Waktu itu
"Maaf" ucapku.
Kulihat dia bingung akan ucapanku. Aku tak sanggup untuk memperjelasnya. Maaf, Kulangkahkan dengan berat kakiku menjauhi dia.
"Maaf" Kukatakan sekali lagi. Maaf. Kuberbalik singkat kearahmu. Sungguh, hatiku hancur saat ini.
Maafkan aku. Aku akan berjalan didepanmu mulai saat ini.
1 hari terlewati, aku dapat mengatasi semuanya.
Aku yakin kau akan berjalan lancar tanpa hambatan.
2 hari terlewati, aku masih dapat mengatasi semuanya.
Aku harap kau akan terus maju walau tanpa ada diriku yang menemanimu.
3 hari terlewati, aku masih dapat mengatasi semuanya walau kadang kesusahan.
Jangan menyerah ya, karena aku tidak menyerah disini.
4 hari terlewati, aku mulai kesusahan untuk mengatasi semuanya.
Maaf, sepertinya akan ada hambatan kecil dijalanmu.
5 hari terlewati, aku kesusahan untuk melewati semuanya. Ditambah dengan bayangan akan dirimu yang terjatuh memenuhi pikiranku.
Maaf, sepertinya jalanmu tak akan semulus hari hari kemarin karena aku mulai tak sanggup melakukannya.
6 hari berlalu sejak hari itu. Aku sudah tak mampu mengatasinya sendirian. Aku butuh kau saat ini.
Aku terjatuh, terduduk, meratapi. Aku meratapi, akankah kau menerimaku lagi jika aku kembali?
Maaf, aku ragu.
Tidak! Aku tak boleh ragu!
Aku akan kembali padamu!
Aku bangkit didetik setelahnya. Kumantapkan diriku. Dan segeralah kuberlari kearah berlawanan dari tujuanku.
Akan kutemukan kau. Aku kembali padamu.
Sekitar 3 hari kumencari dirimu, Akhirnya. Kutemukan dirimu.
Dengan langkahmu yang lemah, matamu yang sembab, pandangan kosongmu membuatku merasa bersalah.
Bruk..
Spontan aku terkejut, kau terjatuh dan menangis.
Maaf, maaf aku meninggalkanmu.
Dengan cepat kuberlari kearahmu. Kulurkan tanganku padamu.
Kulihat, kepalamu mulai melihat kearah uluran tanganku. Dan, kulihat, kepalamu langsung menatap kearahku yang tersenyum tulus setelah kau menyadari itu adalah uluran tanganku.
"Maaf, aku meninggalkanmu" ucapku.
"Mari, kita jalani bersama seperti diawal" Ajakku.
Dengan segera, kulihat kau merapikan tubuhmu dan menganggukan kepalamu seraya tersenyum manis.
Senyum itu, senyum yang kurindukan.
Walau kita hanya berpisah beberapa hari, aku merindukanmu.
"Berjalanlah bersamaku selamanya" Ucapnya.
"Ya" Ucapku.
Maaf, aku sempat meninggalkanmu Waktu itu.
Namun, mulai saat ini aku tak akan pernah meninggalkan dirimu lagi
The End
'Aku' dicerita ini adalah TCW
'Dia' dicerita ini adalah kita (Adders & Member)
('Waktu itu' merupakan cerita yang sama dengan Berjalanlah Bersamaku, namun dengan Sudut pandang yang berbeda)
Created by : Owner Laknat.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro