[ ᴘʀᴏʟᴏɢ ]
Sebelum memulai cerita, ada beberapa catatan dari author Vanilla. Mohon dibaca dengan seksama seperti kalian membaca chat dari doi. Yang doinya tidak nyata, yaudahlah terima kenyataan kalau dia itu gepeng (¯▿¯)
[ 𝙄𝙢𝙥𝙤𝙧𝙩𝙖𝙣𝙩 𝙉𝙤𝙩𝙚𝙨 ]
⦿ Cerita ini tidak berhubungan dengan Dark Light. Meskipun tokoh dan universe yang digunakan masih sama, tetapi cerita ini berdiri sendiri. Bisa dikatakan sebagai spin-off yang mana jika tidak dibaca maka tidak akan ketinggalan cerita utama.
⦿ Time skip 3 tahun. Yukina sudah berusia 18 tahun dan menjadi siswa kelas 3 di UA High School sedangkan Hawks 25 tahun. Ini dimaksudkan agar tidak ada bullying terhadap perbedaan umur mereka mengingat cerita ini bergenre romance. Author sebisa mungkin menulis romance yang "sehat" di sini jadi tolong jangan lagi mempermasalahkan umur mereka dan nikmati saja kisahnya.
⦿ Latar waktu yang digunakan adalah pasca arc Kamino. Jadi, pertarungan antara All Might vs AFO terjadi ketika Yukina dkk kelas 3. Sama seperti alur di anime, dalam cerita ini All Might berhasil mengalahkan AFO kemudian pensiun. Setelah itu, Yukina masih tetap dalam pengawasan UA dan tinggal di asrama bersama teman-temannya.
⦿ Yukina telah memiliki lisensi dan menjadi hero pendatang baru seperti Mt.Lady, hanya saja Yukina masih dalam naungan UA dan belum diizinkan bekerja sendiri apalagi mendirikan agensi.
⦿ Hawks dan Yukina belum pernah bertemu sebelumnya. Hawks hanya tahu Yukina melalui siaran festival olahraga sedangkan Yukina sama sekali tidak mengenal Hawks.
⦿ Ini adalah cerita romance pertama author, jadi mohon maaf jika banyak kesalahan dan cringe. Mana tokohnya sama-sama tiada akhlak pula.
Oke, tanpa banyak ketik lagi, selamat membaca! (*°ー°)ノ
.
.
.
.
.
.
.
.
𝓒𝓪𝓼𝓽𝓵𝓮𝓼 𝓘𝓷 𝓣𝓱𝓮 𝓢𝓴𝔂
[ ᴘʀᴏʟᴏɢ ]
Toshi densetsu (都市伝説), dalam bahasa Indonesia disebut legenda urban. Sebuah mite atau yang beredar dan dipercayai masyarakat secara luas sebagai kebenaran. Begitu banyak legenda urban yang tersebar di Jepang, namun pasca pensiunnya All Might, ada satu rumor yang diduga berpotensi mengganggu kedamaian hidup semua orang.
『 Villain terkejam sepanjang sejarah Jepang, All For One, memiliki seorang anak sebagai penerus kejahatan. 』
Desas-desus itu tersiar dari mulut ke mulut di kalangan hero juga kepolisian, layaknya api besar yang menjalar. Hero dan kepolisian sengaja tidak mengumbar rumor tersebut kepada publik. Selain karena mereka belum punya daya yang cukup untuk menguak kebenarannya, masyarakat saat ini masih syok dengan berita pensiunnya All Might, waswas karena ketidakadaan Simbol Perdamaian yang selama ini melindungi mereka.
Di sisi lain, pihak hero sedang terpuruk akibat pertarungan besar melawan League of Villain ketika penyerangan Kamino. Hero yang berada dalam masa rehabilitasi menyadari bahwa jika villain menyerang lagi, era pahlawan ini akan tamat.
Restorasi dunia kepahlawan Jepang masih berjalan dan terus berlanjut. Agar tidak menimbulkan kepanikan, merahasiakan rumor keberadaan anak All For One dari masyarakat adalah tindakan paling rasional yang dilakukan Komisi Keamanan Pahlawan Publik (KKPP). Setidaknya, untuk saat ini.
Tok! Tok! Suara ketukan pintu itu terdengar lebih keras dari seharusnya karena bergema di lorong yang sepi. Tangan Hawks yang terlapisi sarung coklat gelap masih tertahan pada posisinya.
"Ini Hawks. Saya datang untuk memenuhi panggilan darurat."
Setelah terdengar sahutan yang mempersilakannya masuk, Hawks memutar knop pintu kemudian melangkahkan kakinya ke dalam ruangan. Dua orang dewasa, seorang pria dan wanita yang duduk di sofa panjang terlihat sudah menanti kedatangannya cukup lama.
"Ada apa?" tanya Hawks to the point.
"Duduklah, Hawks. Ini akan menjadi pembicaraan yang panjang," Pria berambut putih yang memakai jas formal itu mempersilakan sang hero muda untuk duduk di sofa seberang. Muncul firasat tidak mengenakkan dalam benak Hawks yang mendudukkan diri di sofa nan empuk.
"Hanya karena All For One sudah dikalahkan, bukan berarti tidak ada ancaman kejahatan lagi."
Mendengar kalimat pembuka dari Presiden KKPP, Hawks sudah dapat menebak kemana arah pembicaraan ini nantinya. "Apa yang Anda maksud adalah ancaman League of Villain?"
"Tidak, ini mungkin lebih membahayakan dari itu," jawab Presiden KKPP. "Sebelum dijebloskan ke Tartarus, All For One mengatakan bahwa sebentar lagi putrinya akan bangkit untuk membalaskan dendamnya."
Mata Hawks membulat sempurna penuh keterkejutan. "Dia punya anak?"
"All For One tidak mengatakan siapa putrinya karena tahu kita pasti akan mengambil langkah untuk menyingkirkannya, tapi ..."
Wanita berambut ash blonde itu menekan remote untuk menayangkan rekaman penyerangan Kamino. All Might bertarung melawan AFO di pabrik Nomu bersama Endeavor dkk sebagai bala bantuan. Tayangan beralih menampilkan markas League of Villain, terjeda pada sosok Yukina.
"... Sepertinya tersangka utamanya sudah jelas."
"Dia 'kan ..." Hawks bergumam lirih.
"Aizawa Yukina, murid kelas 3 U.A. Hero name: Night Nova," sambung Presiden KKPP. "Dia adalah target dalam misimu kali ini. Kau bisa membaca semua informasi dan data diri yang terlampir di sana. Meskipun tidak lengkap, itu lebih baik daripada tidak ada sama sekali."
Hawks yang menatap bosnya disuguhi amplop besar dengan cap "TOP SECRET" berwarna merah terang. Penuturan panjang lebar presiden KKPP menjadi lagu pengiring ketika Hawks membaca dokumen di dalam amplop.
"Ada rumor yang beredar bahwa dia merupakan anak dari All For One. Tentu saja rumor ini tidak muncul dari opini tanpa dasar."
Presiden KKPP itu menjelaskan poin-poin yang menjadikan Yukina tersangka utama. Pertama, Yukina sangat kuat dengan quirk overpower serta kemampuan bertarungnya yang hebat. Jika dia beralih ke kubu villain, tentu saja itu akan merusak kedamaian yang selama ini terjaga. Lagi-lagi hero akan menghadapi ancaman yang lebih menakutkan dari All For One.
Kedua, muncul dugaan bahwa Yukina pernah menjadi villain sebelumnya. Hal ini didukung dari cara bertarungnya yang brutal dan mirip Black Death. Dugaan tersebut diperkuat dengan keberadaan Yukina di Distrik Atsuta saat insiden Maut Hitam.
Terakhir, masa lalu Yukina sangat misterius dan mengundang banyak tanda tanya. Tidak ada yang tahu siapa orang tuanya. Dia sering kali mendapat pertanyaan tentang itu dari wartawan, namun jawabannya tetap sama, "Aku tidak ingat siapa orangtuaku. Aizawa Shota-san menemukanku saat insiden Maut Hitam". Karena ketidakjelasan tersebut tak juga terjawab, banyak teori konspirasi yang melekat padanya.
"Ini tidak masuk akal," Hawks berkomentar tenang. "Night Nova telah banyak berkontribusi terhadap masyarakat juga dunia kepahlawanan, lalu sekarang dia menjadi tersangka kejahatan? Saya pikir dia bukan tipe orang yang mau bersusah payah hanya untuk drama kebaikan seperti ini."
Aizawa Yukina atau dikenal sebagai Night Nova adalah hero pendatang baru terbaik menurut catatan Komisi Kepahlawanan. Dia kuat, mampu memberantas kriminalitas dengan sempurna meskipun bergerak sendiri. Tingkat penerimaannya di masyarakat tergolong tinggi, penampilannya juga menarik. Tak jarang dirinya menduduki peringkat teratas setiap kali diadakan survei kepahlawanan. Rasanya sulit dipercaya jika dia merupakan anak dari penjahat nomor satu se-Jepang.
"Tapi jika benar dia putri All For One, maka ada kemungkinan kekuatan All For One menurun kepadanya. Yang dikhawatirkan adalah All For One dapat mengambil alih kendali tubuhnya atau menyadap indranya untuk mengetahui rencana hero," Presiden KKPP itu menuturkan hipotesisnya.
"Kita perlu mengantisipasi setiap kemungkinkan, termasuk kemungkinan terburuk sekalipun," tambah pria di sebelahnya.
"Hawks, ada tiga hal yang harus kau lakukan dalam misi kali ini."
"Hai'," Hawks menutup mata sejenak, mencoba menjernihkan kepala. Meski ini semua terdengar seperti teori konspirasi yang gila, dia merasa misinya begitu berat, terutama dalam saat-saat seperti ini.
"Pertama, ungkap identitas Aizawa Yukina ini. Buktikan kebenaran rumor yang beredar. Jika memang benar dia bukan putri All For One, misimu selesai."
"Bagaimana jika sebaliknya?"
"Jika dia terbukti memiliki hubungan dengan All For One, koreklah informasi sebanyak mungkin darinya. Kebangkitan All For One, identitas Black Death, rencana League of Villain, atau apapun itu yang berguna."
Hawks merasa napasnya mulai memberat. Misi ini terdengar semakin gila saja. Targetnya adalah gadis berusia 18 tahun, apa yang harus dia lakukan untuk menyelesaikan misi ini? Mendekatinya? Hanya untuk mendapat informasi? Sungguh tindakan yang egois, mendekati seorang gadis demi sebuah informasi. Ah, Hawks merasa seperti pria berengsek sekarang. Hawks mencoba menyingkirkan pikiran waswasnya dengan mengajukan pertanyaan.
"Lalu yang terakhir?"
"Setelah mendapatkan cukup informasi atau jika Yukina ini menunjukkan tanda-tanda membahayakan, maka kau harus mengambil tindakan khusus."
"Tindakan khusus?"
"Bunuh dia."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro