Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Poin 24 : Shock Factor dan Twist dalam Fiksi

Pemateri : chitradyaries

PENGERTIAN :

SHOCK FACTOR adalah sebuah fragmen atau bagian dari cerita yang mengejutkan pembaca (Ipnu Rinto Nugraha, 2014: 212).

TWIST atau PLOT TWIST adalah perubahan mendadak atau tajam dari arah plot kisah fiksi baik dalam novel, film, serial tv, komik bahkan video game (nulisbuku.com).

HUBUNGAN ANTARA KEDUANYA :

Keduanya memiliki kesamaan, yaitu sama-sama bertujuan untuk menjaga tingkat ketertarikan pembaca, membuat jalinan kisah sulit ditebak, dan memberi sentuhan liku pada fiksi agar tak monoton dan terkesan hidup.

Namun, shock factor dan twist berbeda.

Shock factor dapat dibuat dengan cara mengungkapkan fakta dalam cerita melalui narasi atau penampilan adegan yang biasa, namun memuat detail tak terduga. Shock factor terkesan seperti telah direncanakan dan biasanya memang membuat adegan-adegan sebelumnya mendukung kesan ‘SHOCK’ yang ingin ditampilkan penulis. Selain itu, shock factor hanya memberikan penjelasan yang mengejutkan tanpa menimbulkan plot membelot.

Sedangkan plot twist, sangat mungkin bukan hanya mengejutkan, tapi juga menimbulkan undakan dalam cerita sehingga menimbulkan perbelokan dari plot. Seringkali membuat tokoh fiksi terpaksa melakukan tindakan—kadang di luar kemauannya bahkan refleks sebab himpitan keadaan.

Twist banyak ditemui di fiksi-fiksi bergenre thriller, mystery, fantasy, namun tak menutup kemungkinan banyak tersebar juga di genre romance, chicklit atau genre minim ketegangan lainnya.

Sementara itu, shock factor dan twist sebenarnya merupakan teknik bercerita yang bisa diterapkan di semua genre fiksi. Tulisan yang bagus, akan kurang mengundang minat pembaca jika tak ditambahkan unsur ‘shock’ atau tanpa ‘twist’.

[SANTAI MODE ON]

Cerita kita memang akan jadi, well-well saja tanpa masalah. Akan tetapi, kemampuan penulis mengolah shock dan twist ini yang menjadikannya istimewa.

Kenal dong sama Tere Liye? Sadar kenapa karya beliau banyak disukai? Selain karena dia selalu punya ide-ide fresh yang nggak monoton, dia juga punya kemampuan mengolah shock dan twist jadi fenomena alami dalam setiap tulisannya.

Shock itu ibarat fakta yang hidup tunjukan sama kita.

Dalam fiksi, fakta yang penulis ungkapkan ke pembaca.

Twist, ibarat cobaan hidup yang datang tanpa terduga dan bikin kita terpaksa pilih jalan lain atau bahkan terperosok sampe sejatuh-jatuhnya.

Keduanya bumbu yang bikin alur kisah kita nggak sekadar pacaran-ketemu-menikah-punya anak-jadi kakek nenek-mati—*eh kebalik tuh yang depan. Wk.

Nih, sepanjang-panjangnya sinetron, kadang justru banyak kita temukan shock factor dan twist di dalamnya. Biasanya para penulis skenario sinetron piawai belok-belokin alur dengan banyak twist dan shock sampe akhirnya alurnya jadi panjang seantero jagat raya. Hahaha. Yang kayak gitu juga nggak bener.

Mungkin bikin pembaca shock dan nge’twist gampang. Yang susah itu, menempatkan shock dan twist kita tetap dalam kerangka utuh cerita. Meskipun membelot, tapi tak mengaburkan inti masalah dan ‘premis’ yang mesti dipecahkan.

PENEMPATAN UNSUR TWIST DAN SHOCK DALAM CERITA

SHOCK FACTOR dapat ditempatkan di mana pun dalam tiap bagian cerita. Misalnya dalam bentuk dialog, guyonan atau bahkan narasi. Meski shock ini terkesan mendadak, bukan berarti dapat dibuat tanpa pertimbangan. Jangan sampe kita sok-sok’an mau nge’shock malah bikin cerita jadi ngelantur atau garing. Kayak orang ngelawak aja, kesan lucunya harus sampe.

Shock yang kita buat harus dibangun atas dasar sebab-akibat. Pada prakteknya, bukan hanya menimbulkan kesan ‘terkejut’ tapi juga efek ‘penasaran’yang berkesinambungan dan terus bergerak maju mencapai titik klimaks.

Untuk lebih memahami seperti apa shock factor, simak contoh berikut:

CONTOH 1:

Lisma berlari menyongsong kedatangan ibunya. Lelehan air mata mewakili rindunya yang selama ini terbentang jarak dan waktu. Sepuluh lebaran lebih dua bulan. Perjalanan satu purnama. Ia mendekap erat tubuh renta ibunya kini terasa jauh lebih rapuh dari yang terakhir diingatnya.

Kerutan di wajah yang sering tersenyum itu juga makin banyak. Lisma lebih terisak kala jemari sang ibu membelai lembut pipinya. Saat itu, Lisma sadar bukan hanya ibunya yang banyak berubah. Kini ia telah memiliki buntut. Lagi perutnya sudah membuncit kali kedua.

“Maafkan Ibu, Nak. Sebenarnya Ibu ingin melihat kamu semakin dewasa, melihat kamu menikah dan menemani saat-saat kehamilanmu. Tapi ibu tak bisa melakukannya karena harus mendekam di penjara.” (Modifikasi dari Ipnu Rinto Nugroho, 2014: 213)

CONTOH 2 :

“Orang-orang hanya melihat kulit luarnya saja. Keluarga bahagia, terlihat kompak, selalu tersenyum. Mereka tidak tahu apa yang kami alami di rumah …. Ayahku suka memukul. Jika marah, dia akan memukul kami. Dia juga suka memukul ibu. Tidak terbilang berapa banyak pukulan yang diterima Ibu. Aku kadang menangis melihatnya. Tidak habis pikir kenapa Ibu tetap bertahan mencintai Ayah begitu besar setelah perlakuan kasar yang diterimanya.” (Rindu – Tere Liye halaman 367)

CONTOH 3 :

Rahman mengangkat kepalanya sambil tertawa menatap Aji yang sudah duduk di mejanya. Namun, tawa itu berubah jadi diam ketika Rahman melihat seorang perempuan di samping Aji. Rahman menatap gadis itu dengan tatapan membeku. Pandangannya tidak bisa melepaskan gadis itu beberapa detik.

Moza memperhatikan cara Rahman memandangi perempuan yang duduk di sebelah Aji. Entah kenapa pandangan Rahman kali ini berbeda, tidak pernah Moza ditatap dengan tatapan seperti itu oleh Rahman. (Promise – Tisa TS halaman 164)

TWIST sering digadang-gadang menjadi unsur penentu menarik tidaknya sebuah karya fiksi. Namun, pada prakteknya, tak semua karya fiksi memiliki twist. Dan, belum tentu juga karya yang tidak memiliki twist artinya jelek. Ada jalinan cerita yang hanya lurus pada satu jalur tapi tetap menarik. Tergantung bagaimana cara penulis atau pembuat kisah fiksi menyampaikan ceritanya.

Biasanya, penggunaan twist bisa diganti dengan membuat alur yang menarik sejak dari awalnya. Pembuatan konflik yang matang juga bisa dijadikan alternatif efektif kalau kamu belum pandai membelot-belot sampai di tujuannya.

Ibarat menempuh perjalanan, twist adalah belokan yang sama-sama akan mengantar kamu ke tujuan meski nggak lewat jalan utama. Jalan pintas, jalan lain, jalan tol, apa pun nama jalannya, tujuan twist bukan untuk bikin kamu muter-muter dan justru bingung sampe akhirnya nyasar.

Ingat, mungkin kamu pandai belok-belok, tapi kamu juga harus punya jalan agar tetap sampe tujuan dengan selamat.

Dikutip dari laman nulisbuku.com, ada beberapa jenis twist yang perlu kamu ketahui :

1. Anagnorisis atau Pengungkapan

Satu karakter mengungkapkan bahwa karakter lain adalah ayahnya, dewa, atau musuhnya. Lebih luas, teknik ini memberi pembaca informasi baru untuk menciptakan suspense dan menimbulkan pertanyaan. Teknik ini membuat plot berubah, seringkali mendorong karakter untuk melakukan tindakan.

Contoh : Film Star Wars The Empire Strikes back (George Lucas) dan novel Gone Girl (Gillian Flynn).

2. Unreliable Narrator

Bahwa narator cerita selama ini memanipulasi cerita dan memberi informasi menyesatkan kepada pembaca. Teknik ini digunakan untuk menciptakan suspense, membuat pembaca terus menebak, dan tidak berhenti membaca.

Contoh pada novel : karakter Nick Carraway di The Great Gatsby.

3. Deus ex Machina

Twist ini berupa kemunculan karakter, event, kemampuan atau alat baru untuk menyelesaikan masalah yang tampaknya tidak bisa dipecahkan secara tiba-tiba, dengan cara tak disangka-sangka. Misalnya, protagonis ada di gudang dan dikepung musuh. Namun, tiba-tiba muncul robot menyelamatkannya.

4. Chekhov’s Gun

Pada teknik ini, objek atau karakter yang awalnya tidak berguna, ternyata adalah bagian penting. Kadang, chekov’s gun tidak muncul lagi atau tidak ketahuan manfaatnya sampai nanti tiba di bagian yang signifikan.

Saya pernah menggunaan teknik ini pada bagian pabrik daging samping sekolah di naskah Lunar Eclipse.

5. Non-linear Narrative

Lewat cara ini, karakter dan plot diungkap secara tidak urut kronologi. Teknik ini menyebabkan pembaca harus menyatukan kepingan-kepingan cerita secara berurutan agar bisa mengerti. Twistnya sendiri muncul dari potongan-potongan informasi yang ditahan hingga klimaks.

Twist jenis ini dapat ditemukan di novel The Girl on The Train karya Paula Hawkins. Kebetulan saya juga sedang belajar menggunakan teknik serupa di naskah Lunar Game. Silakan cek untuk menilai seperti apa kurang-lebihnya (promo terselubung).

Selain kelima contoh di atas, masih banyak lagi jenis twist yang mungkin kamu temukan di fiksi-fiksi seluruh dunia.

Terlepas dari jenisnya seperti apa, aku mau bagi-bagi tips cara membuat twist yang baik. Semoga memberi pencerahan padamu yaaa….

1. Twist kadang bukan hanya berfungsi sebagai bumbu penyedap cerita, melainkan juga sebagai jembatan antara konflik dan penyelesaian. Jadi, twist-mu selain membelokkan alur, juga harus berfungsi untuk mempercepat, bukan memperlambat jalan cerita.

2. Kreasikan twistmu! Bisa jadi, twist yang kamu ciptakan itu sebenarnya inti cerita. Sebaliknya, konflik yang dari halaman awal kamu sajikan sebenarnya pengantar atau bahkan hanya pengecoh. Padatkan dengan permainan peran para karaktermu!

3. Seabsurb apa pun twistmu, segila apa pun idenya, tetap harus masuk akal dan tak melenceng dari jalinan logika cerita. Contohnya : kamu menulis novel romance, tapi menjelang akhir, karena ingin membuat twist yang ngagetin, kamu tiba-tiba memunculkan alien yang nyulik si tokoh utama. Kalo yang kayak gini, yang ada jadi cerita judul baru, bukannya bikin alurmu maju menuju klimaks.

4. Twist harus ada fungsinya. Tanpa fungsi atau pengaruh ke cerita, twist-mu nggak akan sukses!

5. Samarkan twistmu! Bisa saja pembaca tetap bisa menebak, tapi usahakan, meski begitu kesan ‘menarik’-nya nggak hilang. Karena kalo hilang, gagallah semuanya.

6. Aku pernah baca karya beberapa pemula di wattpad yang muntahin ide pokok ceritanya di awal cerita. Kayak semacam ngasih sinopsis ke editor. Yang kayak gini jangan ditiru. Lebih tersamar kamu nyajiin twist, lebih bagus. Biarlah kejutan-kejutan mewah di ceritamu itu hanya diketahui mereka yang bersedia menyelaminya halaman demi halaman.

7. Fokus membangun twist yang menarik memang bagus, tapi jangan sampai kamu mengabaikan aspek pembangun cerita yang lain. Karena setiap komponen fiksi itu saling mendukung, kamu harus cermat di semuanya.

Regards,

Chitradyaries

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro