Hatsukoi no Owari
By : Phantom2207
***
Yamanbagiri Kunihiro x Nobura Ayano
***
"Jadi.... kenapa kamu bisa terjebak disana?" Tanya pemuda bersurai kuning itu kepada makhluk jadi-jadian yang duduk di depannya.
"Eh.... kan sudah kubilang tadi. Aku tidak tau. Aku bahkan melupakan penyebab kematianku! Makanya aku berjalan-jalan untuk mengingat-ingatnya! Tetapi aku justru tersedot kedalamnya. Dan ternyata adikmu membelinya..." jelas hantu bersurai prussian blue itu dengan panik. Bagaimana bisa ia tidak panik? Pemuda bersurai kuning di hadapannya itu adalah pembasmi setan.
"....dia kakakku...."
"....HAH?!"
Yamanbagiri POV
Haah.... sepertinya hantu ini tidak bermaksud jahat. Apa aku memang perlu membasminya sekarang? Kurasa aku bisa mengusirnya dari dunia ini secara baik-baik dengan membantunya mencari penyebab kematiannya itu.
Tapi bagaimana? Dia bahkan lupa nama dan asalnya. Aku harus bagaimana....
"U-um, apa kau baik-baik saja?" Ah, lihat? Dia bahkan menghawatirkanku.
"Aku tidak apa-" Tiba-tiba saja pintu kamarku terbuka dan itu membuatnya dan aku terkejut.
"Kyoudai? Apa kamu baik-baik saja? Aku mendengar teriakan dari sini tad- eh?" Rupanya itu Horikawa. Ia terkejut melihat hantu yang duduk di depanku ini dan segera meraih pedangnya. Hantu itu pun berteriak dan bersembunyi di balik cermin tempat ia terkurung sebelumnya.
"Beraninya kau bersembunyi di kamar saudaraku!"
"Kyoudai, tenanglah. Ia tidak mengganggu. Biar aku saja yang mengurusnya."
"Tapi, kyoudai...."
"Lagi pula ia ada disini karena terjebak di cermin yang kau berikan kepadaku kemarin."
Flashback
"Kyoudai! Lihat, apa yang kubawakan untukmu!" Horikawa masuk ke kamar Yamanbagiri dengan riang sambil membawa sesuatu yang cukup besar. Ia pun menunjukkan benda itu kepada Yamanbagiri.
"Cermin?"
"Iya!"
"Tapi aku tidak bu-"
"Tadi saat aku sedang berbelanja dengan Yamabushi aku menemukan cermin yang indah ini! Karena seingatku kamu tidak punya jadi kubelikan saja hehe"
"....terima kasih...."
Flashback end
3rd Person POV
"Kau memberikannya secara paksa kepadaku kemarin..."
"Eh, tapi- aku tidak merasakan ada hawa aneh dari cermin itu." Singkat cerita, Kunihiro adalah keluarga pembasmi setan. Hampir seluruh anggota keluarga Kunihiro memiliki kekuatan spiritual yang besar, terutama Yamabushi Kunihiro. Karena ia rajin berlatih dan beribadah, sehingga sebagian besar setan yang melihatnya saja bisa ketakutan karena aura pembasmi nya yang kuat.
"A-anu... saat itu aku ketakutan. Jadi aku berusaha keras untuk menyembunyikan diriku...."
'Tunggu, memangnya bisa begitu?' Batin Yamanbagiri.
"Pokoknya aku akan mengurusnya, tenang saja kyoudai."
"Baiklah. Kalau kamu kesulitan, minta saja bantuanku atau Yamabushi." Horikawa beranjak keluar dari kamar Yamanbagiri dan berhenti di depan pintu.
"Jangan meremehkanku."
"Aku tidak meremehkanmu, hanya saja kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi ketika hantu tanpa arah sepertinya sudah memiliki ingatannya kembali. Berhati-hatilah, kyoudai."
ÄÅ〄ÅÄ
"Eh..."
"Kenapa? Ingat sesuatu?" Saat ini Yamanbagiri sedang menemani hantu itu berjalan-jalan sambil berusaha mengembalikan ingatannya.
"Tidak. Tapi itu apa?" Katanya sambil menunjuk sebuah stand di dekat taman.
"Oh, itu waffle."
"Waffle? Aah, Ibu ku dulu pernah mengajak kami makan itu..." Mereka berdua terkejut dengan apa yang dikatakan oleh hantu itu.
"Ibu mu? Kamu mengingatnya?" Tanya Yamanbagiri meyakinkan.
"....tidak, tapi aku ingat namaku. Ayano." Jawab Ayano sambil menunduk dan memegang kepalanya.
"Ayano ya... Ayano siapa?" Tanya Yamanbagiri lagi. Tetapi Ayano hanya menggeleng dan menatap Yamanbagiri dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.
"....ayo pulang. Istirahatlah dulu, jangan di paksa."
ÄÅ〄ÅÄ
"Bagaimana?" Ayano hanya menggeleng karena ia tidak berhasil mengingat apapun. Sudah hampir seminggu setelah ia berhasil mengingat namanya.
Yamanbagiri juga sedang berusaha mencari informasi mengenai kematian Ayano. Tentu saja tidak mudah karena ia tidak mengetahui nama lengkap dan hari kematiannya. Apalagi Ayano adalah nama yang cukup pasaran.
Tiba-tiba saja Ayano menarik dan bersembunyi di balik jubah Yamanbagiri.
"Oi, apa yang kau lakukan?!" Seru Yamanbagiri panik.
"Ka ka ka, apa yang kau lakukan disini, kyoudai?" Yamabushi berjalan mendekat ke arah mereka.
'Ah, begitu...' Batin Yamanbagiri yang mulai memahami situasi Ayano saat ini.
"Aku hanya ingin menyegarkan pikiranku. Kamu sendiri sedang apa disini, kyoudai?"
"Ka ka ka, aku baru selesai berlatih."
Saat Yamanbagiri dan Yamabushi sedang asik berbincang, Ayano yang mulai tenang pun menyadari kalau dari tadi ada kucing putih yang memperhatikannya bersembunyi di balik tudung Yamanbagiri. Karena ia tidak bisa kemana-mana, ia pun memutuskan untuk memperhatikan kucing itu. Dan tanpa disadari Yamabushi pun beranjak pergi.
"Hati-hati di perjalanan pulang." Kata Yamanbagiri yang kemudian terkejut karena Ayano sedikit menarik bajunya.
"Tidak kyoudai, kau lah yang harus berhati-hati."
Yamanbagiri hanya menghela nafas setelah mendengar perkataan Yamabushi, 'Ketahuan ya...'
"Sudahlah. Ada apa?" Yamanbagiri mengangkat tudungnya agar Ayano keluar dari sana.
"Kenapa kamu tidak sembunyi benar-benar? Dia jadi merasakan hawamu tadi."
"Merah..."
"Hah?"
"Kenapa mata kucing itu merah?"
"Apa yang kau bicarakan??" Yamanbagiri sangat bingung karena yang ia lihat hanyalah kucing putih biasa. Dan tentu saja warna matanya tidak merah.
Ayano terduduk dan menangis. Yamanbagiri semakin bingung dan panik.
Ayano POV
Aku ingat.
Aku ingat semuanya.
Aku harus pergi.
Aku harus membalas mereka.
"H-hei, kamu mau kemana? Ayano!"
ÄÅ〄ÅÄ
3rd Person POV
'Sial, dia pergi kemana? Aku harus segera mencarinya. Perasaanku tidak enak.' Yamanbagiri berlari ke arah Ayano pergi tetapi ia sudah kehilangan jejaknya.
'Haruskah aku bertanya kepada orang di sekitar sini? Tapi dia hantu... aku ragu ada yang bisa melihatnya' Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Yamanbagiri memutuskan untuk bertanya saja.
"Ayano? Ah, Nobura Ayano ya?" Tanya wanita tua itu.
"Aku tidak tau nama lengkapnya, ia hanya memberi tau ku kalau namanya Ayano. Rambutnya gelap dan matanya berwarna biru langit. Apa anda tau orang itu?" Yamanbagiri bertanya kembali kepada wanita itu.
"Kurasa itu Nobura Ayano. Kamu temannya kan? Apa kamu sudah menemukannya?"
Yamanbagiri terkejut, 'Menemukan? Jadi mereka tidak tau kalau ia sudah tiada?'
"Gadis itu sedikit kasar, tapi ia baik dan penurut. Aku tidak menyangka ia akan sesedih itu karena kelincinya mati dan sampai kabur dari rumah. Kurasa sudah hampir sebulan sejak terakhir aku melihatnya." Sambung wanita tua itu.
"Maaf nyonya, tapi kalau saya boleh tau... dia tinggal dimana?"
ÄÅ〄ÅÄ
"Seharusnya ia ada di dekat sini..." Yamanbagiri mencari Ayano di sekitar rumahnya.
Saat melewati sebuah gang yang tidak terlalu jauh dari rumah Ayano, ia melihat Ayano sedang berdiri di sebuah gang kecil. Ia menatap gagak-gagak yang sedang memakan sesuatu di tempat sampah di sana.
Langsung saja Yamanbagiri berlari dan memeluk Ayano. Gagak-gagak itu pun berterbangan menjauh.
"Jangan di lihat." Tangis Ayano pun pecah.
"Un. Aku tidak akan melihatnya sampai kamu mengizinkanku."
Setelah itu, hanya isakan tangis yang terdengar untuk beberapa saat. Hingga akhirnya Ayano merasa tenang dan melepaskan pelukan Yamanbagiri. Yamanbagiri pun hanya diam menatap Ayano.
"....aku harus pergi...." Gumam Ayano seraya menjauh.
"Tunggu, kamu mau kemana?" Yamanbagiri menggenggam tangan Ayano untuk menahannya.
"Aku harus pergi. Aku harus membalas mereka."
"Tidak, kamu tidak boleh pergi. Kalau kamu membalas mereka, artinya kamu sama saja dengan mereka. Kamu tidak mau menjadi monster seperti mereka kan?"
Ayano hanya terdiam. Ia tidak mau menjadi seperti mereka. Tetapi di satu sisi ia merasa harus menyelesaikan ini sendiri agar tidak ada korban lain.
"Tenanglah, aku akan mengurus mereka."
"T-tapi aku tidak mau ada korban lain. Aku tidak mau kamu terluka karena mereka..."
"Aku akan baik-baik saja. Percayalah kepadaku, aku akan menghentikan mereka dan membuatmu tenang."
"Terima kasih, Yamanbagiri. Aku percaya kepadamu, jaga dirimu. Ambil ini..." Ayano tersenyum dan mencium tangan Yamanbagiri. Auranya semakin tipis, kemudian ia menghilang bersama matahari yang terbenam di sore itu.
ÄÅ〄ÅÄ
Yamanbagiri POV
Aku pergi ke kantor polisi untuk menanyakan laporan orang menghilang kepada Hasebe dan Shokudaikiri. Benar saja, ada nama Ayano disana. Dan mereka masih belum bisa menemukannya.
"Ini. Ia memberikannya kepadaku. Kurasa kalian bisa menggunakannya sebagai petunjuk." Aku menunjukkan benda yang Ayano berikan kepadaku. Sebuah anting yang memiliki bercak darah dan sebuah anting patah.
ÄÅ〄ÅÄ
Butuh waktu yang cukup lama bagi kepolisian untuk menangkap para pembunuh itu. Mereka akan di hukum mati karena melakukan pembunuhan beruntun. Hasebe mengembalikan anting patah itu kepadaku setelah kasus selesai. Ia mengatakan kalau itu adalah kenang-kenangan terakhir darinya, aku harus menyimpannya.
Mereka memberitahuku detail kasus itu, sebuah pembunuhan berantai yang dilakukan sekelompok orang di pabrik penggilingan yang sudah tidak terpakai. Awalnya mereka memancing orang-orang dengan membunuh peliharaannya.
Di kasus Ayano, 2 kelincinya di bunuh dengan cara di beri racun. Karena ia tau kalau mereka sengaja melakukannya, ia pun membuat keributan dengan mereka dan berhasil pulang dengan selamat.
Namun esoknya, saat Ayano sedang pergi sendirian, mereka menculiknya dan membawanya ke pabrik itu. Ia sempat melawan dengan memukul dan menjambak mereka. Ia bahkan merobek telinga salah satu dari mereka dengan menarik antingnya. Tetapi tentu saja ia kalah jumlah. Ia dipukuli, dikuliti, bahkan jari-jarinya di potong. Mereka menyiksanya hingga ia mati karena kehabisan darah.
Kemudian, mereka memasukkannya ke mesin penggiling dan menggilingnya. Daging dan tulangnya yang sudah hancur itu bercampur dengan milik korban-korban sebelumnya. Untuk menghilangkan jejak, mereka selalu mengambil sedikit bagian dari daging dan tulang itu untuk di sebar ke beberapa tempat agar habis dimakan oleh gagak dan hewan liar lainnya.
Tentu saja mereka pantas di hukum mati. Aku pun mengucapkan terima kasih kepada Hasebe dan Shokudaikiri.
Aku pergi, menggenggam erat peninggalan Ayano sambil menangisi kepergian cinta pertamaku. Harusnya sejak awal aku langsung mengusirnya saja...
ÄÅ〄Fin〄ÅÄ
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro