Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Cerita #2

Sukoharjo, 21:00 WIB

Kasman menatap barang dagangannya dengan sayu. Tiga jam menuju pergantian tahun, namun terompet dagangannya baru laku lima buah. Pria itu lalu tersenyum getir. Tidak ada gunanya meratapi nasib, toh tidak akan mengubah keadaan.

Hujan baru saja berhenti. Kerumunan orang mulai berbondong-bondong menuju alun-alun kota, berkumpul di depan panggung megah yang lampunya mulai menyala terang. Kasman termangu melihat pemandangan itu. Ia teringat istrinya di rumah. Kabarnya malam ini akan ada penampilan penyanyi kesukaan istrinya.

Dulu dia dan istrinya tak pernah absen merayakan tahun baru, sama seperti orang-orang itu. Dagangan mereka selalu ludes terjual sebelum malam. Setelah menyisihkan sebagian penghasilan untuk ditabung, mereka akan membeli jagung bakar dan teh hangat. Lalu mereka akan mencari tempat terbaik di depan panggung, untuk menikmati penampilan para artis penghibur yang diundang khusus oleh wali kota untuk memeriahkan pergantian tahun. Mereka lalu tenggelam dalam euforia bersama ratusan orang di alun-alun kota, saat jam menunjukkan pukul 12 tepat.

Kini semuanya tinggal kenangan. Istrinya tak lagi bisa merayakan tahun baru dengannya, sejak kecelakaan lima bulan lalu melumpuhkan kakinya. Bisnisnya pun mulai surut karena orang-orang lebih memilih membeli terompet plastik yang lebih awet dan menghasilkan bunyi lebih kencang daripada terompet kertas buatannya.

Kasman menghela napas. Dia tersadar bahwa perayaan tahun baru tak selalu untuk semua orang. Lagipula apa istimewanya menghitung mundur jam dan meniup terompet di tengah dinginnya malam? Ketika esok pagi menjelang yang tersisa hanyalah sampah dan keluhan yang berulang saat harus kembali bekerja.

Benar. Baginya malam ini tak ada bedanya dengan malam-malam yang lain. Ia akan pulang, membeli jagung bakar untuk istrinya tercinta, dan tertidur saat orang-orang itu meniup terompet hingga napasnya sesak.

Lagipula besok pagi ia harus kembali membanting tulang untuk bertahan hidup.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro