Misi
By : Eruidezzz
***
Tomioka Giyuu x Kurogami Eiri
***
Di zaman modern seperti ini, apakah kamu percaya dengan adanya iblis pemakan manusia? Kelemahan iblis itu adalah sinar matahari, itu sebabnya mereka beraksi di malam hari, mereka memperbanyak diri dengan cara memasukan darah mereka ke luka fisik seorang manusia. Manusia mulai melawan dengan membentuk sebuah organisasi pemburu iblis, dan menciptakan senjata berbentuk pistol energi yang mengeluarkan energi matahari. Sudah bertahun-tahun lamanya manusia melawan, tapi para iblis itu seakan tidak ada habisnya.
"KRIIIIIIIIIINNGGG KRIIIIIIIIIINNGGG" alarm sudah berbunyi, terlihat gadis bersurai hitam sepundak mulai bangun dari tidurnya dan mematikan bunyi alarm yang berasal dari sebuah kotak hitam. Ia merapikan kasurnya, lalu duduk dan menekan tombol lain dari kotak hitam tersebut, dan sebuah suara perempuan mulai terdengar.
"Selamat pagi, Eiri-chan!"
"Pagi, Riri-chan" sahut gadis yang terlihat masih mengantuk itu.
"Jangan lupa, hari ini kau ada misi"
"Tentu, aku tidak akan lupa dengan yang satu itu"
Setelahnya ia mandi, memakai seragam Demon Slayer yang berupa setelan jas dengan celana dan dasi yang berwarna hitam, serta kemeja putih di dalamnya. Seragam ini terbuat dari bahan khusus yang membuatnya tidak mudah sobek saat terkena serangan iblis, bahannya juga tidak membuat si pemakai menjadi gerah. Eiri merapikan rambutnya, lalu pergi ke dapur mengambil selembar roti, bersiap pergi dari apartemennya.
"Riri-chan, aku berangkat dulu ya!" ucap Eiri sedikit teriak.
"Hati-hati ya, Eiri-chan" sahut suara itu yang kini terdengar bergema di seluruh penjuru ruangan.
Setelah memakai sepatu dan menyangkutkan senjatanya ke pinggang, Eiri segera berangkat menuju markas pusat Demon Slayer dimana ia mendapatkan seluruh informasi mengenai misinya. Sambil memakan rotinya, Eiri membuka smartphonenya, melihat berita 'dimana semakin banyak korban berjatuhan akibat ulah para iblis. Ia teringat keluarganya yang terdiri dari orang tuanya yang tewas dan tubuh kakak laki-lakinya yang menghilang akibat iblis yang memasuki rumah mereka. Eiri diselamatkan oleh seorang laki-laki yang kemudian membawanya ke markas pusat, ia dilatih dengan orang yang sama dengan laki-laki itu, dan akhirnya menjadi seorang Demon Slayer.
Tak perlu waktu lama, Eiri akhirnya sampai di markas pusat, jaraknya memang tidak terlalu jauh dari apartemennya. Saat ia ingin berjalan masuk, ada suara yang memanggilnya.
"Eiri"
Eiri menoleh ke sumber suara.
"Eh? Giyuu-san?"
"Misinya sudah ku ambil, kita berangkat sekarang"
"Wah yang benar? Jarang sekali bisa satu misi dengan seorang Pilar" Eiri berbinar.
"Aku yang minta, Pilar lain sedang ada misi berbeda, jadi aku meminta Tsuguko untuk ikut denganku"
Tomioka Giyuu, seorang laki-laki yang dulu menyelamatkan Eiri. Pangkatnya Pilar, yaitu pangkat tertinggi dalam pasukan. Pilar biasanya memiliki Tsuguko, yaitu sebutan bagi seseorang yang mendapatkan pelatihan khusus dari seorang Pilar. Eiri menjadi satu-satunya Tsuguko yang Giyuu miliki, itupun atas rekomendasi dari pelatih mereka.
"Misinya seperti apa?"
Giyuu terdiam sejenak.
"Sebenarnya ini ada hubungannya dengan kakakmu yang menghilang, diduga ia telah berubah"
Eiri terdiam.
Tiba-tiba dari kejauhan ada suara yang memanggil.
"EIRIIIIIIIIIIII"
Eiri menoleh dan mendapatkan seorang perempuan yang berlari menghampirinya.
"Shino-nee?"
Kochou Shinobu, seorang Pilar yang sekarang berada di divisi penelitian menghampirinya sambil membawa sebuah kotak kecil, ia memberikannya ke Eiri.
"Apa ini?" tanya Eiri.
"Percobaan obat untuk Nezuko telah berhasil, kini ia sudah menjadi manusia seutuhnya, ini obat lainnya, dan aku ingin kau membawanya untuk misimu kali ini" jelas Shinobu singkat.
Eiri membuka kotak tersebut, terdapat pistol kecil dengan peluru berisikan sebuah cairan.
"Terima kasih, Shino-nee"
Shinobu mengangguk sambil tersenyum.
"Tomioka-san? Dampingi Eiri dengan benar ya? Atau kau akan kehilangan satu-satunya orang yang menyukaimu lho" ucap Shinobu dengan nada meledek.
"Shino-nee!"
"Aku ini memang tidak dibenci orang lain" sahut Giyuu
"Aku bosan mendengar kata-kata itu, aku harus kembali, hati-hati yaa Eiri" ucap Shinobu lalu kembali ke tempat munculnya tadi.
Giyuu mulai berjalan di depan, Eiri mengikutinya di belakang, mereka menaiki kendaraan yang diberikan markas, semacam mobil mini yang melayang dan hanya bisa menampung 2 orang. Giyuu duduk di kursi kemudi, Eiri di kursi sampingnya. Mobil itu melaju dengan cepatnya, melewati jalan dengan pemandangan gedung-gedung bertingkat, sesekali nampak sebuah kafe dengan robot sebagai pelayannya. Sekarang ini beberapa pekerjaan manusia sudah digantikan oleh robot, namun belum ada robot yang bisa memburu iblis.
Perjalanan memakan banyak waktu. Mobil mereka mulai meninggalkan area perkotaan dan memasuki area sepi penduduk yang disana masih ditumbuhi banyak pepohonan. Eiri hanya diam sedari tadi sambil memandang ke jendela di sampingnya. Giyuu yang memang dasarnya tidak banyak bicara pun hanya fokus mengemudi sehingga menimbulkan keheningan di dalam mobil itu.
"Giyuu-san, apa misi ini bertujuan untuk membunuh kakakku?" Eiri akhirnya membuka suara.
"Tadinya begitu, tapi ternyata divisi penelitian tepat waktu, jadi tujuan kita adalah mengubah kembali kakakmu" sahut Giyuu.
Eiri kembali terdiam. Tak lama mereka berhenti di sebuah rumah yang cukup luas, rumah itu dikelilingi pepohonan, sampai menutupi cahaya matahari.
"Menurut informasi, tempatnya disini" ucap Giyuu sambil menyangkutkan senjatanya ke pinggang.
Giyuu menoleh ke belakang kursinya dan membuka sebuah kotak. Terdapat dua tongkat yang tidak terlalu panjang dengan sebuah tombol di tengah. Ia memberikan satu untuk Eiri.
"Itu senjata modifikasi, pedang energi, warnanya muncul tergantung penggunanya, energinya tidak akan habis seperti pistol biasa" jelas Giyuu singkat.
Eiri mengangguk lalu menerimanya.
Mereka keluar dari mobil, lalu reflek melompat menjauh.
"DUAAARR" mobil mereka diserang dan mengalami kerusakan.
"Wah langsung diserang" ucap Eiri lalu memasang semacam earphone yang tersambung dengan mic kecil ke salah satu telinganya, Giyuu melakukan hal yang sama.
Kini dihadapan Eiri dan Giyuu nampak dua iblis dengan tatapan marah.
"Tidak akan kami biarkan kalian memasuki wilayah Kazuo-sama" ucap salah satunya.
Eiri terkejut lalu terdiam. Salah satu iblis menyerang dengan sebelah tangannya.
"EIRI!" Giyuu berteriak.
"Hey, lawanmu adalah aku" ucap iblis satunya lagi sambil menyerang Giyuu, ia reflek menghindar.
Terlihat Eiri menahan serangan dengan pedang energinya yang menampakkan warna yang sama dengan matanya, hijau. Tangan iblis yang menyentuh pedangnya mulai menjadi abu, iblis itu panik lalu menjauh, hal ini dilakukan juga oleh iblis yang satunya. Eiri menyeringai. Ia mengencangkan earphonenya.
"Kau bisa menyerahkan yang disini padaku, Giyuu-san" Eiri melangkah maju lalu menoleh ke arah Giyuu.
"DAN KALAU BISA JANGAN BERTERIAK LAGI! KAU LUPA ADA MIC DISITU? INI BALASAN UNTUK YANG TADI!" Eiri berteriak.
Giyuu terlihat memegangi sebelah telinganya yang terdapat earphone disana.
Eiri berjalan mendekati Giyuu. Giyuu juga berjalan mendekati Eiri. Eiri menekan tombol pedangnya, lalu cahaya energi itu menghilang, ia kembali menggantungkannya di pinggang, lalu beralih ke pistol energi andalannya. Giyuu juga mengambil pistol energinya.
Tangan iblis satunya yang sudah terluka akibat pedang energi milik Eiri kini kembali tumbuh, itu salah satu kekuatan dari iblis, regenerasi. Kedua iblis berlari lalu melompat menyerang, Eiri dan Giyuu mengangkat pistol mereka dan membidik.
"DAR! DAR!" dua suara tembakan terdengar, tembakan Eiri dan Giyuu tepat mengenai jantung kedua iblis itu, tubuh mereka perlahan menjadi abu dan menghilang.
Eiri dan Giyuu berjalan memasuki rumah, masih dengan pistol di tangannya. Saat pintu dibuka, terlihat seorang laki-laki seperti menunggu kedatangan mereka.
"Lama tidak berjumpa" ucap laki-laki itu disertai dengan senyuman.
"Kazuo nii-san" sahut Eiri.
"Wah wah, Eiri, kau datang bersama siapa? Pacarmu kah?"
"DAR!" Eiri membalas dengan tembakan yang sengaja dipelesetkan.
"Ahaha, begini caramu memberi salam kepada kakakmu sendiri?"
"Tidak udah basa-basi, ikut aku dan kau akan jadi manusia, atau kubunuh kau sekarang juga" Eiri mengangkat pistolnya.
"Heee, coba saja kalau begitu" sahut Kazuo lalu tiba-tiba menghilang.
"DUAK" Kazuo muncul dan langsung memukul pipi kanan Eiri yang membuatnya langsung terhempas.
Giyuu bersiap dengan posisinya menembaknya, namun--
"DUAK, DUAK, BRAK"
--tangannya yang memegang pistol ditendang, saat pistolnya terjatuh, tubuh Giyuu ikut ditendang sampai menabrak dinding di belakangnya.
Kazuo mendekat ke arah Giyuu, tangan kanannya yang berkuku tajam terangkat, bersiap menusuk Giyuu.
Eiri yang jatuh tengkurap mengulurkan tangannya yang kembali memegang pistol.
"Tolong... kalau tidak ingin kembali jadi manusia... jangan mengambil... sesuatu yang berharga bagiku!" seru Eiri lalu menembak.
"SET" kena, di tengkuk Kazuo.
Pistol yang Eiri tembakan bukan pistol energinya, melainkan pistol obat yang diberikan Shinobu. Kazuo menoleh ke arah Eiri.
"Kenapa?" sambil tersenyum, lalu terjatuh tak sadarkan diri di dekat Giyuu.
Giyuu duduk sambil bersandar, Eiri bangkit dan menghampirinya.
"Padahal masih ada pedang, kenapa tidak langsung ditusuk saja?" ucap Eiri.
Giyuu terdiam.
"Giyuu-san? Kau tidak mati hanya karena ditendang kan?" Eiri semakin mendekat.
"Tentu saja tidak" sahut Giyuu.
"Syukurlah" Eiri sudah berdiri di hadapan Giyuu, lalu mengulurkan tangannya, membantu Giyuu untuk berdiri.
Giyuu mengambil uluran tangan Eiri, lalu ditariknya, tapi Giyuu yang diam saja dan tentu tubuhnya lebih berat, membuat Eiri terjatuh di atas tubuh Giyuu, lalu ia menahan tubuh Eiri.
"Terima kasih, sudah menganggapku berharga" ucap Giyuu pelan.
"Eh? Ahahaha sama-sama" balas Eiri sambil tersenyum.
"Hey hey, sampai kapan kau mau memeluk adikku?" ucap suara lain yang kini sedang terduduk.
Eiri terbangun, lalu duduk.
"Wah efeknya cepat sekali ya, Shinobu dan divisi penelitian sangat hebat" ucap Eiri.
"Kenapa tidak membunuhku saja?" tanya Kazuo.
"Kalau ada obat, kenapa harus dibunuh?" jawab Eiri, yang dibalas kekehan Kazuo.
"Hey kau, terima kasih ya sudah menyelamatkan adikku, dulu sampai sekarang" ucap Kazuo kepada Giyuu.
"Ya, tidak masalah" jawab Giyuu
"Aku merestui kalian kok"
"APANYA?!" seru Eiri.
Kemudian, Eiri memanggil markas meminta untuk dijemput karena mobilnya rusak, sambil menunggu sesekali mereka mengobrol walau hanya didominasi oleh ocehan Eiri. Lalu tiba-tiba Kazuo berwajah serius.
"Masalah kalian belum selesai, kalian harus memburu iblis yang sudah menjadikanku iblis, dia bernama Kibutsuji Muzan"
-TAMAT-
***
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro