#26
"Benar-benar minta dihajar!"
Seru Jimin setelah berhasil menutup rapat pintu ruangan ibunya yang dirawat.
"Bukankah itu tadi sangat keterlaluan?"
Kata Sohyun dengan sedikit raut kepanikan.
Sebentar, apa yang terjadi?
100% tepat! Jimin sedang marah-marah tanpa sebab logis. Baru saja dia menendang Yoongi keluar. Semudah itu?
Yoongi adalah tipikal pria yang menjaga kebersihan. Setelah air bercampur ludah Jimin mengguyur wajahnya, laki-laki itu terbirit keluar kamar dan mungkin tidak akan kembali lagi. Bisa jadi Yoongi merasa jijik bila harus berurusan dengan ternakan mikroba dari mulut Jimin, tidak! Yoongi sekarang trauma!
"Ada apa, Park Jimin? Kenapa ekspresimu kaget begitu saat Yoongi memintaku jadi pacarnya?"
"Apa kau akan menerima Yoongi?? Pria batu itu?? Pria es kutub yang suka ngomong rasa cabai??"
"Memang kalau aku terima kenapa? Dia baik, kok."
"Tapi aku yang tidak baik! Aku tidak baik-baik saja jika kau dengan lelaki itu!"
Sohyun tercekat. Apa ini artinya Jimin tidak ikhlas kalau Sohyun jatuh ke tangan pria lain? Apa artinya Sohyun telah berhasil merebut hati Jimin? Dan apakah artinya mimpi Sohyun untuk kembali berjalan dengan dua kakinya akan segera tergapai?
Sohyun tidak sabar!
"Jadi.. kau tidak suka aku bersama Yoongi?"
"Tidak!"
"Kalau aku bersama Eunwoo?"
"Tidak juga!"
"Bagaimana dengan Namjoon?"
"Tidak dengan tiang listrik itu juga! Sohyun, kau milikku!"
Astaga! Sohyun tidak bisa mengatupkan kedua bibirnya yang membulat membentuk huruf 'O'.
Sohyun ingin berteriak sekencang-kencangnya, namun sayang, ibu Jimin butuh istirahat cukup dan Sohyun tidak biaa mengganggunya. Sohyun tidak bisa memekik dan ia harus menahan suaranya dengan menutup kuat-kuat mulutnya.
Sekarang, Sohyun sudah memenuhi komando Namjoon. Lalu apa? Kapan dia akan berubah jadi manusia?
Jimin menyesali kalimatnya barusan. Wajahnya berubah drastis, sudah datar, makin datar pula mirip tripleks. Mendadak pria itu mendiami Sohyun dan mengabaikan keberadaannya. Sohyun agak bingung dan kecewa.
Sementara di luar, hari bertambah gelap. Bahkan sungguh sunyi tanpa ada bintang dan bulan di langit sana.
Sohyun menarik nafas. Baiklah, jika Jimin yang mendiaminya, maka gadis itulah yang harus lebih aktif.
Ia tidak akan membiarkan Jimin pergi darinya secepat itu.
"Hei! Kau mendiamiku? Kau harus tanggung jawab dengan kalimatmu barusan!"
Tutur Sohyun pada Jimin yang berbaring santai di atas sofa.
"Memang aku bilang apa dan kenapa harus bertanggungjawab?"
"Ya Tuhan, apa kau sudah tua?? Umurmu berapa?? Atau kau terlalu lama tidak menggunakan otakmu, makanya sekarang jadi tidak berfungsi. Yang mana?"
Jimin membuka kembali matanya yang terkantuk-kantuk. Iya, sepertinya otaknya memang tidak berfungsi karena ia begitu lalai mengekspos kata-kata yang sekarang mendorong Sohyun untuk menuntut pertanggungjawaban padanya. Bodoh, Jimin!
Dengan mengusir kantuknya, Jimin berdiri dan menghampiri Sohyun. Ia membekap mulut Sohyun dengan tangan mungilnya, ia mendekap tubuh Sohyun dan membawanya ikut duduk di sofa.
Ah, bukan duduk! Melainkan berguling di atas sofa..
"Park Jimin!"
Jerit Sohyun sekaligus setelah Jimin melepaskan bekapannya. Tetapi Jimin membiarkannya dan justru menutup mata.
"Jangan berisik, Eomma-ku lagi tidur.."
"Terus, apa yang kau lakukan ini?? Biarkan aku pergi.."
"Katanya, kau memintaku untuk bertanggungjawab. Jadi selesai kan perkaranya?"
"Tidak begini juga.."
"Hm.. terserah. Asal jangan menuntut lebih dariku. Mengerti?"
Sohyun menghembuskan nafasnya sembari mem-pout-kan bibir.
Sohyun jadi membayangkan, bagaimana sosok Jimin jika ia menjadi kekasihnya?
Aish.. tidak mungkin! Apa sekarang Sohyun berharap menjadi kekasih Jimin? Lagipula ada banyak pria tampan di luar sana. Sebut saja Namjoon dan Eunwoo. Jungkook juga boleh walaupun lelaki itu masih belum cukup dewasa. Taehyung?? Tidak. Sohyun rasa lelaki itu masih mengharapkan Yerin kembali padanya. Yoongi?? Jelas-jelas lelaki itu menyerah secara tidak langsung gara-gara semburan air kotor dari mulut Jimin.
"Apa yang kau pikirkan? Eih.. kau menyukai pelukanku? Baiklah. Aku akan memelukmu lebih erat.."
"Park Jimin!! Hentikan!"
"Sekarang kita apa?"
Pacar? Tapi Jimin tidak menembaknya. Teman?? Benarkah Jimin menganggap Sohyun adalah teman?
Atau Sassy si peliharaannya?
Namun percayalah, kelakuan Jimin pada Sohyun jadi semakin aneh. Pria itu terlalu sering melakukan skinship dengan Sohyun.
Mencurigakan.
.............................
"Hyung??"
Jinwoo membukakan pintu rumah. Tertulis nama dokter dan alamat praktiknya di halaman depan. Iya, itu adalah rumah keluarga Jimin.
Pagi-pagi sekali, Jimin mengajak Sohyun keluar rumah sakit. Karena tidak memungkinkan jika Jimin terus menampung Sohyun di sana, situasi akan segera memburuk ketika Sohyun berubah jadi Sassy. Pihak rumah sakit pasti akan bertindak tegas dengan mengusir kucing yang dikira menyelinap masuk ke rumah sakit itu.
Jika harus membawa Sohyun ke asrama juga mustahil. Sekarang ini, Sohyun masih dalam wujud manusianya. Gadis itu tidak bisa masuk seenaknya ke dalam gedung asrama selama tubuh kucingnya tiada.
Solusi satu-satunya adalah mengirim Sohyun ke rumah Jimin dan menyuruhnya untuk tinggal di sana sementara.
"Loh, kau??"
"Jinwoo.. ini.. Kim Sohyun"
"Siapa?"
Ulang pertanyaan Jinwoo menggunakan nada yang sedikit menuntut.
"Kim So-Hyun."
"Bukan itu, maksudku, Kim Sohyun ini siapamu?"
Jelas pertanyaan Jinwoo dengan menekankan nama Sohyun di dalamnya.
"Siapa?.."
"Teman."
Sahut Sohyun sambil menatap Jimin kesal.
"Ah, iya. Dia temanku."
Lalu Jinwoo mengangguk mengerti. Mereka bertiga pun masuk ke dalam rumah untuk membahas tujuan Jimin menggandeng Sohyun ke kediaman keluarganya.
"Jadi, aku berniat memintanya tinggal di rumah kita."
"Apa, Hyung?"
"Kau serius?"
"Iya serius, lah."
Jinwoo meneliti gerak-gerik Sohyun. Baru sekarang ini Jimin mengajak wanita ke rumah dan menyuruhnya tinggal disitu. Hal tergila yang pernah ada!
"Sohyun, sementara kau tinggal disini. Oh ya, nanti sore Jungkook akan kemari untuk mengantar Christian. Kau bisa merawat dan menjaganya selama aku tidak di rumah kan? Aku harus mengurus Eomma di rumah sakit, belum lagi aku harus menghadiri perkuliahan. Aku percayakan Christian padamu."
Christian? Kucing sok kegantengan itu? Yang benar saja Jimin menyerahkan dia padaku?! Jimin kan tau kalau aku tidak suka kucing..
"Sohyun.. anggap saja tugas itu adalah balas budimu selama aku mengadopsimu sebagai Sassy, kau mengerti?"
Bisik Jimin ketika tau kekhawatiran Sohyun dari mimik mukanya.
Mau tidak mau, Sohyun pun bersedia. Tentu dengan segala risiko yang mungkin akan ditanggung Jimin ke depannya.
"Bagus dong kalau begitu.. Apa aku juga boleh menitipkan Milo padamu?"
Pinta Jinwoo dengan mata berbinar.
Ah, Sohyun benci hal ini. Tapi apa boleh buat??
"Iya.."
............................
Seharian ini Sohyun sibuk. Untuk beberapa saat, ia berubah jadi Sassy. Untung pada saat bersamaan, Jinwoo sedang berada di luar rumah untuk bergantian menjaga ibunya.
Ketika tubuh Sohyun kembali, ia harus memberi makan Christian dan juga Milo. Dan sialnya, hari itu makanan kucing mereka habis. Sohyun harus membelinya di minimarket.
Karena Milo tertidur pulas di kandangnya, Sohyun pun mengajak Christian untuk ikut berbelanja bersamanya. Tak lupa Sohyun memasang tali di leher Chris agar kucing itu tidak hilang.
Apa karena cuaca cukup bagus, makanya Chris menurut padanya ya?
Dulu sekali, Sohyun masih ingat pertemuan pertamanya dengan Chris di rumah itu. Chris tipe kucing yang 'bossy'. Ia mengklaim kalau semua barang adalah miliknya. Like pet, like the owner. Sohyun alias Sassy yang merupakan kucing yang diadopsi Jimin, akhirnya kena imbas kecemburuan Chris.
Sejak saat itulah, Sohyun tidak menyukai jika dirinya harus dihubungkan-hubungkan dengan Chris.
"Wow, Chris.. tumben kau menurut padaku."
Jangan lupakan fakta. Meskipun orang lain tidak dapat berkomunikasi dengan Chris, tetapi Sohyun bisa sebab dirinya adalah bagian dari mereka.
"Chris, aku mau ke toilet dulu. Kau tunggu disini dan jangan kemana-mana, ya?"
"Lihat, aku mengikatmu di tiang ini. Jangan mencoba kabur.."
Ancam Sohyun pada Chris.
Sohyun membelitkan tali tersebut ke sebuah tiang di sekitar minimarket. Baru saja Sohyun keluar minimarket dan membawa beberapa kantung plastik berisi belanjaan.
Gadis itu berbalik masuk dan berniat untuk ke toilet sebentar.
Tanpa disangka-sangka, niat sederhana Sohyun malah membawanya pada masalah besar.
Saat Sohyun kembali ke lokasi Chris, kucing jantan itu sudah tak ditemukannya disana. Hanya tali hitam miliknya yang tersisa. Chris lenyap, dan Sohyun tidak tau harus mencari kemana.
Siapa yang mencuri Chris??
Sohyun ketakutam, sebab Jimin pasti akan memakinya jika tau kucing kesayangannya hilang ditelan bumi!
To be Continued...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro