Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#9


"Berhenti!! Lepaskan gadis itu!"

Kedua preman tersebut menoleh, menyadari keberadaan Jimin dengan wajahnya yang setengah tertutup.

"Siapa kau??!"

"Beraninya menganggu kami berdua?!"

Dengan gentle, Jimin mengangkat dagunya. Melepas tudung kepalanya dengan penuh kekuatan. Melonggarkan resleting jaketnya dan menunjukkan bahwa ia berani! Sangat gagah berani!

Dan memang benar, buktinya gadis tersebut tak pernah bosan dibuat terkagum-kagum oleh lelaki idamannya.

"Sombong sekali. Habisi dia! Beri dia pelajaran!"

Pria berkumis itu menyuruh rekannya maju. Dan dengan sigap, Jimin berhasil menangkis setiap pukulan yang ditujukan lawannya.

Sampai berkali-kali lawan Jimin menyerang, ia berhasil menebasnya dan membuatnya tumbang.

Pria berkumis marah.

Terpaksa, ia harus turun tangan untuk masalah ini.

"Argghhhh!!!!!"

Tenggorokannya bergetar. Ia meraung seperti singa yang kelaparan. Tatapannya berubah menggelap, memberikan sorot kematian. Ya ampun, Jimin tak pernah merasa seragu ini untuk menyerang. Dia takut? Bukan takut, melainkan 5% kepercayaan dirinya tiba-tiba menghilang. Orang bilang, sebaiknya kau menghindari singa yang sedang kelaparan. Dan bodohnya Jimin, ia malah menjadikan dirinya sendiri sebagai umpan.

Mata Jimin mendelik lebar. Pria itu benar-bener nekat!

Ia meraih sebuah tongkat besi bekas yang tergeletak di pinggir gang. Dipukul-pukulkannya tongkat itu ke dinding pembatas jalan..memberikan suara khas yang menimbulkan bulu romanya berdiri sebagian.

Jimin mematung.

'Oh.. ayolah!! Kenapa badanku jadi kaku semua?? Lawan dia, Jim!'

"Hyaaaaaahhhh!!!"

Pria itu mulai mengayunkan tongkat besinya. Jimin tak tau harus bagaimana. Ia tangan kosong sementara lawannya memegang senjata. Gadis yang ditolongnya pun berdiri lemas tak berdaya.


Bugh!!


Jimin terdorong ke belakang. Tubuhnya hampir tertimpa pria berkumis yang tadinya hendak menyerangnya.

Oh, apa yang terjadi?? Wajah Jimin menerka-nerka.

Sesosok bayangan hitam dengan kakinya yang panjang berdiri tegap di depannya.

Rambutnya panjang tergerai..

Butir-butir air hujan membuatnya melekat satu sama lain, rambutnya pun kacau berantakan namun terlihat menggairahkan.

Damnn it..

Jimin, fokusmu dimana??

"Wah, yeoja??"

Entah sejak kapan preman yang tadinya tersungkur di depan Jimin berdiri. Yang ia saksikan sekarang adalah kedua orang asing itu saling berhadapan.

'Mana mungkin gadis itu berhasil mengalahkan preman liar ini?'

Jimin diam-diam mengobservasi.

"Ingat umurmu, Tuan. Bukankah sebaiknya kau menghabiskan hidupmu dengan banyak berbuat kebaikan? Siapa tau setelah ini nyawamu akan segera diangakat ke langit."

"Kurang ajar!! Jaga bicaramu anak muda!"

"Aww!!"

Jimin terkejut!!

Preman berkumis memiringkan senyumnya.

Jimin lupa, bahwa ada dua preman yang sedang bermain-main di sekitarnya.

Dan si gadis pemberani itu, dipukul dan diserang dari belakang.

Bodoh kau Jim!

"Lihat? Sekarang apa yang bisa kau lakukan Nona? Menangis? Berteriak??"

"Kau terjebak! Kerja bagus Hadong!"

Tawanya mengeras seperti dipancarkan melalui sebuah toa.

"Sepertinya, malam ini sekali tepuk kita dapat dua nyamuk."

"Kita jual, atau kita pakai sendiri ya mereka? Hadong, bagaimana pendapatmu?"

Pria yang dipanggil Hadong melirik ke gadis yang tergeletak tak jauh dari lokasinya.

"Kita jual saja dia dan kita nikmati yang ini. Aku penasaran, gadis yang galak katanya jauh lebih memuaskan di atas ranjang.  Haha."

"Kotor sekali otak kalian! Jangan harap kalian bisa menyetuhku!!"

"Eghh!!"

Gadis pemberani melancarkan aksinya kembali. Ia menginjak kaki Hadong dan menyuduk perutnya menggunakan sikunya. Ia pukuli habis-habisan pria tersebut.

"Rasakan itu!"

"Hey! Awass! Di belakangmu!"

Jimin berteriak setengah mati. Menonton perdebatan satu gadis melawan dua preman jahat sepertinya kelihatan menarik. Namun, sudah saatnya dia mengakhiri 'film' itu. Dia harus segera bertindak. Saat si gadis akan di pukul dengan tongkat besi pria berkumis tadi, Jimin berhasil mendekapnya dan membuat punggungnya sendiri sebagai sasaran empuk.

Ia tak berteriak. Hanya mengerang. Bagaimana tidak sakit? Punggungnya pasti memerah saat ini. Tulang-tulang belakangnya terasa remuk semua. Ya, hanya demi gadis pemberani ini Jimin  berbuat senekat itu.

Jimin kehabisan kesabarannya. Kemarahannya mulai muncul dan dengan ganas ia menyerang balik orang pengecut tersebut.

"Pergi kau! Atau kupanggil polisi agar mereka menangkapmu!!"

Rupaya, lelaki itu masih tak mau menyerah. Ia mengeratkan genggamannya pada tongkat besi yang ia bawa. Jimin merasa awas. Secara spontan, tangannya menggandeng tangan si gadis dengan kuat. Meremasnya sampai memerah.

Pria itu berjalan setengah lari menuju ke arah mereka.

"Ayo kabur!!"

"Apa?!"

"Kabur!"

"Dia sendiri, kita berdua. Kita pasti bisa melumpuhkannya."

"Kau pikir ini video game? Kalau kita mati, kita tak akan bisa hidup lagi. Lagipula, preman itu tak kenal kata menyerah! Ayo larii!!!"

Dan aksi kejar-mengejar pun terjadi.

"Dimana mereka?!!"
"Awas kalau sampai kutemukan kedua anak itu! Aku tidak akan membiarkan mereka kabur lagi!"

"Akan kuberi mereka semua pelajaran!!"

................................

Jimin merasakan udara hangat menyapu dada bidangnya.

Suara nafas tidak teratur merasuki telinganya. Tidak asing. Ia bahkan mengetahuinya sejak awal.

Siapa gadis yang ia ajak lari barusan...

Bersembunyi di bagasi mobilnya sendiri, Jimin merasa dirinya bodoh lagi-lagi. Bukankah ia bisa saja kabur menggunakan mobilya sedari tadi?? Tak peduli dengan keadaan fans terberatnya, Rose, saat tadinya ia tergeletak di aspalan yang dingin dan kotor. Berpura-pura pingsan hingga keadaan memungkinkannya untuk melarikan diri dari kejadian. Pintar sekali!

Namun, Jimin masih mau bermain-main dengan takdir. Bagaimana Tuhan mempertemukannya kembali dengan..

"Apa kabar gadis penyusup?"

Di ruang yang sempit itu, si gadis berada di bawah kungkungan Jimin. Pengap. Gelap. Tetapi Jimin dapat melihat begitu jelas tingkat kepanikan yang digambarkan dari pemilik wajah tersebut.

"Menyingkir kau!"

Jimin tak mau tau. Tubuhnya beralih posisi, dibukanya bagasi mobil karena tak terdengar umpatan si pria berkumis yang tadinya berada di sekitar mereka.

Jimin keluar.

Disusul oleh si gadis yang dengan cerobohnya sampai terjatuh karena kepalanya terantuk penutup bagasi yang keras.

"Aish!"

Dan lebih cerobohnya, gadis penyusup itu terjatuh dengan bibirnya yang berhasil lepas landas di pipi Park Jimin!

Sempat berhenti sejenak guna memastikan..

Satu... Dua.. tiga... Bahkan sepuluh detik berlalu.

"Astagaaaa!!!!"

Gadis itu tersadar dan mulai berteriak-teriak.

Sungguh bibir yang tidak bisa dijaga baik-baik!! Ceroboh! Memalukan!



'Kim Sohyun, apa yang sudah kau lakukan ini?'

Ia memukuli bibirnya berkali-kali.
























To be Continued...

Double up yg hqq...

Ini yg aku lakukan Ketika aku ada disana dan menyaksikan keduanya...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro