Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

s-2🍂Sugawara Koushi

"Tuh coklat banyak mau diapain?" Ichi menahan tawa. Melihat ada beberapa bungkus coklat di dalam tas Taka. Oh ok, Ichi ngintip. Dasar tidak sopan.__.

Kini sepasang insan itu duduk di teras belakang rumah kediaman Ryuko. Kenapa gak di kediaman Kiyounara? Gak enak, gangu dua insan lain yang tengah ber-uwu ria:D

"Mau? Makan aja," ujar Taka ringan. Ichi bergumam pelan kemudian menggeleng. Mentang-mentang famous ya ... ya, memang sih namanya juga Ryuko Taka, kalau tidak famous mungkin fansnya pada hilang akal:^

"Gak suka coklat."

"Lah?" Taka yang tadi bermain ponsel menatap lamat Ichi yang terkekeh manis.

"Kurang suka manis," jawab Ichi. Gadis itu tersenyum, menatap Taka yang malah membalas senyum Ichi. Tersadar akan itu, Ichi lantas mengalihkan pandangan kesembarang arah. Percaya tidak percaya wajahnya memanas dengan luar biasa.

"Kenapa fans kamu gak ngasih buah aja, kan enak bisa minta aku," ucap Ichi. Tapi ... sejak kapan kamu suka buah Chi!? Kamu kan sukanya nasi trus dipakein kuah kering:'(
Err.... g-gimana?

"Atau gak keju, biar Tata yang habisin." Lanjut Ichi. Kini Ichi tertawa merasa gemas dengan gadis surai albino si saudari kembar pemuda yang ia cinta ini, gemes pen ngasih keju keorangnya:'(

"Tuh coklat dibikin kue enak kayaknya." Lanjut Ichi sekali lagi.

"Hm... iya," jawab Taka seadanya.

Hening.

Ichi menyergit heran, entah mengapa Taka yang kalem adalah Taka yang asing bagi Ichi.

"Um, Taka kenapa sih? Kayak beda ..." tanya Ichi, sumpah kok gak enak ... Ichi merasa Taka benar-benar berbeda. Apa pemuda itu ada masalah? Ichi merasa khawatir ....

Masing hening. Ichi kini duduk mendekat ke Taka, tangan Taka ia pegang sebelum kemudian Ichi menaruh tangannya sendiri ke dahi dan pipi pemuda itu.

"P-perasaan kamu aja itu mah." Jawab Taka. Taka agak mundur, mengalihkan pandangan jauh kearah lain.

Ichi menghelakan napas, tangannya turun berhenti mengecek suhu pemuda itu. Suhunya normal dan mata pemuda itu tidaklah sayu. Terlihat biasa saja, namun entah mengapa firasat Ichi sedang tak nyaman.

"Beneran gak papa?" tanya Ichi memastikan. Ichi menggenggam tangan pemuda itu, menegaskan akan rasa yang tak ingin ditinggalkan, namun bagi Taka yang diperlakukan seperti itu dirinya merasa jika Ichi begitu mengkhawatirkannya.

Tabiat si gadis, ketika merasa khawatir tangan akan menggenggam menyalurkan kasih sayang lewat kehangatan dua tangan yang bertaut.

"Iyaaa ... kamu merasa aku berbeda? Maaf, mungkin karena tekanan, kamu mengertikan?" ujar Taka. Ichi mengangguk, sirat khawatir di air muka masih terlihat jelas bahkan ada rasa bersalah di sana.

"Yaudah kamu istirahat aku bakal pulang," ucap Ichi. Ia berhenti menggenggam tangan Taka---berniat pulang--- namun baru sekejap Ichi melepas, Taka kembali meraup tangannya membuat Ichi diam balas menatap Taka yang sudah menatapnya begitu dalam.

"Jangan pergi ... "

Deg!

"M-maksudku temani aku, a-- e, kamu bahkan belum minum jadi kita minum dulu sambil makan kue ya," lanjut Taka.

Ichi hanya dapat mengangguk, bahkan ketika pemuda itu masuk ke dalam rumah mengambil kue. ia diam. Sekilas raut wajah beberapa minggu lalu tepat sebelum kecelakaan itu terjadi muncul dihadapan Ichi kembali disuguhkan Taka.

Tubuh gemetar kembali teringat kejadian masa itu.

"Nih, yuk coba buatan kami berdua." Taka datang dengan sepiring kue coklat. Ichi mengangguk, kini berusaha melupakan hal tadi dengan mengambil botol air yang sebelumnya mereka beli sewaktu perjalanan pulang.

"Keren kalian, walau kadang suka tengkar tapi kerja samanya kuat." Ichi memandang takjub, membayang kedua saudara kembar ini yang kerap tak akur namun di balik itu keduanya begitu dekat satu sama lain. Mungkin sebab ikatan saudara kembar.

"Kamu sama kakakmu emang gimana?" tanya Taka.

"Aku sama Uchi jarang tengkar tapi kalau udah tengkar awet. Gitu aja sih."

Ichi berusaha membuka botol air, sedangkan Taka duduk diam memperhetikan.

Taka terkekeh, ia maju, mengambil alih botol yang dipegang Ichi lalu memberikan kembali dengan balasan ucapan terima kasih setelahnya.

"Ah ya Chi, tipe cowok kamu itu gimana?"

Aneh, kenapa hal yang seperti itu malah Taka tanyakan. Secara, dirinya adalah kekasih gadis ini.

"Mmmm ... yang kayak Sugawara Koushi," jawab asal Ichi. Gadis tertawa geli dengan jawabannya sendiri.

"Heh? Dia gak nyataa."

"Yes i know, makanya kan ' yang kayak!!' " Ichi kembali menekankan kata itu.

"Emangnya dia gimana sih jadi kamu suka?" tanya Taka kembali. Kini Ichi nampak bergumam, nampak memilah dan memikirkan alasan apa yang membuatnya menyukai tokoh 2D dari animasi jepang itu.

"Sederhana saja, dia manis, apadanya."

Taka mendengus, mendengar jawab Ichi tentang lelaki yang meluluhkan hati si gadis.

Taka kemudian memajukan diri, mendekat pada Ichi yang juga menatapnya namun heran.

"Kalau gitu pilih Sugawara Koushi atau aku, Ryuko Taka?"

Ha? Kalau bisa dua-duanya kenapa harus sat---

"Tidak keduanya." Jawaban Ichi membuat Taka beraut bingung.

"He?"Ichi terkekeh pahit, tersenyum penuh arti pada Taka yang bingung.

"Keduanya sama-sama famous dan aku tidak mau merasa cemburu," ucap Ichi menyuarakan pendapat. Menjadi kekasih dari orang-orang famous itu harus memiliki mental baja, siap di bandingkan dan dibicarakan oleh mereka yang merupakan fans dari si kekasih. jadi ... pa kabar mental Ichi yang merupakan mental krupuk:>

"Kalau begitu mengapa tidak memilihku? Setidaknya perasaanmu terbalaskan disini."

Taka mendekat, menatap lekat Ichi yang kini membatu. Taka tersenyum dengan tulus.

Tapi kalau menurut yang lihat, selain Ichi tentu saja, senyum Taka kini berupa smirk. Senyum jamet .g.__.

"Aku tidak akan membuatmu cemburu karena aku akan selalu memandang hanya padamu."

...

:')

Bohong, kan?

Kalau seperti ini bagaimana cara seorang Kiyounara Ruichi tak jatuh hati pada seorang Ryuko Taka?

Tolong, itu Ichi sudah tidak bisa membalas..

Ha ha

:'(

Tapi hari ini Ichi agak cerewet ya ....

[🍑]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro