s-2🍂masa lalu
"Becanda. Kan?"
Jantung berpacu begitu cepat serta napas ini terasa tercekat. Tatapan entah kosong sebab hilangnya harapan atau apapun yang kini kupikirkan terasa terlalu mengerikan. Ini ... terlalu cepat.
"Nggak, status aku sama Tata tunangan sekarang."
"Oh, selamat ya kalian," kataku. Aku berusaha mengulas senyum entah berhasil atau tidak, sejujurnya akupun tidak tahu. Lantas setelahnya aku melangkah pergi, karena memang aku ingin berangkat menuju kampus.
"Ah, kelupaan?"
Ichi menghelakan napasnya dalam ketenangan lagi, untungnya dirinya baru sampai depan pagar hingga dapat dengan mudah ia kembali berbalik arah masuk dalam rumah mengqmbil barangnya yang malah tertinggal di meja makan. Gadis ini memang kadang-kadang(sering) ceroboh.
"Kamu pengen mereka pisah?" Suara Tata nampak serius, membuat Ichi yang tak sengaja mendengarkan terhenti, menajamkan pendengaran. Siapa yang pisah?
"Gak ada cara lain Ta, dari dulu pilihannya hanya dua, kita atau mereka yang selesai."
Ichi menyugar surainya pelan, kini mulai paham apa yang mereka bicarakan di halaman belakang. Ichi tetap diam, mendengarkan dengan sesekali mengatur napas takut--takut tak sadar menahan napas terlalu lama.
"Kenapa harus mereka? Kenapa bukan kita aja yang mengalah!?"
Tata ...
Ichi tersenyum getir, satu sisi ia memikirkan tentang hubungannya dengan Taka namun di sisi lain pikirannya berkelana jauh.
"Karena aku sayang kamu Ryuko Tata, aku gak mau kita usai gini aja," jawab Souchi dengan nada sudah dalam batas.
__
Ichi melangkah gontai usai kelasnya berakhir, malas tak bertenaga, tak bersemangat semuanya berkumpul dalam tubuh Kiyounara Ruichi yang kini duduk tanpa niat bangkit dalam waktu cukup lama.
Menatap ke arah sungai, melihat adanya benda mengambang di sana seolah pengusir sebuah bosan. Gadis itu menyukainya selama yang mengambang bukanlah sosok manusia, itu mengerikan.
Belum lagi biasan dari langit biru benar-benar pembawa kedamaian. Dari dalam jernihnya air ia bisa melihat pantulan awan yang bergerak perlahan di bawa arus angin.
"Ichi ngapain di sini?"
Ichi melirik sekilas, menatap seseorang yang muncul entah dari mana. Seorang lelaki, dengan surai putihnya yang nampak berantakan mungkin sebab angin.
"Nungguin kamu bangun," jawab Ichi.
Ah sebenarnya lelaki itu tidak muncul secara aneh, namun mereka saling berbelakangan, sama-sama duduk pada pohon yang sama hanya saja berlawanan arah.
"Kenapa?" tanya cowok itu. Ichi menggeleng, tersenyum sendu dengan pandangan lurus menatap air sungai.
"Canda. Aku cuma lagi mengunjungi tempat ini, aku kangen tempat ini dan kenanganya ..."
"Kenangan? Tunggu, maksudmu kamu merindukanku?" Ryuko Taka, lelaki itu terkekeh. Ichi memejamkan matanya dalam, menikmati alunan tawa Taka ....
"Taka, aku mau nanya tentang sesuatu yang konyol sama kamu."
"Apa?"
"Perasaan cinta kamu ke aku, masih bisa di kembaliin lagi gak sih?"
Taka tertawa lagi, dan kali ini Ichi merespon balik. Sakit luar biasa dalam dada gadis itu, ia mengerti maksud tawa itu--
"Perasaan mana bisa di bolak-balik Chi, kamu udah gak berarti apa-apa lagi buat aku."
"Iya ... aku tahu. Walaupun begitu, aku masih sama ..."
"Sama apa?"
"Sama, masih sama kayak dulu gak punya perasaan apa-apa sama kamu."
"Ahaha, kirain kamu udah jatuh cinta sama aku Chi..."
"Ogah, gak mau aku suka sama orang yang pernah ngajakin aku pura-pura pacaran," ucap Ichi. Gadis itu memanyunkan bibirnya seolah jengkel yang mrmbuat Taka bergeser menuju sisi gadis itu dan menepuk kecil kepala Ichi sampai si empu mengaduh.
"Ngaca cantik, kamu juga mau aja tuh aku ajakin."
"Iya iya iya.. tapi gak pa-pa kan aku masih bergantung sama kamu Tak? Aku masih perlu sandaran kalau lagi terpuruk soalnya," ucap Ichi kemudian.
Taka mengangguk kecil. "Gak masalah, aku gak keberatan."
"Thanks, mau peluk ya..." ucap Ichi. Taka terkekeh lagi, merentangkan tangannya memberi ijin Ichi untuk memeluknya.
Ichi memeluk Taka, namun sejujurnya Taka kebingungan dengan sikap gadis itu.
"Kenapa? Ada masalah?" tanya Taka.
Ichi bergumam kecil, mengeratkan pelukannya pada Taka. Sesekali ... keinginan untuk egois membludak. Menginginkan Ryuko Taka yang telah berhasil membuatnya jatuh hati ...
Iya, gadis itu berbohong. Nyatanya, cinta memang tak bisa dengan mudah di bolak-balik. Ia masih sama, mencintai cowok yang sana sedari masa akhir SMA.
"Gak ada masalah, hanya sedang lelah ... aku ingin pelukan," ucap Ichi. Setelah usai Ichi berucap itu, Taka membalas pelukannya. Membawa gadis yang sempat ia perjuangkan mati-matian dalam kehangatan. Keduanya sama-sama berbohong tentang perasaan demi saudara yang begitu di sayang ...
Gadis itu kembali mengeratkan lebih pelukannya, menenggelamkan wajahnya jauh lebih dekat pada Taka, menghirup wangi Taka dalam--dalam. Merasakan ketenangan di sana.
"Sebenarnya kamu kenapa, hm?" tanya Taka sekali lagi, memastikan.
"Cuma capek," gumam Ichi namun masih dapat di dengar jelas oleh Taka.
"Mau makan sesuatu?"
"Hmm ... engga, Ichi cuma mau Taka."
"Oke..."
Hening.
Semilir angin mengalun lembut, keduanya menikmati.
Sebuah ketenangan yang entah bagaimana membuat perasaan Ichi meningkat drastis--
"Taka, kita masih bisa bersama gak sih?"
"Maksudmu Chi?" tanya Taka bingung. Apa maksud kata bersama itu?
"A--iya juga ... kayaknya kita harus selesai, kan? Kita sama-sama gak punya perasaan cinta ke masing-masing. Ahahaha..." jawab Ichi sendiri, gadis itu tertawa dengan luka.
"Kamu gak cinta aku dan aku juga gak, cinta kamu," lanjutnya usai tawa reda. Sesaat ia tersadar, melepaskan pelukan dan bangkit dengan senyum selembut yang gadis itu bisa.
"M-makasih Tak, aku harus pulang ..."
Setelahnya Ichi melangkah dengan luka. Namun sayangnya Taka belum menyadarinya.
"Tunggu dulu Chi!"
Taka bingung. Gadis itu tiba-tiba berbicara begitu, maksudnya apa? Sungguh, apa ... gadis itu berbohong tentang perasaan itu ... gadis itu masih mencintainya, kah?
Tolong, Taka tak ingin berharap lebih lagi. Dirinya sudah lelah.
Taka bangkit, segera menyusul langkah Ichi yang kian melebar tanpa melihat ke arah mana ia melangkah.
Ichi tak peduli lagi ...
Pening bukan main, sekuruh dunia terasa abu-abu kini. Panggilan Taka aku hiraukan sebab sungguh tak sanggup lagi aku mendengarkan apalagi melihat wajah dari seseorang yang sangat aku cintai.
Sulit untukku berbohong, sangat sulit sampai-sampai aku tak bisa lagi menatapnya ...
"ICHI AWAS!!"
//sfx tabrakan(?) Ini gimana bunyinya._.
bruk!
T-tunggu! Apa yang terjadi!? Aku meringis kecil, Taka mendorongku membuatku terjatuh ke sisi lain jalan dengan kasar dan dia, cowok itu kini ...
Ah! Kenapa malah seperti ini!?
Saking syoknya aku tak bisa bangkit lagi, lemas luar biasa. Aku ... ah ini ...
Seharusnya aku yang di sana ...
Harusnya aku yang di tabrak mobil itu, bukan Taka ...
Kenapa kamu masih peduli padaku padahal kamu bilang tak mencintaiku lagi, Taka?
Kamu membuatku semakin dalam mencintaimu ...
[🍑]
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro