Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#25

Masih ingatkah kalian tentang bagaimana karakter seorang Park Jimin?

Tampan, muda, berbakat. Meskipun dia penyuka banyak wanita, hatinya tetap lembut sebagai seorang pria yang bertanggungjawab. Cinta keluarga, itu yang pasti. Dan juga penyayang binatang, terutama kucing.

Hari ini Jimin menyesal. Ia mengaku cinta keluarga, namun secara tanpa sengaja dirinya pula yang telah ikut merusak suasana keharmonisan keluarganya.

Pertama soal, Park Jinwoo. Jimin angkat tangan perkara adiknya itu. Entahlah, akhir-akhir ini lelaki itu sangat kesal pada adiknya, apalagi jika Jinwoo sudah berbicara tentang Taehyung dan sok mengguruinya dengan nasihat-nasihat memuakkan.

Kedua, Jimin terlalu sering menentang ibunya. Katakan saja penolakan Jimin untuk tinggal di asrama. Merasakan kebebasannya terkekang, hidupnya serba penuh tuntutan dan aturan. Jimin membenci semua hal berbau pemaksaan. Tetapi sekali lagi, seorang Park Jimin bisa dibilang nakal, namun jika hatinya bisa lebih ditilik lagi, Jimin orang yang berkebalikan dengan semua sifat buruknya.

Sayang sekali, pria itu terlalu sulit mengabaikan hasrat dalam dirinya yang mencuat dan mendobrak ketahanan dinding kesabarannya.

"Jinwoo.."

Lirih Jimin memanggil adiknya yang duduk lesu di sofa. Jinwoo pun mendekat tanpa perlawanan.

"Kenapa kau merahasiakan ini semua? Aku tidak akan pergi kalau tau Eomma begini.."

"Maaf.."

"Hyung."

Pertama kalinya dalam sejarah, Jinwoo memanggil Jimin dengan embel-embel 'Hyung'.

Hati kecil Jimin, sebagai seorang kakak, setidaknya jadi lebih bahagia sekarang.

"Kau mau berjanji padaku?"

"Janji tentang apa?"

"Mulai sekarang, panggil aku Hyung. Dan mari kita perbaiki sikap supaya tidak membuat Eomma jauh lebih sakit lagi."

Jimin mengacungkan jari kelingkingnya sebagai tanda perjanjian.

"Setuju."

Keduanya pun berpelukan.

Semoga kerukunan Jimin dan Jinwoo menjadi awal yang indah bagi keluarga kecil mereka.

...........................

"Kau mau kemana?"

Sohyun berhenti setelah menyadari bahwa Jungkook masih mengekor di belakannnya.

"Bisakah kau tinggalkan aku? Aku mau pergi sebentar saja!"

"Aku harus terus mengikutimu. Karena ini perintah Jimin Hyung!"

"Dengar Jungkook, aku tidak kabur kemana-mana!"

"Aku tau.. tapi biarkan aku menjagamu sementara waktu ini."

Perdebatan kecil keduanya memancing banyak perhatian penghuni asrama. Beruntung Sohyun dalam wujud manusianya di luar gerbang. Jadi tidak ada yang tahu kalau Jungkook maupun Jimin menyembunyikan gadis jadi-jadian di kamar mereka.

"Ada apa ini? Eh, Kim Sohyun?"

Sohyun dan Jungkook sama-sama mengikuti arah suara yang mengintervensi pembicaraan mereka. Seorang pria bermata menyipit dengan bibir tipis dan model rambut undercut merah kecoklatannya hadir tanpa permisi.

Siapa yang butuh permisi selama orang itu adalah 'penguasa' asrama? Dan ngomong-ngomong, Jungkook bersama dengan Sohyun, keduanya masih berada di medan magnet asrama.

"Kalau ribut di ring tinju. Ini asrama, bukan tempat boxing!"

Ketusnya.

"Maafkan kami.."

Kata Jungkook dengan sopan dan menundukkan kepala.

"Aish.. sudahlah! Aku pergi!"

Sohyun tak mempedulikan apa yang Yoongi ataupun Jungkook inginkan. Yang jelas, dia mau menyusul Jimin ke rumah sakit. Siapa tau pria itu membutuhkan kehadirannya kan??

"Mau kemana?"

Kali ini lengan Sohyun ditahan. Bukan Jungkook, melainkan oleh Yoongi.

"Ke rumah sakit."

Jawab Sohyun singkat dan tak acuh.

"Oke, aku antar."

"Wah, serius??"

Yoongi yang memang sudah rapi sejak awal kembali memasuki gerbang asrama untuk mengambil motornya.

Ia menyerahkan sebuah helm pada Sohyun, membawa Sohyun kembali pada kesenangannya seketika. Baguslah, Sohyun tak perlu susah-susah mencari tumpangan atau lebih parahnya malah jalan kaki.

Sohyun lekas mengenakan helm-nya dan naik ke motor Yoongi. Sebentar, kedua ekor matanya melirik Jungkook yang wajahnya terlihat begitu kecewa.

"Daa~~ Jungkook. Terima kasih telah menjagaku.. aku pergi dulu."

Sapa Sohyun sebelum motor Yoongi berlalu membelah jalanan kota.

..............................

Tok. Tok. Tok

Jimin bangkit untuk membukakan pintu. Siapa gerangan tamu yang datang di jam sesibuk ini?

Apa mungkin pemilik peliharaan langganan ibunya? Atau anggota komunitas pecinta hewan peliharaan yang selama ini melibatkan peran dari ibunya?

Entah, Jimin tidak tau sampai ia membukakan pintu.

"Sohyun?"

Gadis itu meringis dan menunjukkan gigi-giginya, sambil kedua tangannya melambai ke arah Jimin.

Jimin menyandarkan sebelah tangannya di palang pintu. Sedangkan satu tangannya lagi ia taruh di pinggang. Posisinya sekarang adalah menghalangi Sohyun masuk.

"Jadi... Apa yang kau lakukan disini?"

Sohyun agak bingung bagaimana menanggapi pertanyaan Jimin yang retoris. Ya, seperti yang Sohyun lakukan. Ke rumah sakit untuk mengunjungi orang yang sakit. Dan mungkin.. sedikit menenangkan teman orang sakit tersebut, dalam hal ini sebut saja Park Jimin.

Sohyun mempunya firasat bahwa Jimin terpukul akibat keadaan ibunya, ternyata ia salah.

Yah, kalau dipikir-pikir sudah berapa kali Sohyun salah tafsir gara-gara salah menilai Jimin?

"Bukankah kau harusnya sedih karena ibumu sedang di opname?"

"Oh.. kau khawatir padaku, ya?"

Sohyun memundurkan tubuhnya ketika Jimin membuat gerakan maju yang tiba-tiba.

"Eiyy.. khawatir katamu?"

"Khawatir pantatmu! Aku kesini...."

"Eum.."

Jimin terkekeh.

"Sudahlah, Sohyun. Aku tau kau mengkhawatirkanku.. tapi tenang.."

Set~

Jimin menarik pundak Sohyun dan merangkul gadis itu untuk diajak masuk ke dalam.

"Aku sangat baik-baik saja sekarang. Karena--"

"Maaf, Sohyun. Aku kelamaan ya?"

Jimin menahan kalimatnya saat suara rendah terdengar memasuki telinganya.

"Yoongi? Masuklah. Kau tidak terlambat."

Jimin buru-buru membalikkan badan dan segera membuktikan kalau suara barusan memanglah Yoongi.

"Preman asrama?"

"Apa kau bilang?"

Jimin membuang muka dan merutuki kebodohan Sohyun. Lagian, untuk apa Sohyun membawakannya oleh-oleh pria berlidah tajam ini?

Tidak terduga sama sekali! Bahkan pria Yoon itu bisa memberikan senyuman manisnya pada Sohyun, sementara muka sepahnya ia buang ke Jimin.

Kalau Yoongi adalah cabai, sudah pasti Jimin akan menumbuknya habis-habisan agar lidah dan muka pedasnya itu tak lagi menyebabkan Jimin naik darah.

Ketiganya pun terduduk di sofa, dalam satu baris. Kebetulan Jinwoo pergi ke kampus, dan saat itu Jimin tidak ada kelas. Jadilah mereka hanya bertiga, berempat dengan ibu Jimin yang tertidur di ranjangnya.

Kemarin Si Tampan karakter webtoon, dan sekarang Si Preman Asrama?

Jangan-jangan besok dia membawa Si Tiang Listrik?!

Tidak akan kubiarkan!

"Jadi itu Ibunya? Memang sakit apa Bibi ini?"

Dan yang lebih mengesalkan lagi adalah, Yoongi curi-curi kesempatan dengan Sohyun.

"Hei! Disini aku penjamu tamunya! Bukan Sohyun! Dan perkenalkan, ibu yang ada di ranjang itu adalah ibu kandungku! Jadi stop menginterogasi Sohyun karena dia bukan ibu Sohyun!"

"Bilang saja kau mencari kesempatan dalam kesempitan pada Sohyun! Iya kan?"

"Aku tidak perlu menjelaskannya lagi karena kau tau semua. Iya kan Sohyun?"

Sohyun menarik nafas dalam-dalam. Apakah seumur hidupnya, Sohyun akan dikelilingi orang-orang seperti mereka?

Percuma saja dikelilingi pria-pria tampan, tetapi kehidupan Sohyun tidak seindah imajinasinya.

Sohyun sungguh ingin bebas dan kembali jadi manusia.

Sohyun melirik Jimin yang awet memasang muka flat-nya.

Benarkah pria ini bisa menolongku?

Haruskah aku mempercayai Park Jimin?

Aku tau, Namjoon tidak akan menjebakku karena dia lebih tau segalanya tentangku.

Aku harus tetap maju kalau ingin menikmati sisa waktu yang ingin kulalui tanpa derita!

"Sohyun... Kau mau jadi pacarku?"

Jimin yang sedang meneguk air putihnya tiba-tiba menyemburkannya tepat di muka Yoongi.

"Bbuaaghh!!"

"Apa barusan kau bilang??"

"Kau mau memacari Kim Sohyun?!!"

Tak dipercaya, ternyata Yoongi orang yang blak-blakan. Tetapi mengapa mesti di depan Jimin waktu Yoongi melakukannya?

Naluri terdalam Jimin terpancing, dan hal itulah yang membuat Sohyun penasaran dan tertarik untuk yang ke-sekian kalinya pada Jimin.

Ya, Jimin! Tunjukkan bagaimana reaksimu sekarang? Aku sangat penasaran..

Batin Sohyun.





























To be Continued.

😇😇😇

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro