Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Aishiteru yo, senpai..

Sabtu, 12 September 2020
Challenge keenam dari Denaiotaku

Character : !Koohai Yandere Dazai Osamu x !Senpai Sweet Reader
Tema/Genre :
- Sekolah
- Romance

Challenge Accept

★Next★

Knock knock

Aku terbangun karena ketukkan pintu di depan kamarku. Perlahan kubangunkan tubuhku dan kuregangkan ke atas. Sudah pagi rupanya, aku harus pergi ke sekolah.

"Senpai, apa kau sudah bangun?" tanya seseorang di balik pintu.

"Dazai-kun? Ya. Aku sudah bangun,"

"Aku sudah membuat sarapan untukmu. Aku akan menunggumu di ruang makan,"

Aku bisa mendengar langkah kakinya pergi menjauh. Sudah hampir dua tahun aku tinggal bersama dengannya, Dazai Osamu. Dia adalah adik kelasku, sekaligus kekasihku. Kami sudah berpacaran sejak ia masih berada di kelas 3 SMP dan aku baru saja memasuki kelas pertama di SMA. Orang tuaku bahkan mengenal dekat dirinya, ia mudah sekali akrab.

Namun, entah kenapa ayah dan ibu mendadak menitipkanku pada Dazai dua tahun yang lalu. Mereka akan pergi ke Amerika karena ayah dikirim ke sana. Sampai saat ini aku belum mendapat kabar dari mereka lagi. Dazai sendiri tak memiliki satu pun keluarga, jadi kami bisa hidup bersama.

Sekarang aku sudah berada di tahun ketiga SMA, sedangkan Dazai masih berada di tahun kedua. Kami berpikir akan melanjutkan kuliah lalu menikah. Aku senang bisa tinggal dengannya. Dia pria yang baik dan bertanggung jawab.

Setelah selesai mandi dan mengganti pakaian, aku berjalan menuju ruang makan. Di sana Dazai sudah menungguku. Dia selalu saja memasakkan makanan untukku. Ia bahkan tak mengizinkanku melakukan apapun, jadi aku hanya bisa membantunya membersihkan rumah.

Setelah pulang sekolah, aku bahkan akan langsung diminta pulang ke rumah. Ia mengatakan, dirinya sudah berjanji menjagaku dengan baik. Jadi dia tak ingin sesuatu terjadi padaku.

"Ohayou, Dazai-kun. Hmm.. Sarapan pagi ini kelihatan sangat lezat," seperti biasa, Dazai menarikkan kursi untukku duduk.

"Aku harap kau menyukainya, senpai. Aku membuatnya dengan sepenuh hati,"

"Begitukah? Kalau begitu ayo kita makan. Ittadakimasu!" aku memasukkan satu sendok ke dalam mulutku, "Uummmm enaknyaa!"

"Kau menyukainya?"

"Iya. Terima kasih, Dazai-kun. Aku sangat suka," Dazai meletakkan tangannya di atas kepalaku.

"Ya, aku juga sangat menyukainya. Tapi aku lebih menyukaimu, senpai.." sorot matanya yang indah, seakan ingin memilikiku seutuhnya.

Aku jadi berharap ingin cepat lulus dan menikah dengannya.

★Next★

Setelah sarapan, mereka berdua bergegas pergi ke sekolah. Selama perjalanan, Dazai tak pernah melepaskan lengan [YN]. Dahulu ketika ia pertama menyatakan perasaannya pada [YN], mungkin ia kurang percaya diri, karena masih terlihat seperti anak anak.

Namun, sekarang bahkan tinggi badannya sudah melebihi [YN]. Jadi ia percaya diri dengan hubungan mereka. Ditambah, ada banyak rahasia yang Dazai sembunyikan dari [YN] selama mereka berhubungan.

"Ohayou, [YN]-san!" sapa teman sekelas [YN] saat mereka berpapasan di depan gerbang sekolah.

"Ohayou, Nakamoto-kun. Kau datang pagi hari ini,"

"Ya. Kebetulan sekali kita bertemu hari ini," jawab Nakamoto seraya tersenyum ke arah [YN]. Melihat senyuman itu, Dazai langsung menatap tajam pada pria itu. Nakamoto melirik pada Dazai yang berdiri di sebelah [YN]. "Yo, Dazai-kun!" sapanya.

"Ya. Nakamoto-senpai," jawab Dazai tersenyum. Nakamoto mendekati Dazai lalu berbisik, "Jaga senpaimu, jangan sampai aku merebutnya, Koohai-kun. Aku pasti akan menang kali ini," mendengarnya, senyuman Dazai justru semakin melebar.

"Kalau begitu, sampai bertemu di kelas nanti!" pria itu menarik diri lalu berjalan lebih dulu ke dalam sekolah.

"Apa yang dia katakan, Dazai-kun?" tanya [YN].

"Bukan apa apa, senpai. Ayo kita masuk, sebentar lagi bel akan berbunyi," Dazai menarik [YN] masuk ke sekolah.

Saat pelajaran keempat, Dazai tengah memperhatikan papan tulis karena saat itu adalah pelajaran biologi. Ia yang duduk di dekat jendela, melirik memperhatikan [YN] yang sedang ada pelajaran olahraga. Ia terlihat sangat senang saat berada di sekitar teman-teman perempuannya. Dalam hal itu, Dazai tak pernah mempermasalahkannya.

Tapi ketika seorang pria yang mendekati [YN], ia akan langsung bertindak. Seperti apa yang baru saja terjadi di depan matanya saat ini. Nakamoto kembali mendekati [YN] dan mengajaknya bicara.

Seketika pulpen yang Dazai pegang langsung patah menjadi dua.

"Ada apa, Dazai-kun?" tanya sensei yang mengajar biologi.

"Bukan apa apa, sensei. Maaf, aku hanya sedikit melamun,"

"Aku tahu kau siswa yang cerdas. Tapi tolong perhatikan pelajaran kali ini,"

"Baik. Maafkan aku," sensei kembali menjelaskan pelajaran di depan. Sedangkan Dazai kembali memperhatikan [YN] yang tengah bercanda dengan Nakamoto. Dazai memicingkan matanya ke arah Nakamoto.

★Next★

Sore harinya, [YN] dan Dazai kembali ke rumah mereka. [YN] duduk di ruang makan lalu meregangkan tubuhnya. "Hari yang melelahkan,"

"Kau benar," jawab Dazai mengambil sesuatu di kulkas.

"Kau tahu? Nakamoto baru saja memenangkan pertandingan lomba lari melawan sekolah lain,"

"Uhuh" Dazai terdengar tak peduli akan hal itu. Pria itu meletakkan segelas jus di atas meja untuk kekasih tercintanya, "Kau pasti haus,"

"Terima kasih Dazai-kun," [YN] tersenyum dan mengambil jus itu. Ia meneguknya sampai habis,  kini tenggorokkannya tidak lagi terasa kering.

Namun, ia merasa sangat mengantuk dan akhirnya tertidur dengan bersandar ke atas meja makan. Dazai menghampiri [YN] dan membelai lembut rambut wanita itu. "Untuk saat ini, aku ingin kau tetap tenang,"

Malam harinya, [YN] terbangun di tempat tidurnya. Ia melirik jam, sudah waktunya makan malam. Wanita itu menuruni tempat tidur dan berjalan keluar kamar. "Kau sudah bangun? Aku baru saja akan membangunkanmu,"

"Uh.. Tidak biasanya aku tertidur sepulang sekolah,"

"Mungkin dirimu kelelahan, [YN] senpai. Saa.. Makanlah, malam ini aku membuatkan makanan kesukaanmu,"

[YN] dan Dazai pun menyantap makan malam bersama. "Aku ingin sesekali membuatkan sesuatu untukmu. Tapi kau tak pernah membiarkanku menyentuh kompor atau memasak,"

"Aku tak ingin kau terluka karena memegang sebua pisau,"

"Tapi bukankah itu hal biasa? Maksudku, bahkan seseorang yang pandai memasak pun pasti pernah melukai tangannya,"

"Ya. Dan aku tak ingin hal itu terjadi padamu," Dazai meraih lengan [YN], "Aku tak ingin lengan yang lembut ini, harus ternodai oleh darah ataupun sesuatu yang mengerikan. Aku tak ingin melihatmu dalam penderitaan,"

"Dazai-kun.."

"[YN]," Dazai dan [YN] mulai saling mendekat dan akhirnya bibir mereka saling bertemu.

BRAK!!

Tiba tiba terdengar seperti benda jatuh dari basement rumah mereka. "A-apa itu?"

"Mungkin ada musang masuk ke sana. Jangan khawatir, aku akan mengeluarkannya. Kau kembalilah ke kamarmu," Dazai bangun dari duduknya lalu membereskan piring piring yang sudah selesai digunakan.

Seperti yang Dazai katakan, [YN] kembali ke kamarnya dan mengerjakan prnya. Setelah mencuci piring, Dazai mengambil tongkat baseballnya dan berjalan ke basement. Ia menutup pintu basement lalu berjalan menuruninya perlahan.

BRAKKK!!
BUK BUKK!!

Dazai memukul jatuh sesuatu yang ada di hadapannya. Ia pun menyalakan lampu dan menemukan seorang pria yang terikat di sebuah kursi, dan kini pria itu terjatuh dengan wajah dipenuhi darah.

"H-hentikan.. Kumohon.." rintihnya kesakitan.

"Hahaha.. Haa.. Kau ingin aku berhenti melakukannya di saat kau masih berani mendekati bonekaku? Yang benar saja," Dazai bahkan menginjak kepala pria itu.

"Nakamoto Akio senpai. Aku sudah berkali kali memperingatkanmu untuk tidak mendekati [YN], tapi kau masih saja melakukannya. Dasar manusia rendahan,"

"A-aku.. Minta..maaaf.. Ku..kumohon.. I-izinkan aku.. Hidup.."

"Membiarkanmu hidup? Melihat matahari untuk terakhir kalinya pun, tak akan kuizinkan. Karena kau akan mati malam ini,"

Dazai membangunkan kursi yang diikat bersama Nakamoto lalu menutupi seluruh wajah Nakamoto dengan perban. "Ini akan sangat menyakitkan. Aku lebih suka kau merasakannya dibanding melihatnya. Kau akan sangat berisik,"

Ia memakai sarung tangan, lalu mengambil sebilah pisau yang hampir berkarat dan menempelkannya di leher Nakamoto, "Kau tahu ini apa? Benda ini adalah pencipta uang untukku. Seharusnya kau bersyukur, aku membuat hidupmu lebih berguna. Dengan menjualnya ke para kanibal di internet. Mereka pasti akan menyukainya,"

"Mmmhh!!! Mmmmmm!!!"

"Ssshh.. Aku tak mengerti apa yang kau katakan," Dazai mulai menggoreskan pisau itu di lengan Nakamoto. Ia menguliti pria itu perlahan dengan menikmati setiap detik dari apa yang dilakukannya.

Darah mulai mengalir deras dari lengan pria itu. Keringat dingin membanjiri tubuh Nakamoto. Ia tak menyangka hari di mana ia mencoba untuk menarik perhatian [YN], adalah hari terakhirnya untuk hidup.

"Sejak dulu hingga saat ini, banyak wanita yang selalu mendekatiku. Tapi mereka benar benar bodoh dan mudah untuk ditipu. Saat itulah aku bertemu dengan [YN],"

"Dia gadis yang manis dan cantik. Saat ia bicara padaku, aku seperti melihat sesuatu yang luar biasa. Tidak membosankan seperti wanita yang lainnya. Saat itulah aku mencintainya,"

"Apa yang kau perbuat selama ini untuk mendekati [YN], yaitu untuk menggali kuburanmu sendiri. Tidakkah kau menyadarinya?"

"Kau mencoba untuk mengambil benda yang paling berharga bagiku,"

Dazai tersenyum menyeringai saat ia menusuk leher Nakamoto berulang kali. Ia bisa mendengar jeritan dari mulut pria itu, walau tertutup sebuah perban.

Sementara itu, [YN] yang sedang mengerjakan pr di kamarnya akhirnya selesai. Ia berjalan keluar kamar untuk mencari cemilan. Dazai yang biasanya duduk sambil menonton televisi, kini tak ada di ruang tengah.

"Ke mana dia?" [YN] pun pergi ke pintu depan, ia pikir Dazai sedang keluar sebentar. Jadi dia memeriksa sepatu milik Dazai. Tentu saja benda itu masih ada di sana.

"Mungkinkah Dazai-kun ada di basement? Dia mengatakan akan mengusir musang itu, bukan?" wanita itu pun berjalan menuju basement. Dan ternyata pintu basement tidak terkunci. "Hm.. Sudah kuduga Dazai ada di dalam. Biasanya ia selalu mengunci basement ini, bukan?"

Perlahan [YN] membuka pintu dan menuruni basement. Saat ia tiba di bawah, kedua matanya terbuka lebar saat melihat sebuah kepala pria yang ia kenal, tergeletak di hadapannya.

Ia melihat sekeliling dan menemukan banyak benda tajam, komputer yang menyala, penggiling daging dan kotak kotak lainnya. [YN] pun menemukan kekasih tercintanya yang diselimuti oleh darah, menatap dengan senyuman manis ke arahnya.

"Kau belum tidur, [YN] senpai?"

"A-apa ini?! I-itu.. Itu.. N-Nakamoto-kun? A-apa yang.. Terjadi?" tanya [YN] ketakutan.

"Ya. Itu adalah kepalanya," jawab Dazai tanpa ragu.

"A-apa yang.. Kau lakukan, Dazai-kun?! Kenapa kau--!!"

"Dia mencoba untuk merebutmu dariku, senpai!!"

"??!!"

"Aku tak bisa membiarkannya melakukan itu.." Dazai berjalan digenangan darah, menghampiri [YN] yang membatu di tangga. "Karena kau adalah milikku,"

Pria itu mencoba untuk meraih [YN] dengan tangannya, "Jangan menyentuhku!!" tukas [YN]. Lengan Dazai langsung berhenti saat ia mendengar nada bicara itu keluar dari mulut [YN].

"Aku tak percaya.. Kau melakukan hal ini.." Dazai tersenyum lalu melepas sarung tangannya.

"Jangan takut.. Aku tak akan memperlakukanmu seperti ini," ujarnya seraya membelai wajah [YN]. [YN] yang sebenarnya tak tahan dengan darah, langsung jatuh pingsan.

★Next★

Dazai yang sudah membersihkan dirinya, langsung membawa [YN] ke kamarnya dan membaringkan wanita itu di atas tempat tidur.

"Benar benar manis. Wajahnya yang begitu polos, desah napasnya saat tertidur membuatku ingin selalu mendengarnya,"

Pria berambut cokelat gelap itu mengeluarkan sebuah kotak pill dari sakunya. Ia menegak pill tersebut dengan segelas air lalu menaiki tubuh [YN]. Dazai meminumkan obat itu pada [YN] menggunakan mulutnya.

"Oyasumi, [YN]. Mulai sekarang, berhenti memikirkan semua itu. Lihatlah padaku, hanya aku yang kau miliki saat ini dan selamanya,"

☆Flashback☆

Bruuummmm!!!!!

Sebuah mobil melaju di tengah gelapnya malam. Tiba-tiba mereka melihat cahaya yang begitu menyilaukan menghalangi pandangan mereka.

Braakk!!

Mobil itu membanting setir hingga menabrak sebuah pohon. Keadaan malam yang gelap dan sepi, membuat sepasang suami istri yang ada di dalam mobil terjepit oleh mobil mereka.

Dengan sedikit usaha, mereka berhasil keluar dari dalam mobil walau dalam keadaan penuh luka. Tiba-tiba seorang pemuda berdiri di hadapan mereka berdua.

"Dazai-kun? Oh.. Syukurlah, kumohon.. Bantu--"

Bruk!!

"Suamiku!!!" seru sang istri saat Dazai menebas kepala suaminya dengan kapak.

"Kenapa kau lakukan ini, Dazai-kun?! Kau--!!"

"Kalian berisik sekali. Aku tak ingin kalian menyentuh [YN] lebih lama lagi. Kalian sudah membuat [YN] menderita. Kini saatnya kalian merasakan hal itu,"

"K-kauu---!!"

Dazai membunuh orang tua [YN] dan memotong tubuh mereka menjadi kecil kecil dan melemparkannya ke laut di yang ada di pelabuhan kota Yokohama. Sedangkan mobilnya ia bersihkan dari darah lalu membuangnya ke mesin penghancur mobil.

Ia meniru tulisan tangan orang tua [YN] dengan mengatakan mereka akan pergi ke Amerika, lalu menitipkan dirinya pada Dazai. [YN] yang mempercayai hal itu, akhirnya tinggal bersama dengan Dazai.

☆Flashback End☆

"Mulai sekarang, aku akan selalu melindungimu. Tak akan kubiarkan mereka menyentuhmu lagi,"

Keesokan paginya [YN] terbangun dari tidurnya dan berjalan menuju ruang makan.

"Ohayou, Dazai-kun!" sapanya.

"Ohayou, [YN]-senpai. Bagaimana tidurmu?" tanya Dazai seraya meletakkan piring di atas meja.

"Aku bermimpi aneh semalam. Tapi aku yakin itu bukanlah dirimu,"

"Hm? Mimpi seperti apa?"

"Bukan apa apa. Aku tak ingin mengingatnya," jawab [YN].

Dazai tersenyum dan mengecup singkat kekasihnya itu, "Pilihan yang baik,"

The End

Ya.. Jadi ada adegan gorenya.
Tapi yasudahlah. Apa ya, itu saja~

Jangan lupa keenam orang yang Rai tag di chapter awal, mereka juga akan update story hari ini!

Nanti dicek juga ya~
Tantangan dari Rai cukup menantang~

Okay thanks for reading, votes, comment and follow!

See ya in other book!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro