Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#24

"Eum..."

Sohyun bingung bagaimana harus merangkai kata, bagaimana untuk memulai pembicaraan dengan pria di sebelahnya. Karena ia sama sekali tak ada niatan untuk membawa kabur Eunwoo.

Tujuan satu-satunya Sohyun adalah kabur dari Jimin, dan tanpa disangka-sangka ia malah terjebak dengan Eunwoo yang kebetulan gadis itu temui.

Sementara Sohyun memutar kepalanya ke kanan dan ke kiri serta menunjukkan ekspresi wajahnya yang linglung, Eunwoo menarik senyum. Di matanya, Sohyun selalu tampak lucu dan menggemaskan.

"K-kenapa menatapku seperti itu?"

"Salah ya?"

"Bu..kan begitu sih.. tapi-"

"Wajahmu itu sangat lucu. Sayang kalau aku tidak menikmatinya.."

Ucap lelaki itu masih dengan senyuman kecil yang tak enyah dari ketampanannya.

Susah bagi Sohyun untuk membuang muka, Eunwoo terlalu memikat indra penglihatannya. Tampaknya Sohyun tak jadi menyesal setelah menyeret Cha Eunwoo tiba-tiba, buktinya gadis itu betah bersama lelaki pemilik cafe yang tempo hari Sohyun datangi bersama Namjoon.

Sohyun menunduk malu mendengar pujian Eunwoo kepadanya, ah.. selain tampan Eunwoo romantis juga.

Sohyun mengulum bibirnya sendiri, sudah tidak tau mau merespon seperti apa. Dia habis kata-kata. Atau mungkin, Sohyun tak punya daya lagi untuk menghadapi Eunwoo?

"Permisi.."

Jantung Sohyun berdebar, mendapati pemandangan wajah Eunwoo dari dekat. Alis mata, mata, hidung, bibir... Tak ada yang kurang dari visual lelaki itu. Semuanya sempurna! Lebih dari luar biasa!

Dengan gentle, tangan Eunwoo menyingkirkan guguran daun yang terselip di rambut Sohyun. Bagaimana Sohyun tak terbawa perasaan? Lelaki itu bersikap lembut kepadanya. Sungguh kekasih idaman.

"Dicariin ternyata pacaran disini, ya?!"

Baru beberapa detik Sohyun menghayal masa depannya bersama Eunwoo, Jimin tiba-tiba muncul dan duduk di sebelahnya. Gadis itu kini diapit oleh dua pria tampan.

Jika kalian menjadi Sohyun, mungkin kalian akan ikut merasakan betapa gugupnya dia saat ini.

Di sisi lain Sohyun menghindari Jimin, sebab pria berbibir tebal itu terlalu mudah menebak gerak-geriknya, membuat Sohyun salah tingkah. Sedangkan kehadiran Eunwoo yang begitu mempesona telah membuat Sohyun merona.

Aish.. apa yang harus kulakukan sekarang?

Pria bermarga Cha dan pria bermarga Park saling bertatapan sengit.

"Kau bukannya teman Jinwoo?"

"Benar, Hyung. Namaku Cha Eunwoo."

Eunwoo mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Jimin, tetapi Jimin menampiknya.

"Hyang-hyung, hyang-hyung! Kau pikir aku kakakmu??"

"Maaf, aku hanya ingin bersikap sopan saja. Soalnya, 'Kakak' lebih tua dariku."

"Halah.. sok kenal, sok sopan! Udahlah! Lebih baik ngaku, kau suka sama Sohyun kan??"

Tanpa berpikir panjang, Park Jimin menyembur Eunwoo dengan pertanyaan to the point-nya yang lantas membuat Sohyun tersedak.

"Uhuk..! Hah? Apa??"

"Kenapa, Kim Sohyun?"

Jimin mengalihkan pandangannya ke Sohyun. Menjadikan gadis itu sekali lagi salah tingkah. Wajah Jimin yang terlalu dekat dengan wajah Sohyun, menimbulkan reaksi aneh bagi Sohyun.

Sohyun yang kaget, spontan menepukkan tangannya ke pipi Jimin.

"Aw!! Kau menamparku??"

"E.. bukan. Aku tidak menampar!"

Plak!

Sohyun menepukkan kedua tangannya di udara.

"Ada nyamuk tadi.."

"Ck. Bilang saja kau salting!"

Mengejutkan. Cowok ini bisa menerawang pikiranku, ya??

Racau Sohyun dalam hati.

"Ehem.. permisi. Hyung.. oh. Maksudku Kak Jimin,"

Eunwoo pun angkat bicara demi menyelamatkan Sohyun dari situasi yang tak diharapkan.

"Apa?!"

Jawab Jimin ketus.

"Aku dan Sohyun, kami hanya saling kenal. Kami teman, iya kan?"

Sohyun mengangguk semangat.

"Lagian, kalian teman apa bukan, siapa peduli?? Mau pacaran ya silakan!"

Sohyun mengerutkan dahinya. Awalnya Sohyun pikir Jimin cemburu padanya yang dekat dengan Eunwoo, namun sepertinya Sohyun salah.

"Lalu apa yang kau lakukan disini?? Kau mengganggu kami, kau tau?"

Tanya Sohyun penasaran dan tanpa takut lagi pada Jimin.

"Ikut aku!"

Sekonyong-konyong Jimin menarik tangan Sohyun tanpa izin. Gadis itu terkejut, pun juga Eunwoo yang masih diam tak berbuat apapun.

"Kemana??"

Jimin menyorot Eunwoo sejenak. Matanya yang tajam berubah menjadi sebuah intimidasi.

"Aku kabulkan keinginanmu, Sohyun. Kau akan tau nanti."

"Hei! Lepaskan tanganmu!"

Sohyun meronta ketika Jimin membawanya pergi, namun dalam waktu yang sama, Eunwoo tak bisa melakukan apapun. Pria jangkung itu hanya bisa mendesah pelan.

.............................

Hari berganti gelap, malam pun tiba. Sohyun bersama Jimin tanpa alasan. Sedari tadi, yang mereka lakukan adalah duduk termenung. Tak lebih dari empat puluh lima menitan, waktu Sohyun terbuang.

Sohyun menyeruput jus jeruk di hadapannya, bertumpu dagu dan menunjukkan kebosanannya. Sedangkan Jimin terlalu asik menyelam pada layar ponselnya.

Apa-apaan ini? Tau begini aku akan menolak ajakan Jimin dan lebih memilih berduaan dengan Eunwoo.

Menjengkelkan!

Jimin sesekali tertawa, mata Sohyun pun semakin malas memperhatikannya.

"Haha.. gadis ini bisa ngelawak ternyata"

Rupanya Jimin sedang berkirim pesan dengan gadis-gadis yang tadi meminta id line-nya.

"Hm.. Boleh juga... Tapi, gimana dengan Joy?"

Mendengar nama Joy disebut, Sohyun melotot. Sebelah tangannya menggebrak meja. Jimin jadi sedikit terkejut.

"Aduh! Ngagetin aja! Kalau lagi pms, jangan dilampiasin ke meja dong!"

"Pms?? Eghh!! Iya! Aku lagi pms!! Sebelum aku jadi kucing dan membutuhkan pembalut jenis baru, sebaiknya kau katakan, apa tujuanmu mengajakku kemari?!!"

"Dari tadi kau sibuk dengan ponselmu dan mengacuhkanku! Apa maumu?? Eunwoo jauh lebih menyenangkan! Kau.. membuatku selalu ingin muntah, hoekk!"

Ungkap Sohyun sambil memasang wajah konyolnya. Memperagakan seolah-olah ia ingin mengekuarkan semua isi perutnya lewat mulut.

"Kau mengejekku ya?? Berani sekali! Yak!! Sassy!!"

Wah, Jimin tak bisa mentoleransi lagi sikap Sohyun. Ia bediri dan berpindah tempat. Duduk berdekatan dengan Sohyun, dan membuat Sohyun ketakutan.

"Eh.."

"Eh? Apa?"

Respon Jimin sambil melebarkan kedua matanya, mengangkat kedua alisnya dan memiringkan kepala.

Kedua tangannya merangkul Sohyun, gadis itu merasa sesak dan terancam.

Kacau!

"Kau penasaran, kenapa aku mengajakmu kemari?"

"Tidak! Aku cabut kepenasaranku, sekarang menyingkirlah! Kau membuatku tidak bisa bernafas!"

"Sohyun, kau berusaha merayuku kan? Darimana kau tau seleraku? Lihat penampilanmu ini.."

Sial. Yerin 100% tepat! Jimin tergoda olehku, haruskah aku sedih atau senang?

"Ahaha.. jangan bercanda Park Jimin. Sudah kubilang kan, kalau aku berdandan untuk Eunwoo.."

"Jangan bohong.."

Bisik Jimin.

"Hari ini kau akan mendapat apa yang kau mau.. tenang saja."

"Apa...maksudmu?"

Otak Sohyun kosong. Bahkan dia tak bisa berkutik. Jimin mengikis jarak di antara mereka. Menarik Sohyun menuju ke arahnya dan menatap lekat kedua iris yang dihiasi dengan bulu mata lentik dan eyeshadow tipis kemerahan itu, seakan tak membiarkan gadis itu kabur dari pandangannya.

Jari-jarinya berpindah ke pipi Sohyun secara sensitif. Ibu jarinya mengusap bibir bawah Sohyun sehingga gadis itu tersentak. Kedua tangan Sohyun teremas kecil di kain dress-nya.

Mata Jimin melirik hangat labium Sohyun yang terolesi lipstik merah muda. Pipi Sohyun yang tadi normal, sekarang terlihat lebih merah. Suhu yang tadinya dingin, sekarang terasa begitu panas. Apalagi, hembusan udara yang keluar dari hidung Jimin menyentuh kulit wajah Sohyun dengan begitu menggoda.

Jimin terfokus, ia menyeringai setelah melihat Sohyun memejamkan mata.

"Sohyun... Malam ini.. kau milikku.."

Sohyun memperdalam pejaman matanya, siap tidak siap, Jimin sebentar lagi akan berhasil menguasai dirinya.

2 senti..

1 senti...

1,5 mili..

Selisih bibir mereka semakin pendek.

"Sohyun.."

Panggil Jimin pada Sohyun dengan nada mendominasi..

Tiriringg... Tiriring...

"Akh! Siapa yang nelpon sih! Ganggu aja!!"

Sohyun membuka kelopak matanya satu per satu. Gadis itu menghembuskan nafas lega.

Fyuh.. syukurlah..

"Jinwoo?"

"Masa bodoh!"

Tit.

Jimin mematikan ponselnya dan kembali melirik Sohyun.

"Nah, sekarang tidak akan ada yang mengganggu.."

Kata Jimin sambil mempertontonkan mimik wajah mesumnya.

Ya, Park Jimin yang diam-diam suka hal berbau mesum. Sohyun tidak kaget akan hal itu. Tapi di situasi sekarang?? Matilah dia!

"Kemarilah, Sohyun.."

"Aduh.. lepaskan.. kau tidak malu??"

Kali ini Sohyun berani bersuara.

"Ngapain harus malu? Kita beberapa kali sudah melakukannya. Kau lupa?? Hm??"

"Kalau begitu biar aku mengingatkanmu!"

"E-eh.."

Sohyun menghalau bibir Jimin dengan telapak tangannya.

"S-sudah cukup! Kau.. menyebalkan!"

Jimin memperkuat tarikannya pada pinggang Sohyun. Hidung keduanya pun saling bersentuhan. Sekali lagi, Sohyun jadi tak bisa berkutik.

Apa dia sungguh akan menciumku??

Sohyun, menyenangkan bisa menggodamu..

Ya Tuhan, kuharap ini bukan akhir kisahku..

Hari ini, kau akan jatuh padaku, Sohyun..

Sial. Sohyun menutup matanya kembali, Jimin jadi lebih leluasa. Seringaian muncul lagi di bibirnya.

Sebentar lagi.. tidak. Hanya butuh sepersekon saja Jimin akan mendapatkan bibir Sohyun.

Jimin membuka mulutnya, dan..

"Aishh!! Sialll!!!"

"Kenapa harus sekarang kau berubah jadi Sassy???!!!!"

"Kim Sohyun!!!!"

Jimin menyumpahi kucing kaliko yang bersikap manja tanpa dosa di pangkuannya.

Lelaki itu pun membuang nafasnya kasar.

"Sial..."




.









Tiriring.. tiriring...

"Ck! Apa lagi sekarang?! Si kunyuk itu selalu mengganggu aktivitasku!"

Jimin mengangkat teleponnya.

"Halo??"

"Apa?! Eomma masuk rumah sakit?!!"























To be Continued.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro