Redamancy
By : Yukiterucchii
***
Akashi Seijuro x Kagurazaka Yuki
***
Apa yang membuatmu jatuh cinta pada seseorang?
Matanya?
Senyumnya?
Sifatnya?
Kepribadiannya?
Entahlah, Akashi tidak tahu. Akashi tidak tahu apa yang membuatnya tak bisa mengalihkan pandangan dari dirinya. Semua yang ada pada dirinya terlihat sempurna. Bahkan hal memalukan yang dia lakukan pun selalu membuat Akashi tersenyum. Ketika dia tersenyum, Akashi selalu dibuat berdebar.
Sepertinya Akashi Seijuro sedang jatuh cinta.
.
.
.
Suara dentuman bola basket di gymnasium utama SMA Teiko menggema ke seluruh ruangan. Anak-anak basket sedang berlatih untuk persiapan final di Winter Cup. Tim basket menguasai dua lapangan untuk latihan, sedangkan satu lapangan sisanya untuk tim volley karena gymnasium untuk tim volley sedang diperbaiki.
"HEY HEY HEY, HARI INI JUGA AKAN KU BUAT BANYAK ANGKA DENGAN SPIKE ANDALANKU INI!!!"
"Heh, hari ini juga akan ku block semua spikemu itu,"
"UWOOO COBA SAJA KALO BISA KUROO SIALAN,"
"Tenanglah sedikit Bokuto-san,"
"AKAAASHEE KAU HARUS BERIKAN TOSS TERBAIKMU UNTUKKU HARI INI!!!"
Yuki menghela napas lelah mendengar keributan yang mereka buat. Ia sudah terbiasa dengan anggota-anggotanya yang berisik itu. Kalau dia tahu isi tim volley kayak gini semua, dia sudah pasti menolak saat diminta menjadi manager klub volley oleh seniornya.
"Nice kill Bokuto, Kuroo!!" Yuki meneriaki mereka dari pinggir lapangan.
Akashi yang sedang berlatih di lapangan sebelah memperhatikan gerak-gerik Yuki. Bagaimana dia memberi semangat pada masing-masing anggota volley, bagaimana dia tertawa ketika Bokuto dan Kuroo berbuat bodoh, bagaimana matanya membulat ketika sedang kagum pada mereka.
Hah...
Pertama kalinya Akashi berharap untuk masuk tim volley saja.
.
.
.
Kedua klub telah selesai latihan, hanya tersisa beberapa orang dari klub volley dan kiseki no sedai yang masih melakukan latihan tambahan atas titah sang kapten.
Yuki memperhatikan latihan kiseki no sedai yang intensitasnya begitu tinggi. Bagi dirinya yang tak memiliki banyak stamina, pasti akan sangat melelahkan jika berlatih seperti itu.
Matanya membulat ketika melihat Akashi melakukan ankle break. Akashi yang sadar dirinya tengah diperhatikan oleh Yuki menjadi salah tingkah sehingga dia gagal memasukkan bola ke ring.
"EHHHHHH AKASHICCHI KENAPA SSU??" Salah satu teman timnya panik karena melihat Akashi gagal memasukkan bola. Pasalnya, seorang Akashi Seijuro dikenal tak pernah melakukan kesalahan. Karena itulah kegagalannya barusan membuat semua anggota tim terheran-heran.
Yuki tertawa melihat kehebohan mereka hanya karena kaptennya gagal memasukkan bola ke dalam ring.
"Don't mind Akashi!!" Yuki memberi semangat pada Akashi. Mereka berdua memang saling kenal karena mereka sekelas.
Akashi melirik Yuki kemudian tersenyum kecil. Apa dia harus berbuat banyak kesalahan agar diperhatikan oleh Yuki?
Tidak, itu sama sekali tidak keren.
"Oy manager, kau melihat apa sih? Dari tadi dipanggilin ga nengok-nengok," Akaashi menyadarkan Yuki dari perhatiannya pada tim basket.
"Oohh Keiji, kalian sudah selesai latihannya?"
"Sudah,"
Yuki dan anggota volley membereskan peralatan volley dan mengembalikannya ke gudang. Mereka pun bersiap untuk pulang bersama-sama.
"Ah kiseki no sedai masih belum selesai latihan, aku berikan kunci gym dulu ke mereka ya! Jangan tinggalin aku," Yuki berlari kearah klub basket dan menyerahkannya ke Akashi selaku kaptennya.
"Akashi ini kunci gymnya, jangan lupa kembalikan ke sensei ya,"
"Ah ya, terima kasih...kalian sudah selesai latihan?"
"Sudah, kalian juga jangan terlalu lama. Menjaga stamina dan kesehatan itu penting,"
Akashi mengangguk dan tersenyum.
"Kalian tanding final sabtu ini ya?" Tanya Yuki
"Ya, kau datang menonton?"
"Kalo Keiji mau temenin aku, aku bakal dateng hehehehe,"
Akashi mengernyit, mengapa Yuki memanggil Akaashi Keiji dengan nama kecilnya? Padahal Akashi yakin mereka bukan teman masa kecil.
"Hoi Yuki, kalau masih lama kami tinggal ya," Akaashi meneriaki Yuki dari pintu gym
"Eh jangannn aku kesana sekarang!"
"Aku duluan ya Akashi, semangat latihannya!" Yuki pamit dan berlari menyusul Akaashi, Bokuto, dan Kuroo.
Akashi mendecih. Dia kesal, namun disisi lain dia senang karena diberi semangat oleh Yuki.
.
.
.
Sabtu pagi, hari pertandingan basket kiseki no sedai.
"Cepetan jalannya! Kalian lama banget sih! Nanti keburu selesai pertandingannyaaa,"
"Huh males banget nonton anak basket tanding! Volley lebih seru tau Yuki!"
"Sudahlah Brokuto, dia kan Cuma ingin liat gebetannya tanding~"
"Diem Kuroo sialan," Yuki menendang tulang kering Kuroo sehingga dia menjerit kesakitan.
"Daripada sama Akashi yang itu mending sama Akaashi aja," Bokuto menepuk pundak Akaashi
"Jangan bawa-bawa aku Bokuto-san,"
Mereka berdebat heboh sampai ke dalam gedung pertandingan sehingga dilihatin oleh orang-orang yang ada disana. Akaashi menahan malu sambil meminta maaf kepada orang-orang akibat keributan yang dibuat oleh ketiga sohibnya.
Pertandingan sudah memasuki quarter kedua. Teiko tertinggal 5 angka, namun mereka segera menyusul di akhir quarter kedua. Akashi nampak kesulitan melawan kapten tim lawan karna sepertinya orang itu juga memiliki mata yang sama seperti Akashi.
"AKAAAASHIIII PERTANDINGAN MASIH BELUM BERAKHIR! KALAHKAN MEREKAAAAA," Yuki teriak sangat kencang dari kursi penonton barisan depan. Teriakan itu pun terdengar oleh Akashi. Akashi mencari keberadaan Yuki dengan wajah sumringah, namun setelah ketemu wajahnya tertekuk karena melihat Yuki duduk disamping Akaashi.
"UWOOOO Yuki tadi kau terdengar seperti aku ketika meneriakkan AKAASHEEEEEE" kata Bokuto semangat.
"Anjir kebawa gara-gara sering denger kau teriakin Keiji sih," Yuki sweatdrop.
"Cih jadi kedengeran seperti dia menyemangati Akaashi, bukan diriku," Akashi menggumam kesal.
Pada akhirnya, pertandingan dimenangkan oleh Teiko. Mereka pun mendapat penghargaan dan diwawancarai banyak media. Yuki menghampiri Akashi usai wawancara itu selesai.
"Akashi, selamat ya! Kau tadi keren sekali," Yuki terkekeh
"Terima kasih Yuki," Akashi tersenyum lembut
"Lain kalo kalo kami tanding kau juga harus nonton ya!"
"...ya," Akashi sebenarnya ogah jika harus menonton pertandingan orang-orang bodoh itu, tapi untuk saat ini lebih baik di iyakan saja dulu.
"Ahem!"
Yuki dan Akashi menengok ke sumber suara tersebut. Disana, Akaashi, Bokuto dan Kuroo merasa mereka tak dianggap keberadaanya oleh mereka berdua.
"Oh maaf, aku lupa kalian disana," Ujar Yuki tersenyum jahil
"Cih kalo udah sama gebetan aja kita dilupain deh," Kuroo
"WOI KUROO ASHAKSJSKSK," Yuki memerah karena perkataan Kuroo itu bisa terdengar oleh Akashi. Benar saja, Akashi mendengar itu karena matanya membulat terkejut.
"Yuki, bisa temani aku sebentar? Nanti ku antar kamu pulang. Mereka suruh pulang duluan saja," Akashi menatap trio idiot dengan sinis. Ralat, hanya dua yang idiot, Akaashi mah enggak.
"Eh? Hmm yaudah kalian pulang gih sana," Yuki mengusir mereka bertiga
'Bocah gatau diri' batin Kuroo dan Bokuto. Akaashi enggak karena dia anak baik.
Bokuto dan Kuroo menghampiri Akashi kemudian memegang pundak Akashi sambil menunjukkan ekspresi seram.
"Bro, antar Yuki sampai rumah dengan selamat mengerti?" Bokuto menepuk pundak Akashi dengan sok keren.
"Ya, jangan sampai dia lecet sedikitpun mengerti?" Kuroo juga ikut-ikutan menepuk pundak Akashi sok keren. Jiwa keabang-abangan mereka mulai keluar.
Lagi-lagi Akaashi yang harus menanggung malu akibat perbuatan kedua temannya itu.
Mereka bertiga pun meninggalkan Akashi dan Yuki berdua saja. Akashi sengaja memisahkan diri dari anggota basket yang lain dengan dalih 'ada pembicaraan penting dengan ayahku, jadi aku harus pulang duluan'
Akashi mengajak Yuki ke minimarket dan membelikan banyak makanan untuk Yuki. Mereka duduk di taman melihat langit sore berwarna orange yang indah sambil makan cemilan.
"Kenapa tiba-tiba membelikanku snack?"
"Kamu suka makan kan?"
"Iya sih..."
Hening, mereka berdua sibuk makan snack karena keduanya merasa canggung.
"Yang Kuroo katakan tadi...benar?"
Yuki yang sedang makan onigiri tersedak mendengar perkataan Akashi. Akashi panik kemudian mengelus punggung Yuki untuk menenangkannya.
"Ya-yang mana?"
"...kau suka aku?"
Yuki mengumpat dan menyumpahi Kuroo karena dia membocorkan rahasianya ke orangnya langsung.
"Um...ehm..."
"Y-ya gitu deh ha ha ha" Yuki tertawa canggung dan wajahnya memerah seperti tomat
"Maaf membuatmu tidak nyaman Akashi, kau bisa melupakannya,"
"Tidak mau, aku mau mendengarnya lagi. Dengan lebih jelas," Akashi mendekatkatkan wajahnya
"Apa?"
Akashi menunjukkan smirknya kemudian mengusap pipi Yuki.
"Katakan dengan lebih jelas,"
"I...love you Akashi Seijuro..." Yuki menutup wajahnya yang memerah.
Akashi memeluk Yuki erat. Dia membenamkan wajahnya di pundak Yuki untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah.
"I love you too," bisiknya
Yuki membalas pelukan Akashi dan mereka berdua terlarut dalam kehangatan pelukan yang diberikan keduanya.
"Akashi kamu kan keringetan abis tanding... jorok huaaaaaaa aku udah wangi tau!!" Yuki melepas pelukan dan merusak suasana romantis antara mereka berdua.
Akashi yang mendengar hal itu tertawa dan malah kembali memeluk Yuki dengan erat.
"Biarin,"
Akashi menatap mata Yuki intens kemudian mengecup bibirnya singkat.
"Dan panggil aku Seijuro, Yuki,"
END
***
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro