Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

04. beliung & hali


Punya dua anak aja rasanya [Name] ingin langsung minggat, pulang ke rumah orang tuanya. Habisnya kelakukan dua anaknya itu diluar nalar, agak laen gitu.

Belum lagi nanti ada anak ketiga.

"Kak Liung ... Bunda bilang apa sebelumnya?"

"... Ndak boleh belantakin lumah."

"Nah! Terus kenapa sekarang rumahnya berantakan?"

Beliung mengerjapkan matanya beberapa kali, ia menoleh ke kanan dan kiri seolah mencari-cari alasan kenapa rumahnya bisa berantakan sekarang.

Mata Beliung menangkap adiknya, Hali, yang asik bermain di lantai dapur dengan tepung yang sudah jatuh semua ke lantai.

"Tuh! Hali yang nganculin lumah!" Katanya bangga sambil menunjuk ke arah sang adik.

Mana kebetulan banget tepung terigu tumpah ke bawah semua, dan di bawah ada Hali yang asik banget mainin tepung nya.

"A—Hali, kenapa rumahnya diberantakin?"

Memang sulit, ya jika anak ditinggal di rumah berdua saja. Biasanya ada si mbak yang menjaga Beliung dan Hali selama Taufan dan [Name] bekerja, tapi si mbak meminta izin untuk tidak masuk selama satu minggu.

Pusing, deh, [Name].

"Umh~? Kak Iung biang ha-i ini kita jadi penguasa, beyayti Kak Iung cama Ha'i boyeh beyantakin umah, dong?"

Astaga, sebenarnya apa yang anak-anaknya ini mainkan selama ia bekerja?

"Haliii, Bunda kan udah kasih pesan, enggak boleh berantakin rumah selama Bunda sama Papa kerja."

Beliung sama Hali ini sekte Papa-Bunda, guys. Kalo kalian sekte mana? Taufan berani ngubah Ayah-Bunda jadi Papa-Bunda.

Itu asal mulanya dari Taufan yang mau pakai Papa-Mama, tapi [Name] maunya pakai Ayah dan Bunda. Akhirnya jalan keluarnya itu, deh.

Papa-Bunda.

"Ha'i bocan, Bun. Kak Iung juga bocan."

[Name] jadi heran, kenapa anaknya ini sifatnya gak ada mirip-miripnya sama dia? Bener-bener 99% mirip Taufan, [Name] cuma nurunin visual aja, itupun ke Hali. Kalau Beliung udah kayak copy-paste nya Taufan.

"Bunda baru pulang kerja, loh. Sekarang Hali sama Kak Liung nyuruh Bunda beresin semua yang kalian kacauin?"

Keduanya reflek menggeleng,

"Ndak usah! Bunda istilahat aja. Bial Papa Upan aja yang belesin nanti."

Walah, kirain mau mandiri beresin sendiri gitu. Padahal [Name] udah siap-siap terharu.

"Bunda gak yakin kalo yang beresin Papa."

"Iish! Bunda! Papa juga bisa belsih-belsih!"

Ingat, guys. Beliung ya namanya. Anak laki-laki pertama Taufan dan [Name] yang siap ngebela Taufan 24/7 jam. Selalu di pihak Taufan, kalau Taufan disuruh tidur di luar, dia ngikut tidur di luar nemenin Taufan.

"Tapi Papa ndac cebelcih Bunda...."

Nah, kalau yang ini Hali. Anak laki-laki kedua Taufan dan [Name] yang gak mihak siapapun. Mikirnya pake logika aja kalo Hali. Mau Taufan disuruh tidur di luar, dia bakal gak peduli kalo itu hukuman karena punya salah sama istri tercinta alias [Name]. Tapi kalo [Name] minta Taufan tidur di luar padahal Taufan gak ada salah, Hali maju paling depan ngebela bapacknya.

Gak ada yang bela [Name] gitu? ;(

"Tuh, Hali aja paham maksud Bunda."

"Iiih! Tapi Papaaa juga bisa belsih-belsih!"

Keukeuh membela bapack tercinta.

"Biar cepet, deh. Bunda gak suka liat rumah kayak kapal pecah. Sekarang mending Kak Liung bantu Bunda ambil sapu, Hali bantu Bunda ambil elap."

Kelihatan sekali sang ibunda terlihat sedang tak ada tenaga untuk meladeni mereka berdua. Akhirnya keduanya saling lirik lalu mengangguk dan mengerjakan apa yang bunda mereka suruh.

"Demi Bunda!"

"―Plus Papa."

Iya, deh, Beliung.

———— ✧ :-

"PAPAAA PULAANG! Ih, tumben banget rumahnya bersihnya beda."

"PAPAAAAAA!"

Kedua anak lelakinya berlari menghampiri Taufan yang masih membuka sepatu. Beliung langsung menerjang papanya begitu ia sudah merasa jaraknya semakin dekat. Berbeda dengan Hali yang memberi waktu sang ayah untuk membuka sepatu, baru ia peluk kaki kanan ayahnya.

"Beliung, Hali, jauh-jauh dari Papa. Papa bau, belum mandi, baru pulang kerja."

Suara sang ibunda terdengar di telinga mereka, termasuk telinga Taufan. Langsung Taufan menahan anaknya dan malah semakin ditempelkan anak-anaknya ke tubuhnya yang memang sedikit bau itu.

"Enak aja! Aku masih wangi!"

"Huek. Benel kata Bunda, bau." Hali langsung minggir, ia kembali ke tempat bundanya berada. Lebih baik ia membantu sang bunda daripada menempel pada papanya yang bau.

"Iih, Hali jahat sama Papaaa."

Mewek guys Taufan, dia juga agak nyesel karena namain anaknya Hali. Kelakuannya gak jauh beda sama Halilintar walau emang kelakuannya Hali juga mirip sama dia.

"Bundaaaa, cini Ha'i bantu."

"Bocah tiga tahun setengah mending duduk diem di kursi meja makan."

Aduh, [Name]. Niat anakmu kan membantu :(

"Oke, Bunda!"

Ih, tapi tetap nurut, ya, walau digituin bundanya.

"Hali, suruh Papamu sama Kak Liung mandi, Kak Liung belum mandi dari sore. Katanya mau mandi sama Papa."

"Oke, Bunda!"

Hali yang tadi sudah naik kursi, jadi turun lagi untuk melaksanakan perintah Ratu [Name].

"Papaaa, Kak Iuung! Mandiii." Teriaknya dengan suara cempreng khas anak kecil. Hal itu membuat [Name] terkekeh gemas ingin memeluknya sekarang juga.

"Hali gak mau ikut mandi bareng sama Papa juga kayak Kak Liung?"

Sebenarnya, dari hatinya yang paling dalam, Hali ingin mandi bertiga bersama kakak dan papanya. Namun, ia sudah mandi. Akhirnya mata mungilnya itu melirik takut-takut ke arah bundanya yang lagi masak.

"Bun...."

"Iya, boleh. Sana mandi lagi sama Papa, Kak Liung. Bunda tunggu di meja makan."

Langsung bibirnya membuat sebuah senyum cerah nan manis.

"Makaciih Bunda! Cayang Bunda!"

Ia menyempatkan diri berlari ke arah bundanya lalu memeluknya sedetik. Tak lama, dirinya pergi mengejar sang ayah dan kakak yang sudah menuju ke kamar mandi lebih dahulu.

Astaga, anak manis mana ini.

"Taufan, mandinya jangan lama-lama! Terutama Hali, dia udah mandi tadi soalnya!"

"Siap sayang! Urusan mandi biar Papa Upan ambil alih."

Setelah saling berteriak kecil, [Name] ketawa sendiri, aduh, kalau orang liat mungkin ia disangka gila. Padahal ia hanya gemas saja dengan keluarganya ini.

"Dasar, tiga cowok di rumah ini gak ada yang bener semua. Aduh, mana sembilan bulan ke depan bakal ada empat cowok—eh bisa aja cewek, sih."

________

Balik lagi with upan pemeli!

Hayooo mba nem ngisi lagi, setelah hali udah tiga tahun setengah, beliung enam tahun setengah.

Time skipnya di upan ini kayaknya bakal banyak banget, deh 🤔 soalnya anaknya banyak banget juga, nyamain sama time line book saudaranya yang lain juga.

Kalo dari chap 4 ini, udah masuk ke masa halilintar nikahan.

Btwegdgd hali gemes banget, aku pengen nambahin scene halilintar sama hali gandengan jalan bareng gitu 😔😔

See u besok!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro