Day 1 - Hujan
"Iya, Kak. Nanti," jawab gadis itu dengan tatanpan jengkel sembari menatap guyuran air dari dalam mobilnya. Ditiupnya kaca tersebut hingga berembun, lalu memainkan telunjuknya di bekas embun tersebut hingga tercetak coretan transparan di kaca jendela. Kedua sudut bibirnya tertarik sedikit, sebuah penghiburan kecil di tengah padatnya jalanan.
"Kamu nanti nanti terus," omel sang kakak sembari menghela napas gusar. "Nantimu itu kapan?" desaknya lagi dengan nada tak sabaran.
Dari bibirnya keluar asap putih akibat embusan napas beratnya. Dirinya sendiri juga ingin tahu 'nanti'-nya itu kapan bisa terjadi. "Pokoknya nanti lah, Kak," balasnya dengan nada berat. Tanpa banyak pertimbangan lagi, ia menutup sambungan telepon dan melemparkan ponselnya ke kursi penumpang.
Ia menempelkan tubuhnya ke sandaran kursi, lalu memejamkan matanya sejenak. Matanya terbuka saat mendengar suara klakson mobil yang ada di belakangnya. Gadis itu segera memajukan persneling dan menginjak gasnya dengan pelan.
Mobil sedan hitam itu berhenti di sebuah rumah minimalis dengan taman kecil di depannya. Gadis itu berjalan keluar dengan gontai. Di depan pintu, ia membongkar tasnya hingga terdengar suara 'krincing' beberapa kali sebelum tangannya dikeluarkan.
Gadis itu menyandarkan tubuhnya di balik pintu kamar dan meluncurkan embusan napas berat. Kepalanya terasa sangat amat penuh saat ini. Tubuhnya melorot hingga bokongnya mencium keramik yang dingin. Wajahnya ia sembunyikan diantara lipatan kaki dan dadanya. Sekali lagi, ia mengembuskan napas berat seolah dadanya terimpit oleh batu besar.
"Aku juga pengen tahu nantinya itu kapan," bisiknya kecil. Tak lama, ia langsung bangkit dari posisi duduknya dan mengambil langkah berat menuju kamar mandi. Tanpa melepas baju, ia mengguyur tubuhnya di bawah pancuran shower.
***
"Mata lo kenapa, Nay?" histeris Jimmy begitu melihat rekan kerjanya membuka pintu.
Nayla menggeleng pelan. "Bukan apa-apa," balasnya singkat dengan nada rendah. "Semuan barang yang bakal dibawa udah dipisah ke satu tempat 'kan, Jim?"
Jimmy berjalan mendekati Nayla yang sedang menghidupkan komputer. "Udah, kok. Tenang aja. Semuanya udah beres dari kemaren. Kan lo sendiri yang misahin."
Nayla mengangguk kecil, lalu menyambar sebuah map dan berdiri dengan cepat. "Gue mau cek sekali lagi, deh."
----------------
331.02122022
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro