Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Langit Malam

Kepala Menara Astronomi meminta setiap Garuda untuk menggambarkan rasi bintang yang terlihat di depan rumah masing-masing.

Gambarkan pola tersebut, tuliskan pendapatmu tentang rasi yang terlihat dan bagaimana bentuknya. Jika bintang tidak terlihat, tuliskan saja alasannya.

***

Aku tidak paham dengan segala rasi perbintangan. Namun karena hari ini Kepala Menara Astronomi memberikan materi tentang itu beserta tugasnya, baiklah, akan aku jelaskan sebisaku.

Mengambil selembar perkamen, pena tulis, dan sebotol tinta, aku duduk di meja belajar tepat di depan jendela. Tugasnya diberikan sejak sepulang dari akademi, tetapi aku sengaja mengerjakannya sekarang agar bisa melihat rasi bintang.

Tunggu, langit malam ini cerah sekali. Tanpa awan, bertaburan bintang.

Seharusnya mudah menentukan rasi yang terlihat di malam ini. Namun dari sudut pandangku, semuanya tampak sama saja. Garis bintang apa yang harus kuhubungkan?

Aku menghabiskan waktu selama satu jam untuk menatap langit. Sampai memicingkan mata, bahkan berdiri dengan kepala keluar dari jendela untuk melihat lebih jelas. Namun tetap saja, nihil.

Kupanggil Roh Kupu-kupu, tetapi sepertinya ia sedang beristirahat. Hampir aku menyerah untuk mengerjakan tugas kali ini dan mengarang alasan bahwa langit sedang berkabut tebal sehingga tidak tampak apa-apa. Pada akhirnya, kubaca ulang materi pelajaran serta menentukan apa arah mata angin di posisiku saat ini.

Lalu, kutemukan jawaban.

Jendela kamarku mengarah ke Utara, sepertinya berkaitan dengan Rasi Biduk. Kuamati langit sekali lagi—kali ini menyadari sesuatu. Ah, jadi dilihat dari bintang paling terang, ya?

Sayangnya, menurutku semua bintang sama terangnya.

Kepala Menara Astronomi bilang kalau bentuknya mirip gayung, tetapi ketika kulihat di langit sambil berusaha menghubungkan garisnya, itu lebih tampak seperti pisau daging dengan gagang melengkung.

Tanpa perlu berlama-lama, aku mulai menggambar. Tidak sulit, hanya titik-titik besar dengan jarak tertentu, lalu kuhubungkan dengan garis. Selesai.

Kutatap langit kembali, berpikir sejenak untuk memikirkan pendapatku tentang rasi ini. Setelah kutemukan beberapa kalimat, aku mulai menulis.

"Aku melihat Rasi Biduk karena jendela kamarku menghadap ke arah Utara. Bentuknya sederhana, sangat mudah diingat. Lebih mirip pisau daging ketimbang gayung."

Kurasa begini saja sudah cukup. Kugulung perkamenku, lalu merapikan alat tulisku.

Aku tahu betul cara yang kugunakan untuk melihat rasi bintang adalah salah. Seharusnya, rasi bintang dilihat terlebih dulu, barulah bisa menentukan arah mata angin sesuai posisi. Kuharap Kepala Menara Astronomi tidak marah jika mengetahui caraku mengerjakan tugas.

Teruntuk teman-teman kelasku yang nantinya akan membaca ini, kalau suatu hari nanti kita disuruh untuk bermain menjadi bajak laut, jangan tunjuk aku menjadi navigator, oke? Aku payah, kalian tahu itu. Bisa saja alih-alih menuntun kalian pulang, aku malah menyesatkan kapal menuju Segitiga Bermuda.

Aku rasa itu saja untuk malam ini. Kututup jendela kamar karena angin malam mulai berhembus kencang, menarik gorden, dan bersiap tidur. Meninggalkan bintang Rasi Biduk yang masih berkelip-kelip di langit sana.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro