Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#16


"Uh..."

Sebuah tangan yang putih nan mulus terlihat bergerak gusar, mencoba menemukan sasaran empuk yang nyaman untuk dipeluk. Hanya terdengar suara lenguhan-lenguhan khas orang tertidur. Suasana cukup hening, meskipun beberapa kali alarm berdering membawa bising di telinga.

"Hoaahhmmm..."

Seorang gadis menguap. Perlahan, sinar matahari masuk dan menyilaukan matanya, membuat kedua bulatan cantik itu terbuka secara tak sengaja.

"Dimana?"

Bibirnya kembali meracau. Dilihatnya sosok pria yang tengah tertidur pulas. Tangannya yang masih memeluk sesuatu kini mulai memastikan. Ia memegang, mentowel, dan meremas apa yang tangannya sentuh.

"Astaga..."

Lirihnya kemudian ketika ia menyadari bahwa yang ia pegang adalah sebuah lengan yang kekar.

'Apa aku mimpi? Tapi aku tidak asing wajah orang ini...'

Gadis itu terkejut. Mendadak, pria yang tertidur di hadapannya mengeratkan lengannya dan memeluk tubuh mungil si gadis.

'Hah?!! Bagaimana ini??'

Gadis itu memberontak dengan hati-hati. Bagaimana pun caranya, ia harus bebas dan menjauhi pria itu.

Ia pun berbalik badan.

'Ya ampun... Apa lagi ini?'

Sebuah wajah yang tak asing, kembali ia temukan. Gadis itu begitu terkejut, ia bahkan tak mengingat kejadian semalam. Kepalanya pusing. Seingatnya, dia marah kepada Jimin dan kemudian menemukan sebuah kaleng minuman dari balik tirai. Setelah itu, semua ingatannya tampak kabur.

'Tidak! Apa?? Apa yang terjadi semalam?'

'Kenapa aku tidak mengingatnya?'

'Ba-bagaimana aku bisa berada di posisi ini?'

Ia berkecamuk di dalam hati. Sungguh gadis itu menyesal, seharusnya ia tak meminumnya.. iya.. ia tersadar bahwa mungkin saja yang kemarin malam ia minum itu adalah botol minuman beralkohol.

"Apa yang terjadi padaku semalam?! Dan KENAPA AKU BISA TIDUR BERSAMA KEDUA ORANG INIIII?!!!"

Teriak Sohyun cukup kencang.

...............................

"Jelaskan!"

Kim Sohyun marah. Bisa-bisanya Jimin dan Jungkook mengambil kesempatan dimana Sohyun tengah tak sadarkan diri?

Sohyun tak membayangkan kalau dirinya harus tidur bersama kedua pria itu. Bagaimana mungkin??

Impian satu-satunya hanyalah menghabiskan malam bersama Baek Seunghwan. Namun semua berakhir kandas ketika di pagi hari, saat kedua matanya membuka, yang dilihat pertama kali adalah kedua pria tersebut.

"Dengar. Kau mabuk semalam!"

Protes Jimin.

"Aku tau aku mabuk. Tapi bukan berarti kalian bisa--- ew.. menjijikkan sekali kalau aku sampai mengatakan kalimat itu!"

"Hya! Jeon Jungkook! Katakan padaku, kenapa kau menyembunyikan alkohol di dalam asrama? Kau tau peraturannya kan?? Jika kemarin si preman itu menemukannya, bisa benar-benar dibunuhnya aku!"

"Ma-maaf... Aku.. memang menyimpannya untuk diriku sendiri. Aku janji! Aku tidak akan pernah menyembunyikan apapun lagi!"

"Hey! Kenapa kalian jadi asik sendiri?! Jelaskan! Ba-bagaimana kita-- kemarin--- ta-tadi pagi---arghh!"

Jungkook dan Jimin saling menatap, sepertinya mereka sedang berdebat tentang siapa yang akan memberi penjelasan terlebih dahulu.

"Oh.. itu.."

Jungkook ingin berucap, dan tiba-tiba Jimin mengambil alih karena Jungkook tak pandai bicara.

"Kemarin kau tertidur. Kami bingung harus menempatkanmu tidur dimana. Dan juga... Gara-gara kau jatuh, kasur Jungkook jadi rusak. Hanya tersisa satu kasur, yaitu milikku. Aku dan Jungkook sama-sama tidak rela bila kau harus tidur disana. Dan jika salah satu diantara aku dan Jungkook yang menempatinya, rasanya tidak adil. Sofa juga cuma satu, itu pun terlalu kecil untuk ditiduri. Jadi kami..."

"Kami memutuskan untuk tidur di lantai. Membawa alas dan menaruhmu di tengah. Menutupimu dengan selimut agar tak ada yang melihat.. be-begitulah."

Aneh. Penjelasan yang sangat aneh. Meskipun mereka harus mengalah terhadap seorang gadis, mereka tetap tak rela?? Lelaki macam apa mereka itu? Atau jangan-jangan..  itu hanya akal-akalan Jimin dan Jungkook agar mereka bisa tidur dengan Sohyun?

"Jangan berpikir macam-macam! Aku cukup syok melihat seorang gadis asing berada di kamarku semalam. Terlebih.."

Jungkook yang memberanikan diri untuk  membuka mulut, sekarang menjadi fokus Jimin dan Sohyun.

Jungkook ragu untuk melanjutkan kalimatnya. Apalagi, sedari tadi Jimin memelototi matanya.

"Ada apa? Apa ada 'suatu' kejadian semalam?"

Tanya Sohyun penasaran.

"Ohh! Ya Tuhan! Aku ada kuliah pagi! Aku harus segera bersiap!"

"Sial! Aku juga! Aishh!!! Dosen kali ini benar-benar killer. Kalau aku terlambat bisa gawat!"

"Heii! Hei! Kalian mau kemana?? Beri aku penjelasan dulu!! Ini masih belum cukup!"

"Byuntae! Hh... Apa yang sudah mereka lakukan padaku??"

Sohyun menggeleng-gelengkan kepalanya setelah bayangan negatif nan kotor melintasi pikirannya.

"Gila! Gila! Aku sudah gila!"

Sohyun menjambaki rambutnya sendiri. Ia sangat frustasi.

"Tapi....Sebentar. Jam berapa ini?"

"Kenapa aku masih dalam tubuh manusia???"

................................

Suara kran air mengucur dari sebuah bilik kamar mandi pria. Jimin berkaca dan menatap bayangannya sambil tersenyum sendirian.

Tak berapa lama, ia menampar pipinya sendiri. Lalu diulanginya kegiatan mencuci muka yang entah ke berapa kali itu.

"Oh..ho.. Jimin?? Kau kenapa huh?"

"Kenapa rasanya menderita sekali memikirkan kejadian semalam??"

Jimin meringis. Sebuah senyum muncul kembali pada bibirnya.

Plak.

"Hentikan Jim! Ini tidak benar! Astaga... Aku sudah tidak waras hanya karena cewek itu!"

Jimin menghentikan kran airnya dan bergegas keluar dari kamar mandi.

"Park Jimin?"

Jimin berhenti dan melihat Joy sudah ada di belakangnya. Ada apa? Sungguh hal yang tidak biasa.

"Hai, Joy."

Jimin memasang muka dinginnya dan merapikan jaket denimnya.

"Apa kau ada waktu nanti malam?"

"Iya? Maksudku, tidak. Ada apa?"

"Sebenarnya.. aku sedang mencari partner untuk menghadiri pesta perayaan ulang tahun Irene sunbaenim."

"Partner? Apa itu artinya kau sedang menawariku?"

Joy mengangguk.

'Yeah!! Ini yang aku inginkan! Akhirnya.. akhirnya aku punya momen dengan Joy!!!'

"Eoh... Entahlah. Aku tidak berani menjamin apakah nanti malam aku bisa menemanimu. Sebenarnya.. akhir-akhir ini aku terlalu sibuk. Tapi buatmu.. aku akan meluangkan waktuku sebisa mungkin."

"Baiklah. Telepon aku jika kau bersedia. Aku pergi dulu.."

Jimin menatap punggung Joy yang berjalan mulai menjauh.

"Wah!! Apa barusan dia mengajakku menjadi partnernya? Serius?? Aku?!! Taehyung pasti senang mendengarnya!!"

Jimin melonjak kegirangan. Namun, ekspresi wajahnya berubah ketika ia sadar kalau ia menyebut nama Taehyung.

"Taehyung? Huhh.. dia pasti tidak akan pernah peduli lagi padaku. Lupakan si brengsek itu, Jim! Astaga!! Kenapa kau masih mengingatnya setelah apa yang dia lakukan pada sepupumu?"

...............................

"Baguslah aku bisa kabur darisana! Mengerikan!"

"Kau ini kenapa, Kim Sohyun?"

Tanya Namjoon yang kini sedang duduk di sebuah cafe untuk makan siang bersama Sohyun.

"Bayangkan! Aku harus terjebak di sebuah tempat dimana semuanya laki-laki yang tidak punya rasa malu!"

Namjoon terkekeh. Ya jelas saja, itu adalah asrama khusus laki-laki. Tidak akan ada perempuan disana.

"Mereka keluar bertelanjang dada! Bahkan yang baru mandi saja tidak malu membukakan pintu ketika ada temannya yang mau masuk! Apa mereka tidak normal?"

"Eits... Apa-apaan otakmu itu? Kalau kau tinggal di asrama perempuan, mungkin kau juga akan saling bertukar celana dalam bersama! Cewek dan cowok itu sama saja!"

"Tapi aku sungguh tidak sanggup hidup di lingkungan seperti itu, Namjoon!"

"Oh ya! Aku ingat!"

"Kemarin, aku berubah menjadi manusia secara misterius. Dan sampai sekarang.. aku tak kembali ke bentuk kucingku. Apa ini artinya aku sudah bebas dari kutukan??"

Ungkap Sohyun berbinar-binar.

"Kalungmu mana?"

"Kalung? Kalung yang mana?"

Sohyun memeriksa lehernya.

"Oh, tidak! Dimana kalungku?!"

"Itu dia masalahnya! Kau menghilangkannya!"

"Kok bisa? Aku selalu memakainya. Aku pastikan itu!"

"Bisa saja terjatuh kan?"

"Apa dong yang harus aku lakukan sekarang? Apa aku setelah ini akan menjadi kucing selamanya??"

"Tidak. Tenang saja. Sebenarnya aku tidak paham, bagaimana kau bisa bertahan selama ini menjadi manusia. Seharusnya, jika kalung itu hilang, kau akan dalam waktu cepat kembali menjadi Sassy. Tapi ini justru sebaliknya."

"Terus? Bagaimana? Apa yang harus kulakukan?"
























"Kau disini?"

Sohyun dan Namjoon sama-sama menoleh.

"Y-yoon-gi?"

"Aku mencari dan menanyakanmu pada Jimin. Tapi dia bilang tidak bertemu denganmu sama sekali. Apa ini? Kau menyelingkuhi Jimin?"

Ucap Yoongi sembari melirik Namjoon.

"Kalau begitu, aku tidak akan pernah menyesal membuatmu berselingkuh denganku."

Lanjutnya.

"He, apa??"

"Ayo pergi."

"Eh, kemana?"

Yoongi menyeret tangan Sohyun sebelum gadis itu sempat meminta tolong ke Namjoon.

"Wah.. wah Sohyun.. baru jadi kucing sebentar, sudah banyak kucing jantan yang tertarik padamu. Haha.."























To be Continued..

Maafkan daku yang kelamaan update ini cerita. Hehe..

Nih, bonus pict dari si abang ganteng :)


Abang nchim nanya :

"Lanjut nggak?"

Sekian dan kamsahamnida❤️

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro