Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#5


"Cepat sembunyi!!!"

"Dimana???"

"Hey, anak baru! Buka pintunya atau kami akan dobrak?!"

Teriakan dari luar menambah takut dua orang muda-mudi yang kini berada dalam satu ruangan penuh ketegangan itu.

"Cepat masuk, disini!"

"Bagaimana kalau ketahuan?"

"Kalau kau tidak segera sembunyi, justru akan ketahuan, bodoh! Cepat masuk!"

Jimin. Pria itu panik ketika wanita asing yang baru ditemuinya menolak untuk segera masuk dan sembunyi di dalam almari. Waktu pun nyaris bertabrakan antara saat mereka tengah memperdebatkan tempat persembunyian itu dengan pintu yang digedor semakin keras seakan kayu-kayunya akan patah dalam lima detik saja.

Namun, berkat Jimin yang tangkas karena ke-otoriterannya dalam menguasai orang lain, ia pun berhasil mengatasi keberadaan terlarang wanita tersebut.

"Hey buka pin-"

"Ada apa, hah? Kalian menganggu orang yang sedang buang air besar saja!"

Seru Jimin santai, berpose seperti orang yang merasa sebal sebab kenikmatannya terganggu. 'Tidak terjadi apa-apa, aku sedang bersantai sendirian sambil nonton film.. Ayo, Jimin! Berbohonglah kali ini saja!' , racau Jimin dalam hati.

"Dimana gadis itu?"

"Gadis? Gadis yang mana? Siapa??"

"Jangan bohong! Kami mendengar teriakannya dari kamarmu barusan! Katakan dimana dia?!"

"Teriakan? Maksudmu, film itu??"

Jimin mengacungkan telunjuknya pada sebuah layar laptop yang menampilkan pergerakan gambar dalam sebuah cuplikan adegan. Secara tidak sengaja, ia tadi pagi memergoki Taehyung sedang menonton sebuah film dari laptopnya, sesaat sambil bergantian memakai kamar mandi. Tak sempat ia men-shutdown, saat Jimin mendesaknya segera berbenah diri. Sial! Dia begitu cerdas. Tetapi 'secerdas' itu kah?

"Film? Kau pikir suara yang baru saja kami dengar itu berasal dari sebuah film?"

"Terlebih, itu--

film kartun?"

Jimin melebarkan matanya, menatap balik layar laptop yang terbuka.

'Aish!! Taehyung merepotkan! Tidak orangnya, tidak laptopnya sama saja!'

"Sejak kapan Nobita pengisi suaranya perempuan? Apalagi mengeluarkan suara teriakan semerdu itu."

"Doraemon tolong aku~~~"

Ejek mereka sambil tertawa. Kemudian, keadaan kembali serius.

"Minggir! Kami mau lewat! Awas saja kalau kami sampai menemukan perempuan itu di dalam kamarmu!!"

Jimin berusaha menghadang salah seorang lelaki yang banyak bicara sejak awal kedatangannya. Percuma, kalau saja badan Jimin lebih besar darinya, pasti ia bisa mengalahkan dan mengusir lelaki itu dalam sekali tepuk. Sedikit lebih besar tepatnya, karena perbedaan tybuh mereka tidak terlalu signifikan. Sayangnya, tubuh Jimin yang kekar tetap tak mampu merubah takdir orang yang kini memberantakan kamarnya yang sudah berantakan.

"Ya!! Aku kan sudah bilang, tidak ada siapapun disini! Pergilah! Kau hanya menghancurkan kamarku saja!"

"Anak baru! Apa kau tidak tau siapa aku??"

"Kau manusia, bego!"

"Bego?!"

"Teman-teman! Beri dia pelajaran!!"

Dalam gerakan serempak, tiga sampai lima orang yang menemani lelaki tersebut langsung menyerbu Jimin. Mereka mengambil selimut yang terbentang di atas kasur, dan membelitkannya ke tubuh mini Park Jimin. Lalu, mereka tutup kepala Jimin dengan sarung bantal. Tak lupa mengikat tubuhnya yang betbalut selimut dengan sebuah ikat pinggang. Miriplah dia seperti hidangan penutup untuk makan malam.

"Heh! Lepaskan aku!!"

"Kami akan melepaskanmu setelah kami menemukan gadis itu."

"Dan, ya. Perkenalkan, aku Min Yoongi! Anak ketua pengurus asrama sekaligus yang paling berkuasa disini! Jangan main-main denganku.."

"Kalian, geledah kamar ini sampai ke sudut-sudutnya! Jangan melewatkan satu pun tempat yang potensial bagi cewek itu sembunyi!"

"Siapp!!"

'Gawat. Bagaimana kalau mereka menemukan gadis itu? Bisa mati aku!'

"Di kamar mandi tidak ada!"

"Di balkon juga tidak ada!"

"Di bawah kasur kosong!"

"Kemana gadis itu sembunyi??"

Saat itu pula, mata Yoongi memandang sengit ke arah almari yang sedikit terbuka. Ia terlihat curiga. Jari-jari tangannya mengelus dagu, ia memikirkan sesuatu.

"Kau! Periksa almarinya!"

'Almari?!'

Jimin memasang muka shock dari balik penutupnya. Keringat membasahi pelipisnya. Baru sehari di asrama, tidak mungkin dia akan diusir kan?

Mulut Jimin tak berhenti berkomat-kamit membaca doa. Semoga Tuhan memberikan keajaiban dengan menghilangkan gadis itu dari almarinya. Layaknya sebuah pentas sulap yang sering ia saksikan sewaktu TK. Kalau perlu menghilangkan gadis itu sampai selamanya, sampai tidak pernah kembali!

Suara pintu almari yang terbuka merobek gendang telinga Jimin secara perlahan. Setiap bunyi 'kriet' adalah seratus kali dera di tubuhnya. Astaga, ini benar-benar menakutkan! Lebih menakutkan dari film horror yang ia tonton bersama Taehyung pekan lalu.

"Bos?"

"Tidak ada apapun disini, kecuali.."

'Meowwww!!!'

Seekor kucing melompat dan mencakar-cakar wajah pemuda yang ditugaskan membuka almari tersebut.

"Ada kucing?"

"Kucing?!"

Teman-teman Yoongi begitu kaget dan heboh ketika seekor kucing yang entah darimana asalnya tiba-tiba melompat dan memberi pahatan menyakitkan di wajah salah satu temannya yang lain.

"Kenapa kalian diam saja?? Bereskan kucing itu! Tidak boleh ada hewan peliharaan di asrama ini!"

Perintah Yoongi kepada teman-temannya (yang lebih tampak seperti anak buah).

Bukannya segera melaksanakan perintah Yoongi, mereka semua terheran-heran menangkap raut muka Yoongi yang ketakutan.

"Bos kenapa??"

"Kenapa apanya, bodoh! Singkirkan kucing itu dari asrama secepatnya!"

"Bos?"

"Singkirkan kucing itu!!! Jangan banyak bicara atau aku akan merobek bibir kalian satun per satu!!"

Dan berakhir ricuhlah suasana di kamar Jimin setelah keberadaan seekor kucing terkuak. Jimin yang masih tak dapat melihat apapun, hanya bisa pasrah. Dia pun siap menanggung risiko jika sampai beritanyanya yang membawa peliharaan, terdengar ke pengurus asrama. Itu akan menjadi headline news besar-besaran sepanjang sejarah per-asrama-an.

"Iyaaahh!! Husshhh!! Husshhh!! Sana Pergi!! Husshhhhh!!"

Teriak Yoongi yang entah sejak kapan sudah berdiri di atas kasur dan berjingkrak-jingkrak.

"Yakk!! Jangan bengong kalian! Usir kucing itu dari hadapanku!"

"E-eh. I-iya Bos!"

"Kucing manis... sweety.. kemari. Yuk sama Om. Kita main di luar.."

"Om punya ikan asin loh!"

"Puss.. sini.. ayo... kita jalan-jalan ke taman.."

"Apa kalian punya otak?! Kucing tidak akan bisa diajak bicara! Angkat saja tubuhnya dan buang dia dari sini!!"

"H-huahhh!!!!"

Teriak Yoongi untuk yang terakhir kalinya setelah mendadak kucing tersebut melompat dan menggigit pantatnya. Yoongi pun lari terbirit-birit diikuti oleh 'anak buahnya'.

Tepat di lorong yang tak jauh dari kamar Jimin, Taehyung berpapasan dengan gerombolan lelaki tersebut. Ia menatap aneh kepada mereka semua. Tidak sadar bahwa dirinya sendiri pun manusia teraneh yang pernah dikenal Jimin.

"Oh, ada apa ini? Apa baru saja diadakan pesta di kamarku??"

'Miawww'

"Loh, Sassy! Bagaimana kau bisa keluar dari kandangmu?"

"Dan.."

Taehyung melayangkan pengelihatannya ke sekeliling ruangan.

"Kemana Jimin??"

"Taehyung? Apa itu kau??"

Taehyung menggidikkan kepalanya. Sedikit merinding karena mendengar suara Jimin di kamar yang sesepi itu.

"Hoi! Tae?!"

Taehyung mengorek telinganya, berharap ia salah dengar.

"Taehyung jelekk! Aku disini!! Bantuin kek!!"

Setelah ucapan ketiga yang dilontarkan Jimin, barulah Taehyung sadar kalau sahabatnya berada di dalam gulungan selimut di bawah kasur.

"Astaga! Apa yang terjadi?"

Tanyanya dengan tangan yang sibuk membebaskan tubuh Jimin dari jeratan selimut.

"Ini semua gara-gara film kartun menyebalkanmu itu!"

Taehyung melirik laptopnya yang masih menyala.

"Yak! Kau menontonnya? Itu bukan film horror! Kenapa kau harus sembunyi di bawah kasur dengan kondisi seperti ini?"

"Kau penakut juga ternyata!"

"Bukan begitu! Ceritanya panjang. Singkatnya, seorang gadis penyusup masuk ke kamar kita dan mereka baru saja menggeledahnya. Kesialan yang coba aku hindari dengan menyembunyikan si gadis malah berakhir seperti ini. Mereka tau kalau aku bawa peliharaanku ke asrama!"

"Gadis?? Gadis mana lagi yang kau kencani?? Kenapa kau bawa ke asrama?? Dasar tolol!"

Kata Taehyung yang dengan geram menoyor kepala Jimin sampai laki-laki itu terjungkal ke belakang.

Jimin menarik nafasnya dalam-dalam dan bangkit.

'Sabar Jim.. Sabar.. hhuhh... susah punya teman seperti ini.'

"Kim Taehyung yang pintar, gadis itu bukan partner kencanku! Dia PE-NYU-SUP! PAHAM?"

"Oh.. lalu dimana dia?"

"Uh? Kau benar."

..........................

"Menyebalkan! Aku lapar.. dan harus berlarian begini gara-gara kejadian tadi. Ah.. setidaknya aku bisa terbebas dari cowok yang mengurungku di dalam kandang bersama si kucing jeleknya! Sekarang aku bebas.. aku mau makann.."

Sohyun berhasil kabur dari asrama setelah kejadian menggigit pantat Min Yoongi, ini bukan kejadian yang ia harapkan. Secara insting, tidak tahu mengapa ia gemas ingin menggigit pantat orang yang membuatnya panik tersebut.

Sekarang ia terlontang-lantung di jalanan, hendak menuju ke tempat makan, pun sayang tidak punya uang. Malang sekali nasibnya, ia sudah sejak semalam tidak makan. Ia sangat kelaparan.

Sohyun melihat sebuah kursi panjang di sisi jalan. Ia memutuskan untuk istirahat sejenak, setelah itu ia akan mencari akal untuk kembali pulang ke rumahnya. Energinya benar-benr terkuras.

Tubuhnya terduduk lemas dan lesu. Bibirnya sudah pucat pasi. Mungkin ia juga mulai bau karena tak mandi. Pakaiannya kotor memprihatinkan. Sudah sangat mirip gembel di teras depan toko di perkotaan.

"Makanlah."

Mata Sohyun berbinar setelah seseorang meletakkan dua bungkus kimbap segitiga di pangkuannya.

"Wah, bagaimana Tuan bisa tau kalau saya sedang kelaparan?"

"Karena aku pernah mengalaminya."

"Eih.. aku juga tau kalau Tuan pernah kelaparan sepertiku. Tetapi sungguh, Tuan sangat baik hati. Terima kasih..."

Ucap Sohyun sambil berdiri dan membungkukkan badan sebelum kemudian kembali duduj dan membuka salah satu bungkusan kimbap.

"Habiskan itu, setelah ini kita akan lanjut makan di cafe favoritku."

"Eh? Tuan serius?"

"Jangan panggil Tuan. Umurku tidak setua itu. Namaku, Kim Namjoon."

"Oh.. maaf. Saya pikir Anda... ah sudahlah. Nama saya-"

"Kim Sohyun kan? Jangan terlalu formal bicara denganku, Sohyun."

"Kau tau namaku? Bagaimana? Apa kau penguntit?"

Sohyun setengah beranjak dari tempatnya duduk. Ia mulai panik dan takut.

"Tenang.. tenangkan dirimu. Kontrol rasa panik dan takutmu kalau kau masih ingin dalam wujud manusia."

"Kau tau?? Kau tau bencana yang menimpaku ini??"

Sohyun dipenuhi rasa ingin tahunya.

"Aku sudah bilang kan, aku pernah mengalaminya."

"Maksudmu?"

"Aku juga pernah dikutuk sepertimu."

"Menjadi seekor kucing yang kelaparan... "




















To be Continued..

Hay hay hay..

I'm back again nih!

Kita kedatangan cast baru.

Untuk Yoongi, maaf karena pantatmu harus tergigit hehe..

Dan untuk Namjoon, welcome, setelah lama kupikirkan, akhirnya aku memilihmu sebagai tokoh penderita lain di cerita ini. Cocok sih jadi guru pembimbingnya Sohyun nanti. Uhuuu..

Btw, kalian mau Jimin bersaing sama siapa nih?

Aku bingung. Kasih saran dongs???😣😩😩

Eh, part ini gaje ya? Maaf. Nggak bakat ngelucu..

Next (?)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro