Setelah diusir dari rumah dimana tak ada lagi teman yang dapat membelaku dari segala kesalahan yang pernah kuperbuat, dan hanya sedikit yang dapat memaafkanku, aku putuskan untuk mencari teman baru lagi.

Beginilah rasanya ketika diusir dari rumah. Aku harus mencari teman yang bisa diajak curhat. Nah, aku tahu siapakah seorang teman di dunia maya yang bisa diajak curhat dan dapat memberikan solusi. Sebut saja namanya M. Aku sudah lama ingin curhat dengannya gara-gara beberapa hari sebelumnya kami serius berbicara mengenai masalah event.

Aku ceritakan semuanya mengenai apa yang terjadi, dari dulu hingga pada saat aku diusir. Akulah penyebab semua ini, dan semua ini memang salahku. Maka dari itu, kak M langsung menenangi aku dan memberikan solusi yang cukup bagiku. Inilah yang cukup membuatku tenang, meski akhirnya kuputuskan untuk menonaktifkan semua media sosial LINE gara-gara badmood yang semakin hari semakin kumat.

Benar, aku memang egois. Namun sayangnya, aku itu tak egois.

***

Dari dulu sampai sekarang, aku selalu mengontak kak M. Anggap saja beliau adalah teman baruku di dunia maya. Meski sebelumnya di tahun lalu, kami juga pernah bekerja sama untuk mengurus grup lainnya dan kini, setelah aku mengganti akunku yang pas untuk mengontak kak M, kami tak pernah berhenti sampai sekarang. Seringkali kami bercanda dan seringkali juga kami serius.

Bahkan, kak M pernah berharap agar aku tak terlalu terbawa perasaan dan hidupku terbebas dari badmood, karena percayalah, karena badmood, orang menjadi semakin malas untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat.

Kak M juga pernah meminta maaf karena sudah membuatku merajuk dan badmoodku semakin kumat. Benar-benar teman yang tulus. Meskipun aku menemukan seorang teman yang lebih tua dariku, namun aku tetap dapat menerimanya.

Lama-kelamaan, suasana hatiku menjadi membaik. Aku benar-benar bersyukur ketika memiliki teman sepertinya. Apalagi ketika dia berjanji tak akan meninggalkanku dalam kondisi apapun, dimanapun dan kapanpun. Rasanya aku pengen memeluknya.

Ternyata benar, ketika dunia tak mampu lagi menampung kita, maka kita harus pandai-pandai mencari penggantinya. Setidaknya, kita punya dunia sendiri dengan si pengganti, dan ini adalah kenyataan ketika dihadapkan pada ketidakenakan ini.

(Ket: Ini bukan Kisah Nyata)

The End

By C (admin)