Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

s-2🍂putus

Kalau menurut Ichi, cowok ikemen itu adalah cowok yang pandai bermain musik.

Berbeda lagi dengan Tata, menurutnya cowok ikemen ialah cowok yang perhatian dan pengertian. Selain Taka---sang kembaran, tak ada lagi yang dapat mengerti dirinya.

Mengerti di sini mengarti pada kepekaan tinggi yang dimiliki orang lain untuknya, hanya melihat dari raut minim ekspresi milik Tata orang itu bisa mengetahui apa yang tengah mengganggu pikiran gadis surai albino itu.

Hanya Taka, tak ada lagi yang bisa menyadari itu. Tak ada laki-laki lain yang berhasil menyadari apa yang dipikirkan seorang Ryuko Tata. Hanya Taka.
Kemungkinan, karena keduanya lahir dan terhubung dari ikatan yang begitu kuat.

"Lo ada masalah apalagi sih dek?" Taka memandang saudarinya dalam yang diam dan mengeratkan pegangan pada pulpen yang kini di dalam pegangan.

"Harusnya aku yang nanya, lo kenapa gak jujur sama Ichi-san?" Tata melempar kembali tanya yang membuat Taka tersudut. "Lo bisa bikin Ichi sakit hati Tak," tambah Tata lagi.

Taka yang tadinya berdiribersandar pada pintu kamar Tata menghela nafas. Selanjutnya, pemuda surai albino itu melangkah masuk lebih dalam.

"Ichi-san pasti kecewa sama lo," ucap Tata lagi. Taka menghela napas, ia duduk di kasur saudarinya dengan pandangan kosong menatap Tata dalam.

"Lo juga gak jujur sama Souchi," ucap Taka telak mengenai hati Tata.

"Lo juga bikin Souchi sakit hati."

Hening sesaat sebelum setelahnya helaan nafas meluncur bersamaan dan tawa kecil ketika keduanya menyadari kekompakkan mereka. Tentang betapa kompaknya mereka berlaku egois pada dua orang ber marga Kiyounara ...

"Mereka tidak sepantasnya ikut masuk dalam masalah yang kita hadapi, mereka terlalu bersih."

"Mereka pasti gak bakal tinggal diam waktu tahu apa yang terjadi."

Malam itu keduanya saling pandang, tanpa kata lagi mereka saling bertukar rasa lewat tatapan mata.

"Jadi gimana?" Keduanya berucap bersamaan.

...

_

...

Hari ini dingin, suasananya.

Kiyounara Souchi, pemuda bermanik ruby gelap gradasi ungu itu jalan dalam keheningan. Langkahnya terhenti dengan kernyitan khas tercipta kala telinga gatal mendengar celotehan sensitif tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Tau Ryuko Tata? Anak sastra, sumpah dia tuh sok cantik banget!"

"Tata ya ... tapikan dia memang cantik---"

"Iyaaa tapi sok banget astaga! Sok jual mahal tapi masih aja pada diladenin. Gue gerasa kasian sama cowoknya, masih aja diperjuangin yang kayak gitu."

"Hm, Kiyounara-kun kan? Aahhh harusnya sama gue sih aja dia tuh, udah jelas setia gue ini hehe."

"Geh, ga usah sok kecantikan lo astagaaa!!"

"Tapikan aku emang cantik---eh, Ki-kiyounara--sann?"

Orangnya datang ... baru sadar mereka. Souchi hanya mendengus kecil, kemudian menyunggingkan senyum kecil yang membuat dua gadis tapi salfok tanpa sadar.

"Kenapa? Lanjutin aja gibahnya," ucap Souchi. Pemuda manik ruby ke--unguan itu menyipitkan mata mengintimidasi, ini pertama kalinya dirinya mendengar seseorang bergibah ria, dan parahnya yang di gosipkan adalah sang kekasih.

Souchi, kamu kemana aja? Kenapa baru sekarang, diusiamu yang sudah menginjak pertengahan dua puluh baru dengar orang gibah? Kamu tinggal di gua?

"Makanya---ok gua cabut dulu bye!" Souchi melangkah pergi, wajah pemuda itu kini begitu menyeramkan.

"Ngaca dulu woy, sok banget ngejelekin orang, cantik aja kagak!"

WAW, apa inieh?

Minta digampar?

Sodaranya siapa sih inih!?

Ta, kekasihmu meresahkan!!! Putusin ayo--

"Wuhh ... abang bisa kasar gitu juga ternyata, wkwk..." Ichi bertepuk tangan tepat ketika Souchi berbelok ke kiri lorong.

Sebenarnya Ichi syok karena saudarnya tersebut bisa kasar juga. Padahal biasanya sweet, kecuali pada beberapa orang.

"Dari tadi di situ? Kenapa gak negur mereka?" Muka Souchi bener-bener nyeremin. Masih terlihat kesel, wew ... segitunya!? Itu adekmu syok lho--

"Kalau aku tegur yang ada abang gak tau gimana pandangan orang sama pac--eh, tunangan abang ituu ..." jawab Ichi santai. Ichi menguap kecil, karena kemarin tidak bisa tidur nyenyak.

"Dek," panggil Souchi pada sang adik.

"Hmm?" Ichi menjawab dengan lemah. Ngantuk hehe:)

"Udah sering mereka gitu?"

Ichi menghela nafas, pandangan sendu tertuju pada Souchi yang kini nampak mulai menjinak. Ichi tersenyum kecil dan menepuk-nepuk bahu sang saudara dengan lembut.

"Udah dari dulu lah, abang aja yang gak peka sama lingkungan," jawab Ichi. Makin lama tepukan pada bahu Souchi makin keras, membuat Souchi tanpa sadar menghindar.

"Haa..." pemuda itu menghela nafas. Souchi pula bersandar pada kusen jendela, harinya sejuk agak mendung membuat suasana begitu mewakilkan.

'Baru juga gitu, gimana kalau tau adeknya diperlakuin lebih hina dari itu.'

Ichi menghela nafas lelah.
"Makanya abang jaga Tata bener-bener, dia pasti capek digituin, belum lagi Taka yang belum sembuh ... udah ya, ku mau pulang, abang pulangnya bareng Tata aja."

"Iyya..."

"Udah deh bang, Tata tuh cewek kuat ... Tata gak cerita itu sama abang bukan berarti yang mereka bicarain tentang hubungan kalian itu bener." Ichi mengguncang-guncang tubuh sang saudara, jujur saja gadis itu merasa Souchi sok melankolis. Tadi nyeremin eh sekarang, diam mandang keluar dengan tatapan kek banyak beban.

"Abang lebih kenal Tata dari mereka, mereka mah apaan," ucap Ichi remeh.

"Yang sejenis mereka ituu ... sukanya melihat kesalahan orang lain dan mandang sesuatu sebelah mata, cuman lihat dari satu sudut pandang padahal ada ratusan sudut pandang ... pendek akal," Ichi terkekeh. Souchi yang tadinya mandang langit jadi mandang si adik dengan heran, senyum pula kemudian terulas dengan tangannya mengacak surai Ichi pelan.

"Kenapa adek abang yang mental kerupuk bisa bicara kayak gini, tumben," ucapnya. Ichi mendengus, menepis tangan sang kakak dan memperbaiki rambut gelapnya yang jadi berantakan.

'Ku jadiin sadboy mampus kau,' .y

Ichi mendengus kemudiam melangkah pelan sembari melambai dan berucap, "dah, aku mau pulang ... bai-bai abang Uchi-ku yang biasa aja~"

_

Souchi tersenyum ceria sembari menghampiri Tata yang mengembunyikan wajahnya tertunduk.

Setelah menunggu cukup lama, kini Tata sudah berniat pulang. Souchi memang sengaja menunggu, dan sengaja mengejutkan si gadis oleh karenanya ia tak mengabari Tata terlebih dahulu sehingga membuat Tata yang tak begitu siap dan agak kaget dengan kehadiran Souchi kini.

"Ohayou," sapanya. Tata terkekeh.

"Ini sudah siang Souchi-kun," ucap Tata. Gadis surai albino ini menggeleng kecil, melihat tingkah Souchi yang ...

Yang apa hayo~ wkwk.

"A-- hontou? Kupikir masih pagi, suasananya sangat sejuk seperti pagi hari, terutama saat mataku menemukanmu tersenyum manis seperti sekarang."

Tata merotasikan matanya malas. "Gombal," ucapnya. Souchi tertawa kecil kemudian mengacak surai Tata pelan penuh dengan kasih sayang.

Avv mau juga dong... :'3

"Bukan gombal tapi kenyataan sayang."

"Souchi berhenti, kau membuatku malu," ucap Tata. Namun bukannya berhenti Souchi justru kian menjadi, yang semulanya bersebelahan kini dengan lancang Souchi menghadapkan Tata ke hadapannya, Souchi bahkan dengan sengaja memajukan wajahnya memandang Tata dengan sebuah senyum yang tidak dapat saya deskripsikan. Tangan Souchi naik, memegang sisi wajah Tata lembut.

Woy apa tuh, pegang-pegang anak orang!? //digampar
Jangan ganggu dulu woy!! -orang yang ngegampar
_

"Malu-malu kamu tuh imut tau, fufufu~"

Souchi mulai mengunyel-unyel pipi Tata, sedangkan Tata? Udahlah ... nyawanya ilang jangan tanya kemana:>

Psshhh.

Mendidih! Tata menunduk, menjauh dan melangkah memaksa Souchi berhenti bertindak melebihi batas.

"Udah ayo pulang," ucap Tata ketika Souchi kini menyusulnya.

"kenapa sih kamu malah malu-malu gitu, kayak sama siapa juga," ucap Souchi kemudian tak cukup dengan melakukan hal-hal tadi, pemuda itu kini merangkul gadisnya erat.

"Ngapain harus ngerangkul gitu sih." Tata menghela nafasnya lelah, capek euy.

"Aku tunanganmu, Souchi cuma pengen lebih dekat dengan Tata," jawab Souchi. Souchi yang berkata begitu membuat Tata memandang horor yang bersangkutan, dalam hati Tata teriak. 'Kembalikan Souchi--ku yang kalem!!!'

"S-sou kamu aneh ...,"

"Hmm ...?" Souchi tersenyum, dan Tata masih menatap horor Souchi.

"Sssou, beneran aneh! ... kenapa sih ada masalah apa kamu tiba-tiba jadi kayak gini? Kamu kemasukan jiwanya Azuya-san ya!?" tanya Tata lagi. Kali ini Souchi nampak mengubah rautnya, agak jengkel.

"Kenapa malah dia siihh..." Souchi berucap lirih. Bukan karena apa, hanya saja Azuya adalah sahabatnya yang paling Souchi tidak sukai jika Tata yang membicarakannya.

"Ngomong-ngomong soal Azuya, bagaimana kabarnya sekarang aku sudah lama tidak bertemu dengannya."

"Kenapa malah menanyakan dia, dia tak penting."

"Heee cemburu?"

"Iya."

_

Hujan.

Tata terpaksa nge-stuck di kediaman Kiyounara, udah gitu harus berdua-an saja ... jangan tanya Ichi kemana, dia berada di chapter sebelumnya.

Tata dan Souchi kini memandang hujan, tanpa ada yang berbicara. Keduanya nampak sibuk dengan pikiran masing-masing namun beberapa kali Tata maupun Souchi melirik kecil di tengah keheningan itu.

Hingga Tata melontarkan kalimat yang tak pernah Souchi inginkan meluncur dari bibir kekasihnya itu.

"Sou, kita putus yuk!"


















"Hah!?"

[🍑]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro