tunggu? Ayo pergi." Dazai menggenggam tangan Raivin dan mulai berjalan.
"Kita ke taman bermain dulu," kata Raivin. "Baiklah~" Dazai tetap menggenggam tangannya. Mereka pergi ke wahana-wahana yang tidak terlalu tinggi, karena phobia yang Raivin alami. "Uwooh!! Lihat Rai-chan!! Tempat ini bukannya bagus untuk bundir ganda!!" katanya. "Jangan menarik perhatian orang Kuso Dazai!!" Raivin yang kesal dengan kelakuan Dazai menyeretnya ke sebuah kafe. Raivin memesan cake blueberry dan segelas coklat hangat. "Hai pelayan yang cantik~ maukah kau melakukan bu-," Raivin langsung memukul pria itu. "Ah maafkan dia~ biar aku saja yang pesankan, satu cappuccino dan cake coklat untuknya, ah dan dua es krim untukku yang blueberry dan untuknya yang coklat," Raivin menyampaikan pesananyan. "Jangan lupa nanti pakai deterjen ya," Dazai ngelantur lagi. "Kuso kau benar-benar..." Raivin mulai tersulut amarahnya. "ma~ ma~ tenanglah Raivin, kau memang mirip Chuuya ya," katanya malah tersenyum. Raivin berusaha menenangkan dirinya. Akhirnya pesanan mereka datang, Raivin langsung menyantapnya dia sangat senang. Daza tersenyum memperhatikan tunangannya.
DOR
Satu tembakan tepat mengenai dada Raivin, jaket Mint itu langsung berubah warna menjadi merah, kali ini dia lupa memakai rompi. Ya siapa juga yang memakai rompi anti peluru ketika kencan.Raivin langsung ambruk. "RAI! RAIVIN!" Dazai memluk Raivin. "Dazai...arigatou... Sayo...nara..." kata-kata terakhir Raivin langsung membuat Dazai mematung ditempat, dia lalai menjaga tunangannya.
Pelaku pembunuhan Raivin akhirnya tertangkap 2 hari kemudian, pembunuh itu jugalah yang telah mengendalikan Raivin selama ini. Dia menembak Raivin di dadanya dengan tujuan menghancurkan pin rubah itu agar dia tidak bisa ditemukan oleh Port Mafia. Untung saja tim informan sudah menyimpan data pin rubah itu.
1 tahun setelah kejadian itu
Dazai duduk disamping dua makam orang yang dia sayangi, ya itu adalah makam Odasaku dan wanita yang paling berharga dalam hidupnya, Raivin. Dia meletakkan 2 buket bunga di makam keduanya. Seseorang datang menghampirinya. "Ano... Dazai-san... Kunikida-san mencarimu." Kata pemuda bersurai putih itu. "Ah... Atsushi-kun..." dia melirik ke pemuda yang baru datang itu. "Apa yang kau lakukan disini?" tanyanya. "Hanya berbincang dengan teman lama..." dia menatap dua kuburan itu. Angina berhembus samar-samar Dazai melihat Raivin yang tersenyum padanya dan Odasaku yang menyilangkan tangannya. "Aku merindukan kalian..." Dazai tersenyum. Atsushi hanya kebingungan melihatnya, namun akhirnya dia ikut tersenyum, karena dia tau Dazai sedang merindukan teman lamanya.
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro