Last Promise
By : NixHiems_
***
Sebastian x Natalia
***
Natalia menghela napas. Tubuhnya terlalu lelah untuk menghadapi pandangan buruk warga, ia terlalu letih untuk memikirkan alasan dibalik tatapan sinis mereka. Tak perlu diterka pun ia tau apa alasannya.
COVID-19.
COVID-19 adalah alasannya ditolak, COVID-19 adalah alasannya dipandang buruk bahkan COVID-19 adalah alasannya tak bisa memeluk suami dan anaknya.
Natalia adalah seorang dokter. Dokter aktif di rumah sakit besar yang kini menjadi salah satu rumah sakit yang menangani kasus COVID-19, baik mengobati ataupun hanya memastikan.
Sebuah gedung apartemen tampak kokoh di hadapannya. Natalia menatap ke atas dan membayangkan apa yang akan ia dan keluarga kecilnya lakukan jika saja bencana ini tak terjadi. Jam tangannya menunjukan pukul 12 siang. Anna seharusnya baru kembali dari sekolahnya dan Sebastian -jika saja ia tak sedang berada di luar kota atau luar negeri- mungkin sedang menyiapkan makan siang, sedangkan Natalia akan pulang dengan segala makanan ringan ataupun komik yang bisa ia temukan di pertokoan dekat gedung apartemen mereka.
Apartemen Natalia sangat dekat dari rumah sakit tempat ia bekerja. Hanya 500 meter. Setiap jam makan siang datang, Natalia akan pergi ke supermarket atau toko komik sebelum akhirnya sampai di apartemennya.
Sebastian adalah seorang aktor. Ia sangat jarang berada di rumah dan selalu berpergian ke berbagai daerah. Namun, saat ia berada di rumah, Sebastian selalu mencoba menjadi ayah dan suami terbaik bagi keluarga. Setiap pagi Sebastian dan Natalia akan berjalan dengan putri mereka Anna menuju sekolahnya dan mengantarnya sampai gerbang, berbincang sebentar dengan guru tentang perkembangan anak mereka lalu melanjutkan perjalanan menuju rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Sebastain selalu menunggu Natalia hingga sang istri benar-benar berada di dalam gedung sebelum akhirnya ia pergi menuju taman atau gym untuk berolahraga. Setiap pagi, Sebastian akan bangun lebih awal dan membantu Natalia memasak sarapan dan menyiapkan bekal makanan untuk Anna atau Sebastian sendiri jika ia akan pergi bekerja.
Jam 12 mereka akan bertemu lagi. Sebastian akan menjemput Anna setelah ia menghabiskan waktu di gym atau taman dan Anna akan selalu menceritakan hal menarik yang terjadi di sekolahnya atau hal sedih yang terkadang membuat anak berusia 4 tahun itu menangis di tengah perjalanan, tentu hal ini akan berakhir dengan Sebastian yang membelikannya es krim dan Natalia yang marah karena tau putri kecilnya sudah diberi es krim sebelum makan siang.
Beberapa menit sebelum pukul satu, Natalia akan bergegas kembali kerumah sakit sedangkan Sebastian akan menemani putri kecil mereka hingga Anna tertidur. Meninggalkan Sebastian sendiri dengan skrip di tangannya. Natalia akan kembali saat sore atau malam jika ia harus menangani pasien gawat darurat.
Tapi keluarga bahagianya sedikit berantakan. Anna akan menangis di depan kamera setiap kali mereka melakukan video call yang akan berakhir dengan Sebastian yang menenangkannya hingga putri kecil mereka tertidur karena sudah lelah menangis. Sebastian selalu menyemangatinya setiap kali mereka berbincang via telfon ataupun video call, mengirim pesan manis yang selalu menunggu untuk ia buka saat mengambil waktu istirahat.
Dan Natalia akan pulang setiap beberapa hari untuk mengambil pakaian. Seperti hari ini. Natalia pulang dan mengetuk pintu apartemen mereka. "Seb. Ini aku," serunya dari luar. Tak lama suara balasan terdengar "hai, Nat." Sebastian terdengar sedih dan Natalia tak suka jika suaminya bersedih. Tapi mau bagaimana, ia tak bisa membuka pintu begitu saja dan memeluk erat suaminya. Terlebih, sejak pandemi mereka sepakat jika batas terdekat mereka adalah pintu dan itu sangat amat menyebalkan.
"Kau menginap di rumah sakit lagi?," tanya Sebastian pelan. Natalia duduk sambil memunggungi puntu lalu berucap "ya. Aku akan menginap di sana lagi. Maaf." Natalia bisa mendengar gumaman Sebastian. Tak lama ia pun bertanya "bagaimana kalian?".
"Anna menggambar aku, kau dan dia di sebuah bukit dengab awan dan bunga. Dia bilang mau pergi berlibur ketempat seperti itu jika mama sudah tak sibuk." Natalia tertawa lalu berkata "nanti kita akan pergi. Bagaimana denganmu Seb, mau pergi kesuatu tempat jika semua ini berkahir?" sebentar semua menjadi hening lalu sebastian berkata "Aku hanya mau bersama kau dan Anna dibawah selimut tebal dengan cemilan dan coklat panas di atas meja, memeluk kalian sambil menonton Moana atau Frozen hingga Anna kembali mengira jika dirinya mampu menyebrangi samudra seorang diri atau memiliki sihir es yang berbahaya. Kau ingat saat ia pertama kali menonton Frozen? aku pernah menemukannya sedang menatap dinding dan berdiri ditengah koridor lalu berkata jika aku harus pergi karena dirinya berbahaya. Entahlah, kurasa dia berbakat di bidang seni peran." Natalia tertawa pelan dirinya kembali mengingat wajah putri kecil mereka dan berkata "fotokan aku gambar yang ia buat dan foro kalian bersama." Natalia dapat mendengar tawa pelan dari balik pintu "baik, nyonya." Kemudian ia tertawa.
"Aku membuat muffins dan cookies. Anna mau yang manis dan aku tak tau mau membuatkannya apa selain dua itu. Kau hanya meninggalkan dua resep. Jahat." Natalia terkekeh "kau bisa meminta resepnya padaku," ujarnya. "sudah hampir jam satu, Seb. Bisa ambilkan bajuku? Oh, dan jaketmu juga. Entahlah, mungkin aku bisa tidur lebih tenang jika meminjam barang kalian"."Akan aku ambilkan. Tunggulah di sana".
Natalia berdiri dan berjalan menjauh beberapa langkah dari pintu, ia menunggu sebentar dan tak lama Sebastian membuka pintu apartemen mereka. Sebuah tas dan kotak bekal diletakannya di depan pintu. Ia menengok dan melambai ke arah Natalia lalu berkata "kau harus pulang ok? Berjanjilah."
Wanita itu mengangguk lalu tersenyum dan berkata "aku berjanji."
Namun, janji itu adalah kebohongan terakhirnya. Pertemuan itu pun menjadi pertemuan terakhir mereka.
END
***
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro