Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Enam

Suara tembakan pun terdengar. Andrew menutup matanya pasrah. Namun, aneh. Ia sama sekali tak merasakan sakit. Pria itu pun perlahan membuka matanya dan melihat orang yang menodongkan senjatanyalah yang ternyata tewas tertembak. Alice berdiri di belakangnya bersama beberapa orang Dauntless yang lain.

“Cepat! Perbaiki listriknya! Aku akan melindungimu!” perintah Alice sambil menembaki lawan. Suara keras pistol meletup pun kembali terdengar memekakkan telinga. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, Andrew bergegas berlari memasuki ruang kontrol.

Setibanya di situ, Andrew langsung melesat untuk memeriksa sambungan kabel menggunakan senter dari ponselnya. Ternyata dugaannya benar. Seseorang telah mengganti sekering dengan kapasitas yang lebih kecil. Hal itu menyebabkan, ketika daya listrik melonjak, sekering pun otomatis memutuskan arus. 

Andrew segera bergegas mengganti sekering dengan kapasitas yang lebih besar, lalu menyalakan listriknya. Penerangan pun seketika menyala terang benderang. Namun, tugasnya sama sekali belum selesai. Ia masih harus mengisi mesinnya dengan gas beracun.   

Dalam kepanikannya, Andrew akhirnya berhasil memasukkan tabung gas beracun ke dalam mesin, lalu menyuntikkan serum ke tubuhnya sendiri. Langkah terakhir adalah menekan tombol yang akan melepas gas beracun ke seisi gedung. Namun, langkahnya terhenti ketika tiba-tiba pintu ruangannya didobrak dan beberapa orang factionless menyerbu masuk. 

“Hentikan! Atau  kubunuh kau!” teriak seorang factionless dengan pistol terarah ke kepala Andrew.

Belum sempat ia bereaksi, tiba-tiba terdengar suara tembakan. Rupanya para Dauntless berhasil tiba di situ, berusaha melindungi Andrew yang hendak melepaskan gas beracun. Melihat adanya kesempatan, Andrew pun melesat untuk menekan tombol. 

DOR!

Tiba-tiba terdengar suara tembakan sekali lagi, dan seketika itu juga, Andrew merasakan sakit yang luar biasa di perutnya. Tubuhnya bergetar hebat dan keringat dingin mengucur semakin deras. Tangannya meraba ke bagian yang kini terasa begitu sakit. Ia pun mendapati darah segar mengalir deras dari situ. Ia telah tertembak.

Tubuhnya terhuyung dan pandangannya semakin kabur. Namun, ia bertekad untuk menyelesaikan tugasnya. Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, Andrew merayap dan akhirnya berhasil menekan tombol itu. Mesinnya pun bekerja, dan seketika itu juga, gas beracun segera menguap memenuhi ruangan. 

Para factionless pun berjatuhan.

Dengan sisa-sisa kesadarannya, Andrew melihat Alice berlari menghambur ke arahnya lalu mendekapnya erat.

“Bertahanlah!” serunya pada Andrew. Ia menekan luka di perut Andrew untuk mencegah pendarahannya semakin parah. 

Beberapa orang pun menyusul Alice mendekati Andrew untuk memberikan pertolongan pertama. Namun, tampaknya luka Andrew sudah terlalu parah.   

“Kurasa tak ada yang bisa kita lakukan,” ujar salah seorang Dauntless.

“Tidak! Tidak!” Kau harus melakukan sesuatu!” sergah Alice. Suaranya kini terdengar bergetar menahan tangis. Perempuan itu mempererat pelukannya pada Andrew. “Tidak, kau tak boleh mati! Kau harus kuat!” teriaknya frustasi.

“A … ku … sudah tak kuat … ” lirih Andrew dengan sisa-sisa tenaganya. Setelah itu, tangannya pun terkulai jatuh ke lantai.

“TIDAAAAK!” teriak Alice sejadi-jadinya. Ia menggoncang-goncangkan tubuh Andrew, berharap pria itu dapat merespon. Namun, tubuh itu sudah kehilangan nyawanya. Wajahnya berubah pucat dan suhu tubuhnya menurun drastis.

Para Dauntless yang melihat Alice begitu terpukul, memilih menyingkir untuk memberikan perempuan itu kesempatan berduka. Mereka meninggalkan Alice berdua dengan Andrew, sambil membereskan tubuh para factionless yang terkulai lemah.

Kini Alice pun larut dalam kesendiriannya yang begitu menyesakkan. Dalam tangis pilu, ia merintih, meratapi kematian orang yang begitu dicintainya.

-End-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro