
Poin 10 : Penulisan kau-, ku-, -mu, -ku
Kau- berasal dari kata engkau
Ku- berasal dari kata aku
-mu berasal dari kata dirimu atau kamu
-ku berasal dari kata diriku atau aku
Penulisannya digabung dengan kata kerja dasar, contoh:
Kaupergi
Kubaca
Jika kata kerja sudah memiliki imbuhan, penulisan keempatnya dipisah dengan kata kerja tersebut. Contoh:
Kau menghilang
Aku menyendiri
Membutuhkan dirimu
Lupakan aku
Contoh lain:
Kautinggalkan, kau meninggalkan
Kubersihkan, aku membersihkan
Menghindarimu
Memarahiku
QnA :
Kak Nindya : Yg contoh lain nomer 1. Itu kan berimbuhan, tapi dipisah. Nah, jadi yg digabung itu cuma yg imbuhan depan, kalo yg imbuhan akhir enggak???
Kak Kania : @Nindya Chitra Iya, yang imbuhan awal aja
Kak Nindya : Oke 👍👍
Jadi, patokannya, semua digabung kecuali yg dapet imbuhan akhir?
Kak Kania : @Nindya Chitra Iya, intinya gitu setauku
Kak Nindya : Kalo -nya gimana kania??
Contoh : Tempatnya, suaminya, istrinya. Dll
Gigabung kan ya?
Kak Kania : Iya digabung
Kak Lia : Kak mau tanya kata -pun itu imbuhan? Trus kalo imbuhan, aku bngung ttg digabungin ato enggknya? Misal kamipun itu bner digabung kah?
Kak Kania : Pun itu imbuhan. Penulisannya bisa digabung dan dipisah. Kalau yang digabung itu dia memiliki fungsi sebagai imbuhan, ada 12 kata yang penulisannua digabung. Ada yang penulisannya dipisah, di sini memiliki arti "juga". Kami pun harusnya nulisnya karena artinya kami juga.
Kak Lia : Contoh imbuhan -pun yg digabung ap kak?
Kak Kania : lKalaupun, kendatipun, walaupun, meskipun, bagaimanapun, dll.
Euis : Btw, balik ke -pun itu emang imbuhan ya Kak @Nindya Chitra Kak @カニア ナビラ ファジュリアンティ ?
Kak Kania : Iya, Euis, tapi tidak selalu
Euis : Aku tanya si Mamak barusan, katanya -pun itu bukan imbuhan, tapi partikel😅
Kak Kania : Eh iya partikel, imbuhan itu yang kayak -kah, -lah
Kak Nindya : Kalo menurut kalian, seberapa penting ebi dalam proses penulisan itu?
Kan ada tuh, penulis yg ebi nya oke, tapi ceritanya kurang oke.
Tapi ada juga, yg penguasaan ebinya kurang, tapi ceritanya mantep.
Jadi, mana yg harus diduluin, belajar ebi dulu baru nulis apa nulis aja dulu, ebi belakangan?
Euis : Penting banget kak, karena terkadang sekalipun ceritanya minus di ide tapi kalau EBI-nya rapi tetap aja tertutupi. Tapi coba, kalau idenya udah keren tapi EBI-nya hancur, hasilnya pasti semua bakalan jelek di mata reader.
Kak Nindya : Tapi kalo diksinya oke kan tetep aja bagus. Hayo?
Euis : Aku rasa kak nggak akan ada diksi yang bagus tanpa EBI yang bagus juga😎
Kak Nindya : Gak juga ah. Misalnya diksinya bagus tapi tulisannya salah. Kayak "aku menyukai nya" itu kan tulisannya salah, tapi bunyinya sama aja kan. Gak pengaruh dong.
Euis : Mati kutu. Udah nanya Si Mamak barusan *bawaMamakmulu *plak, iya emang bener kak. Karena diksi itukan pilihan kata, jadi nggak selamanya diksi yg bagus itu diikuti sama EBI yg bagus juga
Kak Kania : Penting karena editor yang profesional biasanya ketika membuka naskah membaca halaman-halaman awal dan udah banyak yang nggak sesuai EBI, itu biasanya udah nggak diterusin lagi bacanya
Euis : Penting banget kak, karena Bahasa Indonesia kan punya tata bahasa. Tata artinya aturan. Jadi kalau tulisannya menggunakan Bahasa Indonesia, harus sesuai sama aturan penulisan yang baik dan benar ala Bahasa Indonesia, yaitu EBI. Hehe ini new version
Kak Nindya : Kania, tips memperbaiki pemahaman ebi dong...
Kak Kania : Rajin-rajin cek KBBI dan baca PUEBI berkali-kali karena kalau cuma sekali nggak bisa langsung paham
Kak Nindya : PUEBi?
Panduan umum ebi ya?
Kak Kania : Iya
Euis : Oiya, aku sering banget keenakan nulis narasi sampai kebawa kata-kata yg seharusnya muncul di dialog. Kayak kata "kan" gitu. Aku mau nanya kalau kata "kan" muncul di narasi. Harusnya diapain? Selain dihapus (kalau ada cara lain mungkin)
Btw, entahlah ini masuk EBI. Tapi aku nggak tau mau nanya apa lagi😅
Kak Kania : Di narasi lebih baik pake kata "bukan" karena narasi lebih baku. Contoh, "Cinta itu tak harus memiliki, bukan?"
Boleh pake "kan" tapi jangan terlalu banyak
Kak Nindya : Kan di dialog euis. Pake kalimat dong contohin kek gimana.
Euis : Dia itu kan sudah mengatakan bahwa ia mencintaiku, jadi kenapa aku harus bingung? (Itu narasi) (pilihan katanya disengaja berhubung malam minggu)😂
Kak Nindya : Oh ngono. Kalo aku sih kata 'itu sama kan' aku apus euis.
Euis : Iya emang kak, kalau untuk kalimat yang aku contohkan itu bisa aja aku hapus. Tapi ada aja kalimat yg kalau dihilangkan kata "kan" itu jadi nggak enak. Bagusnya aku apain? Kalau di-italic gimana?
Kak Nindya : Emang kan kata gak baku ya?
Euis : Iya kak, nggak baku. Soalnya itu bahasa kayak tambahan di dialog gitu
Euis : Intinya bisa ya kak @カニア ナビラ ファジュリアンティ sesekali. Jadi nggak perlu di-italic ya
Kak Kania : @Euis Iya, tergantung narasinya, tergantung konteks kalimatnya
Kak Lena : Kalo kau berlari, mesti disambung apa ga..?
Kak Kania : Enggak karena berlari itu ada imbuhan di depannya. Kata dasarnya lari.
Kak Lena : O ya, Kania..
Mau tanya oot tapi yaa..
Soal kata "tak"
Patokannya apa aja, kata tak yg disambung sama yg ga..?
Kak Kania : @Gustia Mardalena Semua kata "tak" itu dipisah dengan kata di depannya kecuali "takkan", bisa dipisan kalau "tak akan"
Kak Lena : Ok.
Kalo 'takkan' ga perlu dikasih tanda petik satu ditengah kan yah..? Ada yg nulisnya "tak'kan"
Kak Kania : @Gustia Mardalena Nggak usah
Kak Lena : Oot lagi nih..
Kalo misal kata asing yg diitalic. Conthnya :
"Dipublish"
Nulisnya yg bener gimana..?
"Di-publish" publishnya diitalic
Atau
"Dipublish" publishnya italic
Kak Kania : @Gustia Mardalena Dipublikasikan. Itu ada kata B. Indonya jadi nggak pake B. Ing nulisnya
Kak Lena : Ok
Sabtu, 15 April 2017
NOTES :
NO BASH! Saya posting ini semata-mata untuk berbagi. Jadi jika ada yang berbeda pendapat, silakan komentar dengan bahasa yang sopan. Penulis yang baik menghargai pendapat orang lain dan tak segan mengemukakan pendapatnya.
Nb : Maaf atas keterlambatan posting materi. Mohon maklumnya. Terima kasih.
Jendela Kata Writer Community
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro