Sianida
Aku sempat berpikir bahwa lari dari kenyataan adalah pilihan yang sangat tepat. Jika ditanya mengapa, tanyakan pada gadis berambung rebonding sepunggung itu. Selalu dibiarkannya tergerai dan dimainkan oleh angin. Selalu memamerkan senyuman mautnya pada dua lelaki misterius itu. Salah satunya sudah terlebih dahulu diperangkap dan berhasil. Dan yang satunya... Ini menggelikan, sungguh. Seperti biro jodoh saja Feyra sekarang.
Seiven. Seiven Dirlaga, namanya. Lelaki berambut jabrik dengan cekungan ganda di pipi, kini tampak melebarkan bibir. Kedua matanya menatap lurus. Sejurus dengan keberadaanku yang berdiri di ambang pintu serambi Fakultas. Aku menarik napas sebelum melenyapkan diri dari hadapannya. Salah satu lelaki misterius yang kukira gay dan belakangan sering tersenyum tidak jelas. Dan semua senyuman itu... Demi apa pun mengapa selalu mengarah kepadaku?
"Lava! Lavarani Sandriaza!"
Itu... Itu namaku. Tetapi, siapa yang memanggil? Suaranya terdengar asing. Rasanya belum pernah menerobos telingaku. Bukannya berhenti, kaki ini semakin membawa diri menjauh. Namun tiba-tiba saja tangan seseorang hinggap dan... Membalikkan tubuhku.
Adakah... Adakah sianida di sini? Aku ingin meneguknya dengan campuran madu, susu, dan mungkin air. Biar menjadi ramuan baru yang siapa tahu bisa menormalkan denyut jantungku yang menggebu-gebu.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro