#CeritaJafreida9
#CeritaJafreida9
Dia kembali menilik bayangannya di masa lampau, mengamati dirinya sendiri yang sedang bersama teman-temannya di tahun 2007.
Si gadis menutup mata dari segala kenyataan pahit, beruntung otak atau pikirannya belum sok dewasa dengan mau pusing-pusing memikirkan itu.
Dengan pakaian lusuhnya---celana diatas mata kaki, kaos pendek, juga krudung kusam yang menutupi setengah lengannya--- Dia dan lima anak kecil lainnya masuk ke area pabrik Soun yang letaknya tidak jauh dari rumah mereka.
Siang dengan teriknya yang menyengat tak menghalangi antusias mereka untuk melakukan kegiatannya ini.
Mereka menelusuri seng-seng persegi panjang berbingkai kayu berjejeran di atas bambu panjang yang saling bersambung. Di belah dua, dipisah dengan besi dan karet hitam yang dibuat sedemikian rupa memanjang sampai pintu bangunan tempat produksi.
Mereka berpencar, matanya mendelik ke bawah seng-seng panas itu. Mencari sejumput soun yang terpisah dari kawanannya, dimasukkan kedalam plastik besar yang dibawanya dari rumah.
Bukan mencuri, mereka hanya mencari sisa-sisa soun untuk dijual. Seharusnya sih begitu.
Para pekerja yang kebanyakan ibu-ibu sudah hafal dengan kehadiran anak-anak seperti mereka. Ada yang diam-diam mengawasi, ada yang merasa kasihan lalu membantunya dengan mengambil seikat soun dari seng dan menaruhnya di semak-semak. Tapi kebanyakan dari mereka kemungkinan tidak peduli, selagi tidak mengganggu pekerjaannya.
Rambut memerah, warna kulit menggelap, keringat mengucur di dahi juga membasahi kaos. Dengan suara mesin yang beroperasi mengantarkan seng dengan soun basah yang siap dijemur, juga suara gotrok yang ditumpuk seng-seng yang selesai dijemur, di dorong masuk ke bangunan kayu yang memanjang. Tak lupa, suara sahut menyahut ibu-ibu pekerja yang terdengar cempreng. Anak-anak itu asyik memburu soun sisaan sampai matahari tidak lagi tepat di atas kepala.
"eh, beli es dulu yuk"
Salah satu dari mereka mendekati si ketua. Wajahnya memelas kepanasan dan lelah, tapi tetap dia ini yang keliatan paling cantik di antara teman-temannya.
*Yaudah yuk"
Si ketua juga tampaknya sudah ada keinginan untuk beristirahat. Dia berteriak memanggil teman-temannya. Enam gadis itu berjalan di samping besi panjang yang membelah barisan seng. Dengan menenteng plastik masing-masing sambil menceritakan apa saja yang mereka temui selama berpencar.
Ujung besi tak lagi terlihat. Menembus bangunan bertembok anyaman. Enam gadis itu kini berjalan di sisi bangunan panjang itu, menjejaki tanah becek yang tercampur dengan ampas soun yang lengket. Sendal tipis si gadis bahkan tak melindungi telapak kaki dari lembabnya tanah.
Mereka tiba di bagian depan bangunan. Tampak lebih ramai dari bagian belakang. Meski pemandangannya tak jauh berbeda, jejeran seng di atas tanah lapang yang sepertinya lebih luas dari bagian belakang.
Mereka menghampiri seorang ibu tua di samping pintu bangunan, duduk menjaga dagangannya yang diwadahi bakul besar. Jajanan-jajanan murah serta es lilin menjadi rebutan anak-anak itu, ditukar dengan recehan dari kantong mereka.
Bi Kasbat, begitu mereka memanggilnya.
Usai mendapat jajan, mereka duduk-duduk di kayu panjang tak terpakai. Tak jauh dari tempat Bi Kasbat dan dagangannya. Sambil melirik, mencuri pandang dengan penasaran ke dalam bangunan.
"KABUUUUR"
Tiba-tiba salah seorang berteriak. Keenam anak itu berlari luntang-lantung mencangking jajan dan plastik sounnya, bersembunyi di balik semak-semak.
"ada apa sih?"
si anak yang paling cantik bertanya dengan nafas tersengal. Kentara sekali ia bingung, sebab ia memang paling jarang ikut teman-temannya main ke pabrik.
"ada OO. Kamu gatau? Itu orang Cina yang punya pabrik ini. Nanti kalo ketauan bisa dibawa sama dia naik mobil gede!" si ketua menjawabnya. Yang diberi jawaban bergidik ngeri, panik dan ketakutan. Yang lain sudah kembali sibuk menghabiskan jajannya.
"iya, Ka. Ketemu mandor aja tuh bisa dimarahi, apalagi kalo ketemu sama OO!" temannya ikut menambah ketakutan si gadis cantik.
"waktu itu juga aku pernah hampir aja ketauan mandor, untung ada ibu-ibu yang ngasih tau. Hiiiy selamet selamet"
"oh, yang waktu berdua sama aku ga sih?"
"iya, waktu hari selasa ya ka ya? Terus malah besoknya ngliat OO keluar dari mobil gede tuh. Untung ga dikejar"
"oh yang waktu kamu sampe kepleset trus sendal kamu ilang di lumpur-lumpur itu?"
Sontak, teman-temannya tertawa.
"yang malahan sampe nangis tuh hahaha"
"eh, eh ssst jangan brisik. Nanti OO nya kesini!"
Kemudian tawa itu mereda. Mengembalikan hening dan panik.
"udah pulang aja yuuuk" ajak si gadis cantik cemas.
Tak banyak berdebat, mereka pelan-pelan meninggalkan pabrik. Mencangking plastik berisi soun, juga membawa cerita baru;
Mereka hampir kembali ditangkap OO!
~
705 words.
03300322022022
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro