Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

• EIGHT •


Suara anjing menggonggong dari kejauhan dan terangnya bulan purnama di langit seperti menjadi latar yang menyeramkan di tengah-tengah pertarungan malam ini.

Jill bersama Maggie, Louis dan Edward telah turun dari mobil dan menunjukkan diri di depan Lucifer dan anak buahnya. Dengan membawa senjata masing-masing dan dilengkapi dengan rompi anti peluru, mereka berempat siap menghadapi iblis jahat itu.

Di depan sana, tampak beberapa puluh manusia dengan jubah hitam dan tudung kepala yang menutupi wajah mereka dari sinar bulan sehingga keempat orang itu tidak dapat melihat dengan jelas siapa saja orang-orang yang telah terpengaruh oleh kekuatan hitam sang iblis.

Lucifer yang tidak menyentuh tanah terlihat melayang menghampiri mereka berempat. Wajahnya pucat dan matanya tampak hitam sepenuhnya. Iblis itu menggunakan jubah yang sama dengan manusia-manusia di sekelilingnya, ia tampak membawa tongkat panjang dengan bulan sabit di ujungnya. Tongkat yang khas dengan tongkat milik dewa maut--dewa pencabut nyawa.

"Siapakah kalian wahai manusia-manusia yang bodoh?" Suaranya dalam dan menggema, seperti sedang berada dalam ruangan kosong yang luas. Mengerikan. "Apa yang membuat kalian begitu bodoh hingga nekat mendatangiku ke sini?"

Louis berdecak kesal dan berbisik kepada teman-teman yang berdiri di sisinya. "Kenapa wajah dan ucapannya sama-sama terdengar menyebalkan?"

"Bukankah kita seharusnya mulai berlari dan menyerang mereka?" balas Maggie tak sabar. "Apa yang sebenarnya kita lakukan di sini?"

Jill melihat Maggie dan Louis yang ada di sisi kanan dan kirinya bergantian seraya menjelaskan, "Aku harus memastikan sesuatu." Ia kemudian beralih pada iblis jahat di hadapannya. "Lucifer, kenapa kau melakukan ini? Kenapa kau kabur dan menghabisi manusia-manusia tak berdosa ini? Kau sebaiknya kembali ke tempat dimana tempatmu berada."

Suara tawa Lucifer melengking memenuhi atmosfer di sekitar mereka. Bersamaan dengan itu, bulan purnama yang sebelumnya terlihat terang dari bumi, dengan cepat terhalang oleh awan gelap yang entah muncul darimana. Ia menghentakkan tongkatnya ke tanah dan manusia-manusia berjubah hitam tersebut mulai mendongakkan kepala mereka.

Sosok di hadapan mereka tampaknya bukan lagi manusia. Mata mereka bolong dan wajah mereka rusak di beberapa bagian. Benar-benar lebih menyeramkan daripada hantu yang pernah ditemui oleh Louis.

"Habisi mereka!" titah Lucifer.

Keempat orang itu mulai berpencar sesuai dengan rencana mereka sebelumnya. Maggie menembak beberapa lawan dan membuat mereka berubah menjadi abu dengan kedua pistolnya, sedangkan Louis sibuk dengan shotgun di posisinya.

Jill tampak menghabisi beberapa lawan dengan menggunakan pedang sakti miliknya. Wanita itu menebas kepala dan tubuh mereka, membelahnya menjadi berkeping tanpa ampun. Membuat tubuh-tubuh mengerikan itu bertebaran di tanah sebelum melebur menjadi abu bersama angin malam itu.

Beberapa waktu berlalu dan mereka bertiga berhasil menghabisi makhluk-makhluk mengerikan itu sampai tak bersisa. Dengan sisa tenaga yang mereka miliki, Lucifer akhirnya bisa menjadi satu-satunya target mereka sekarang. Iblis itu berdiri di sudut jalan tanpa ekspresi apapun, menyapu pandangannya kepada empat orang yang masih bertahan di hadapannya.

"Hey, Iblis, menyerahlah!" seru Louis. "Kau tidak akan berhasil melawan kami. 4 lawan 1? Kau pasti bergurau!"

Lucifer mengamati Louis sebelum kemudian kembali tertawa. "Apa kau menantangku, Tuan Pengacara?" tanyanya dengan suara yang justru terdengar meremehkan. "Bagaimana jika aku menunjukkanmu sesuatu sebelum kau mendatangiku?"

Lucifer lalu menghentakkan tongkatnya ke tanah sebanyak dua kali dan mengarahkannya kepada Louis. Cahaya biru keluar dari ujung tongkat tersebut dan hampir mengenai Louis, jika saja Maggie tidak berlari dan mendorong tubuh Louis dengan sisa tenaganya.

Seperti adegan dalam film yang diperlambat, Louis menatap Maggie yang nekat menghalanginya dari Lucifer. Mata mereka beradu dalam waktu sepersekian detik. Netra biru milik Maggie menyorotkan rasa sakit yang begitu dalam akibat kekuatan tongkat sakti milik Lucifer yang menembus tubuhnya. Gadis itu sedikit demi sedikit kehilangan kekuatan untuk bertahan dan perlahan limbung ke bawah. Namun sebelum tubuhnya jatuh mencapai tanah, bibir gadis itu tanpa sengaja mendarat tepat di atas bibir Louis hingga membuat pria itu benar-benar terkejut.

Maggie kemudian memejamkan matanya dan berhenti bernapas ketika Louis berhasil menangkapnya sebelum tubuh gadis itu benar-benar menyentuh aspal yang dingin.

"Maggie?" panggil Louis panik. Ia mengguncangkan tubuh gadis di dalam dekapannya itu kuat-kuat. Tidak terima jika Maggie harus mati karena menyelamatkannya. "Bangun, Mags! Maggie!"

"Sayang sekali," kata Lucifer memecah suasana. Ia menggeleng dan mencebik. "Aku sangat menyukai gadis itu dan berharap dia mau menjadi pendampingku, tapi dia memilih menjadi bodoh dengan menyelamatkanmu."

"Iblis itu!"

Jill segera berlari dengan pedang saktinya saat Lucifer lengah dan buru-buru mengambil posisi untuk kemudian menusuk jantung iblis itu dengan ujung pedangnya yang tajam. "Mati kau, Iblis jahat!"

Iblis itu melotot tak percaya. Pandangannya berubah marah ketika menyaksikan pedang yang dibawa oleh Jill menusuk semakin dalam ke titik kelemahannya. "Kau... aku akan membalasmu!"

Jill terkejut saat Lucifer masih mampu mendorongnya dengan kekuatannya hingga wanita itu dibuat terlempar jauh dan menabrak mobil di belakangnya. Ia kemudian jatuh berguling di aspal karena rasa sakit yang menyelimuti punggungnya.

Dan di saat Lucifer memerhatikan Jill, memastikannya mati, Edward dengan cepat menarik kalung yang digunakan iblis jahat itu dan menggenggamnya kuat-kuat. Lucifer menatapnya kaget, berusaha mengambil kembali barang berharga itu dari sang dewa. Namun Edward dengan penuh percaya diri menatapnya lurus-lurus sambil berkata, "Lucifer, inilah akhir dari kisahmu yang menyedihkan."

Saat itu juga Lucifer terbakar dan hilang menjadi debu setelah bersusah payah meminta tolong kepada Edward agar tak membuatnya tewas malam itu.

"Ed, kau berhasil," kata Jill. Wajah dan tubuhnya dipenuhi memar, tapi wanita nyentrik itu berhasil bangkit dan menghampiri Edward. "Kini kau bisa bertemu dengan adikmu."

Kemudian kalung yang dipegang Edward terlepas dan terbang ke udara begitu saja. Muncul cahaya biru yang besar dan menyilaukan di langit hingga Jill dan Edward terpaksa mundur beberapa langkah dari tempatnya.

Bersamaan dengan cahaya biru yang perlahan menghilang, sesosok gadis lain muncul di sana. Gadis berambut pirang bergelombang dengan gaun putih menjuntai sampai menutupi seluruh bagian kakinya itu berjalan menghampiri Edward. Gadis itu menggunakan liontin bintang yang terbuat dari berlian langka dan mahkota kecil di atas kepalanya. Ia lalu tersenyum lembut ketika berhadapan dengan Edward dan memandang pria yang bukan lain adalah kakaknya haru. "Ed, itukah kau?"

Dan dalam satu gerakan, Edward merengkuh gadis itu dan mendekapnya erat-erat. Edward tidak ingin kehilangan adiknya untuk yang kedua kali. Ia tidak ingin menunggu beratus-ratus tahun lamanya hanya untuk memanggil sebuah nama. "Retta." []

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro