Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Can I make a Cookies?

"Kak Upan~ buatkan biskuit~" ini sudah ke-123 kalinya Ice membujuk Taufan untuk membuatkannya biskuit. Taufan yang baru saja selesai daring ingin mengistirahatkan kepalanya dengan tidur di ganggu sepenuhnya oleh Ice.

Sambil tersenyum kecut dirinya menarik tangan Ice menuju dapur.

"Jangan tau makan saja! Kau juga harus pandai membuat biskuit!"

"Hah?"

  Boboiboy milik
Animonsta

Di tulis dalam keadaan ide yang buntu namun tangan sangat ingin menari di atas keyboard

[Can I make a cookies?]
.
.
.
.
.
.
❄HAPPY READING❄

Ice tidak bisa mengingat apa yang terjadi beberapa detik yang lalu. Yang dirinya ingat cuma saat dirinya di tarik paksa oleh Taufan menuju dapur dan seterusnya pikirannya mendadak kosong.

Saat dia sadar kembali, dirinya sudah menggunakan celemek berwarna maroon dan di hadapannya sudah penuh dengan berbagai bahan dan alat untuk membuat biskuit.

Manik birunya menatap sang kakak kedua berusaha meminta penjelasan dan di balas dengan tepukan lembut dari Taufan di kepalanya.

"Akan kuajarkan kau membuat biskuit" Ice mengerjapkan matanya bingung. Bukankah dirinya meminta untuk di buatkan biskuit? Tapi kenapa malah berakhir dirinya yang membuatnya?

"Jangan khawatir Ice~ Aku akan menuntunmu untuk membuat biskuit~" Ice hanya mengangguk patuh dan mengambil mangkuk yang di gunakan untuk mengocok adonannya nanti.

Ice tidak tau kenapa dirinya mendadak jadi penurut dengan Taufan, yang jelas saat ini dirinya merasakan aura gelap dari sang kakak kedua seolah pertanda dirinya tidak boleh menolak.

"Pertama-tama mari kita kenali bahan-bahannya!" Ice mengerjapkan matanya berusaha mencerna kata-kata Taufan. Kini tangannya sudah memegang sebuah buku tulis dan sebuah pena yang akan di gunakan untuk mencatat segala hal yang penting.

Ada satu pertanyaan lagi yang muncul di benak Ice... itu pena sama buku muncul darimana?

"225 gram tepung terigu, 175 gram mentega, 125 gram gula halus, 20 gram coklat bubuk, 1 butir kuning telur, 1 sdm susu bubuk, Coklat chip secukupnya,Kenari cincang secukupnya" tangan Ice bergerak lincah mencatat semua bahan-bahan yang di sebutkan Taufan.

Kini tatapan mata Ice kembali menatap semua bahan-bahan itu dan membandingkannya dengan yang ia catat. Semuanya ada. Namun entah kenapa baginya itu ada yang kurang.

"Gak tambah bawang, kak?" Taufan yang kala itu sedang meminum air minum langsung menyemburkannya. Matanya mendelik horor ketika mendengar salah satu bahan terkutuk dari biskuit Yaya.

"Kalau kau mau mati silakan" Ice terlihat menggelengkan kepalanya sambil cengengesan. Sepertinya tadi dirinya salah bicara.

"Selanjutnya, pisahkan kuning telur dan putih telur... campurkan kuning telur bersama dengan mentega dan gula halus lalu di kocok hingga mengembang" Ice kembali menulis kata-kata Taufan sambil tidak lupa memperhatikan sang kakak yang memperatekkannya.

Dirinya mengernyit bingung ketika melihat Taufan berhenti mengocok adonan dan memberikannya pada dirinya. Taufan hanya terkekeh melihat ekspresi wajah Ice yang menurutnya lucu dan menepuk lembut kepala Ice.

"Cobalah mengocoknya" meskipun agak ragu, Ice pun akhirnya mengocok adonan itu dengan sedikit kasar sehingga menjadi berantakan. Taufan tidak mempermasalahkan hal itu. Yang penting Ice mau membuatnya sendiri.

Setelah adonan mengembang, Taufan meraih bahan-bahan berikutnya sambil mrmberikan instruksi kepada Ice agar terus mengocok adonan itu.

"Setelah mengembang, Selanjutnya masukkan tepung terigu, coklat bubuk dan susu bubuk, sambil dikocok-kocok hingga rata.
Setelah adonan tercampur dengan rata, lalu masukkan chocolate chip dan kenari cincang secukupnya" semuanya terekam jelas di kepala Ice. Jujur saja tangannya sedikit lelah karena terus menerus mengocok adonan itu.

Namun di dalam dirinya seolah-olah ada api yang membara seolah meyakinkan dirinya dengan kata-kata "setelah ini bisa makan biskuit! Dan itu buatanmu sendiri Ice!"

Dan sepertinya Ice mulai melupakan jika semua yang dilakukannya di bantu oleh Taufan.

Semuanya sudah tercampur rata. Kini Taufan mengambil sebuah loyang pipih berbentuk persegi empat yang sudah diolesi mentega.

Tangannya meraih mangkuk berisi adonan tadi dan menuangnya ke loyang satu-satu sehingga membentuk lingkaran pipih kecil.  Ice menatap adonan itu dengan tatapan yang berbinar. Dirinya sudah tidak sabar ingin memakannya.

Tapi dirinya harus menunggu. Jika tidak mungkin bukan biskuit itu yang akan di masukkan ke Oven dan malah dirinya(?).

Adonan yang telah di bentuk itu kini telah di masukkan ke Oven. dan Taufan kembali memberikan materi tambahan soal membuat biskuit kepada Ice.

"Di panggang di dalam oven dengan suhu 150°C hingga berubah warna kecoklatan dan mengembang~ sekarang mari kita tunggu~" Taufan melepaskan celemeknya dan menuju ruang TV sambil menunggu bikuitnya matang. Sedangkan Ice lebih memilih mengamati biskuit itu.

Dirinya ingin tau lebih banyak tentang pengembangan biskuit itu dalam proses pemanggangan. Ice tidak ingat sudah berapa lama dia duduk manis di sana.

Yang jelas kakinya sudah keram dan membuatnya jadi merutuki dirinya yang merenungi biskuit ini terlalu lama.

Tak lama Taufan datang kembali sambil menggunakan sarung tangan Oven. Tangannya menarik loyang itu dan menaruhnya di atas meja. Tangan Ice sudah siap meraih biskuit itu namun dengan sigap di pukul oleh Taufan.

Sang pemilik manik safir menatap Ice dengan tatapan lembut sambil berkata "tunggu dingin ya~" walaupun bagi Ice itu lebih ke tatapan mengancam.

10 menit bagaikan 10 tahun bagi Ice. Dengan sigap tangannya berlari ke dapur untuk mengambil semua biskuit itu dan memakannya. Namun dia terperangah saat melihat ke dapur.

Biskuit yang berada di loyang telah menghilang. Dan di sana terlihat jelas Gempa, Halilintar, Thorn, Solar dan Blaze yang memakan biskuit itu sambil tertawa riang.

Taufan yang baru saja tiba di dapur terlihat terkejut. Namun keterkejutan itu hanya sementara karena dirinya sudah menduga ini akan terjadi. Dengan sigap telinganya dipasangankan earphone dan bersenandung ria menuju kamar. Dirinya tidak ingin terlibat dalam masalah itu.

"GANTI BISKUITKU!!"

END
.
.
.
.
.

OMAKE

"Kocok yang benar!"

"Ck...iya...iya"

"Kak Gem, Ice seram banget"

"Bener tuh!"

"Udah! Cepat bikin biskuitnya sebelum dia tambah marah"

"Hiks... hancur sudah image seorang Solar..."

"Wuish! Ada film horor baru rilis!"*pura-pura gak tau

Mama~ anakmu minjam resep keluarga ya:D

Krista cuma mau bilang...

Tidak sangka followers nya sudah
105 K aja TvT

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro